Suara.com - Dunia perdagangan batubara RI kembali dihebohkan dengan munculnya dugaan kecurangan dalam bisnis komoditas hitam ini. Kali ini, sorotan tertuju pada perusahaan asal Indonesia, PT Sumber Global Energy Tbk (SGER), yang dituduh melakukan praktik curang dalam pengiriman batubara ke Vietnam.
Dugaan kecurangan ini telah sampai ke telinga Kementerian Perindustrian dan Perdagangan (MOIT) Pemerintah Sosialis Vietnam. Dalam sebuah surat resmi bernomor 2056/CH-AP tertanggal 27 September 2024, MOIT secara resmi meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia untuk ikut campur dalam menyelesaikan perselisihan dagang antara perusahaan Indonesia tersebut dengan importir batubara Vietnam, Danka Minerals Joint Stock Company.
Surat yang kini viral di kalangan pelaku trader batubara yang dilihat Suara.com pada Kamis (7/11/2024) ini berisi permohonan kepada Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, untuk memberikan pertimbangan terbaik terkait kasus tersebut. MOIT Vietnam menjelaskan bahwa Danka telah melakukan sejumlah upaya pendekatan kepada Kementerian Perdagangan RI untuk menyelesaikan permasalahan ini, namun belum membuahkan hasil yang memuaskan.
Dalam suratnya, MOIT Vietnam juga menyebutkan sejumlah dugaan kecurangan yang dilakukan oleh PT Sumber Global Energy, Tbk. Cerita dimulai pada 21 Juni 2024, saat Danka menandatangani kontrak penjualan bernomor 001/SPC/SGE-DK/VI/2024 dengan PT Sumber Global Energy, Tbk (SGE). Nilai konsinyasi tercatat sebesar US$ 4.003.800 (sekitar Rp 63 miliar dengan kurs dolar Rp 15.800.-) untuk 60.000 metrik ton batubara Indonesia (NAR 4.500 Kkal/kg).
Menurut penjelasan MOIT, Danka telah membayar penuh kepada SGE selaku pemasok untuk pesanan di atas. Pembayaran dilakukan berdasarkan sertifikat inspeksi yang diterbitkan oleh PT Anindya Wiraputra Konsult Independent Surveyor and Laboratory, yang berkantor di Gunung Tabur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Namun, ketika dilakukan pemeriksaan kualitas saat kiriman batubara datang di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Vinh Tan 4 (VT4) tertanggal 28 Juli 2024, oleh Vietnam Energy Inspection Corporation, nilai kalori batubara yang sebenarnya hanya sebesar NAR 3.744 Kkal/kg. Artinya, 17,2 persen lebih rendah dari NAR 4.525 Kkal/kg yang tertera pada sertifikat pemeriksaan awal.
Perbedaan substansial dari nilai kalori ini tidak hanya mengakibatkan Danka harus membayar denda sebesar US$ 2.843.111,4279 (sekitar Rp 45 miliar) yang dikenakan oleh VT4. ”Namun juga menyebabkan kerugian cukup besar pada reputasi dan posisi Danka, yang membuat perusahaan berisiko dikucilkan dalam transaksi bisnis di masa depan dengan pembangkit listrik ini,” sambung MOIT.
MOIT khawatir, perselisihan perdagangan antara perusahaan-perusahaan Vietnam dan Indonesia pada umumnya, dan antara Danka dengan PT Sumber Global Energy, Tbk (SGE) pada khususnya, akan berdampak negatif terhadap hubungan perdagangan kedua negara di masa mendatang, apabila perselisihan tersebut tidak terselesaikan.
Merujuk informasi tersebut, Kementerian Perdagangan Vietnam telah meminta kerja sama dengan Kementerian Perdagangan RI menyangkut tiga hal. Pertama, melakukan konsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memverifikasi permasalahan ini. Kedua, membantu upaya Danka untuk memulihkan kerugian keuangannya, apabila laporan Danka mengenai kecurangan perdagangan terbukti benar.
Baca Juga: Vietnam Pernah Bikin Jepang Frustrasi, Taktiknya Bisa Ditiru Timnas Indonesia?
Dan ketiga, menghindari kemungkinan terulangnya kembali kejadian serupa antara perusahaan-perusahaan Vietnam dan Indonesia, yang bergerak di sektor perdagangan batubara pada masa datang. Utamanya dengan meningkatkan kualitas pengawasan terhadap proses titik serah terakhir dari tongkang dibongkar ke Mother Vessel.
”Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam tetap berkomitmen untuk membina hubungan perdagangan bilateral yang kuat dengan Indonesia dan berusaha menyelesaikan masalah ini secara damai dengan memperhatikan prinsip-prinsip keadilan dan transparansi,” pungkas MOIT.
Sementara itu Komisaris Independen Sumber Globay Energy, Erwin Hardiyanto Tedjo yang dikonfirmasi Suara.com justru belum mengetahui adanya surat protes yang dilayangkan pemerintah Vietnam ini.
"Wah saya baru dengar. Coba saya tanya ke legal terkait hal ini," kata Erwin melalui pesan singkatnya.
Diketahui PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) merupakan emiten yang bergerak dalam industri batubara dengan menyediakan sistem penambangan terpadu yang sistematis, mulai dari produksi batu bara yang ramah lingkungan hingga transshipment.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2008 untuk memperdagangkan batubara dari Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur ke pelanggan domestik dan internasional.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Alasan Menteri Maruarar Sirait Minta SLIK OJK Dihapus atau Pemutihan Pinjol
-
Pesan Bahlil untuk Shell dan Vivo: Walaupun Tidak Menjual Bensin, Kebutuhan Rakyat Tersedia
-
BRI Peduli Sumbang Mobil Operasional Demi Peningkatan Mutu Pendidikan
-
Akui Ada Pengajuan Izin Bursa Kripto Baru, OJK: Prosesnya Masih Panjang
-
Saham AS Jeblok, Bitcoin Anjlok ke Level Terendah 7 Bulan!
-
Baru 3,18 Juta Akun Terdaftar, Kemenkeu Wajibkan ASN-TNI-Polri Aktivasi Coretax 31 Desember
-
BUMN-Swasta Mulai Kolaborasi Perkuat Sistem Logistik Nasional
-
IHSG Lesu Imbas Sentimen Global, Apa Saja Saham yang Top Gainers Hari Ini
-
Gaji PNS Naik Tahun Depan? Ini Syarat dari Kemenkeu
-
Menkeu Purbaya Yakin Sisa Anggaran Kementerian 2025 Lebihi Rp 3,5 Triliun