Suara.com - "Semanis apapun hidup di negeri orang, masih lebih bahagia jika berada di 'rumah'. 'Rumah' yang saya maksud itu, keluarga," ucap Nanik Suryani, mantan pekerja migran Indonesia yang akhirnya memutuskan untuk pulang setelah bertahun-tahun mencari rezeki di negeri jiran.
Gaji besar yang ia dapatkan di negeri jiran tidak mampu mengobati rasa rindunya kepada keluarga. Namun, ketika ia ingin kembali pulang, kebimbangan menyerang hatinya. Ia takut tak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari jika ia memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Sleman, DI Yogyakarta.
Tahun 2005, Nanik membulatkan tekadnya. Meski dilanda keraguan, ia percaya, Tuhan tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang berusaha semaksimal mungkin.
Doanya terjawab. Saat dalam perjalanan pulang menuju kampung halaman, ia dipertemukan dengan seorang warga Klaten yang memiliki usaha cendol.
Dari perkenalan inilah, Nanik kemudian memulai perjalanannya sebagai pengusaha cendol alami non-gluten.
Usaha Dihantam, Usaha Berkembang
Dengan modal ilmu yang didapat dari kawannya, Nanik kemudian mulai menjajakan dawet buatannya di pinggir jalan tidak jauh lokasi yang nantinya menjadi cikal bakal dari Rumah Sakit JIH (Jogja Internasional Hospital).
“Saya masih ingat betul, pertama kali jualan itu omzet saya 43 gelas dengan harga per gelasnya Rp1.000,” kenang Nanik saat diwawancarai Redaksi Suara.com di kediamannya di Selomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman akhir pekan lalu.
Usaha Nanik bukan berarti mulus terus tanpa tantangan. Belum sampai tiga bulan membuka usaha, Nanik terpaksa pindah lokasi karena terdampak penggusuran.
Baca Juga: Dorong Peningkatan Ekonomi Desa, SIG Bantu Pengembangan UMKM dan Infrastruktur Pertanian
Bukan hanya sekali, usahanya Es Dawet Ireng Wong Ndeso sudah belasan kali pindah lokasi karena berbagai alasan. "Seingat saya, sudah 12 kali pindah karena digusur. Belum termasuk pindah karena alasan lain, seperti kebanjiran saat hujan," terang Nanik.
Salah satu yang dikenang Nanik adalah ia terpaksa pindah lokasi karena usahanya hancur dihantam badai angin. Padahal di lokasi terkait, ia sudah memiliki banyak pelanggan.
"Bagi pelaku usaha, pelanggan itu sudah menandai lokasi langganan. Nah, kalau kita pindah kan tentu harus mulai dari nol lagi. Apalagi waktu itu belum banyak yang pakai hape seperti sekarang," ucap Nanik menceritakan usahanya pada kurun waktu 2005 hingga 2007 tersebut.
Terkait masalah hukum, Nanik menyadari ia harus mendaftarkan usahanya demi legalitas dan mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB).
“Setelah pontang-panting saat itu, akhirnya bisa daftar NIB,” ungkapnya.
COVID-19 dan Pertemuan dengan BRI
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Ignasius Jonan 2 Jam Bertemu Prabowo, Bahas Proyek Kereta Cepat Bareng AHY?
-
Jadwal Pembagian Dividen AVIA, Tembus Rp 600 Miliar untuk Pemegang Saham
-
BRI Peduli dan YBM BRILian Salurkan Bantuan Tanggap Darurat Banjir Sukabumi
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Menkeu Purbaya Sebut Krisis China Tak Mungkin, Singgung Sistem Komunis
-
Menkeu Purbaya Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV Tembus 5,5 Persen
-
Produsen Vaksin Global Bakal Gunakan AI Demi Hadapi Pandemi Berikutnya
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Dukung Ketahanan Pangan di Indonesia Timur, Waskita Karya Kerjakan Jaringan Irigasi di Merauke Papua