Suara.com - Indonesia telah mengalami beberapa kali pergantian pemerintahan dalam beberapa dekade terakhir. Namun, pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan inklusif masih menjadi tantangan besar.
Meskipun ada upaya-upaya untuk mendorong pertumbuhan, realitanya, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tergolong moderat dan belum mampu membawa negara ini keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap).
Hal tersebut diungkapkan oleh Founder dan Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini dalam acara Core Economic Outlook 2025 di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Sabtu (23/11/2024).
"Perlu lompatan pertumbuhan ekonomi agar Indonesia dapat keluar dari middle income trap," kata Hendri.
Salah satu cara yang ia sarankan agar Indonesia berhasil keluar dari jebakan itu adalah dengan melakukan revitalisasi industri melalui 4 strategi inkulsifitas, sustainabilitas, dan adopsi teknologi.
"Namun strategi ini perlu perencanaan dan pendekatan baru pada kebijakan dan program turunnya dengan mengoptimalkan semua instrumen kebijakan," katanya.
4 strategi itu diantaranya adalah pertama, dengan melakukan harmonisasi kebijakan fiskal, perdagangan, industri dan investasi. Kedua, melakukan hard-soft infrastructure terintegrasi. Ketiga, melakukan revitalisasi industri dan industrilisasi dan keempat adalah dengan melakukan sinergi BUMN, swasta dan UMKM.
"Harus dibangun sinergitas dan kolaborasi BUMN-swasta-UMKM dan koperasi untuk menguatkan struktur industri nasional serta mendorong efisiensi dan daya saing nasional," papar Hendri.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 diprediksi akan melambat. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor, mulai dari melemahnya konsumsi rumah tangga hingga ketidakpastian global.
Baca Juga: Prabowo Ingin Ekonomi RI Terbang 8 Persen, Faktanya Tahun Depan Makin Berat
Menurut studi Economic Outlook 2025 yang dilakukan oleh CORE Indonesia, perlambatan konsumsi rumah tangga disebabkan oleh beberapa faktor, seperti efek setelah pandemi, dominasi sektor informal di pasar tenaga kerja, dan kebijakan ekonomi yang kurang berpihak pada kelas menengah.
"Kelas menengah yang mayoritas sekarang sedang bermasalah akan semakin sulit pulih pada 2025 jika tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan," kata Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohamad Faisal.
Selain konsumsi, investasi juga menjadi sorotan. Meskipun pemerintah gencar mendorong investasi, namun sejumlah kendala seperti ketidakpastian global dan kebijakan yang kurang efisien masih menjadi hambatan.
Akibatnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi hanya akan mencapai 4,8-5% pada tahun 2025. Angka ini jauh di bawah target pemerintah yang ingin mencapai pertumbuhan 8%.
"Namun, kita melihat walaupun jangka dalam 5 tahun berpotensi meningkat, tapi di 2025 belum akan naik signifikan karena selain konsumsi domestik yang rendah juga ada ketidakpastian global, terutama terkait perkembangan terbaru di AS dan konsolidasi pemerintahan yang baru," terangnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Melambung Tinggi, Harga Emas Dunia Bakal Dijual Rp2,18 Juta per Gram
-
Dari Sampah ke Berkah: BRI Peduli Sulap TPS3R Jadi Sumber Inovasi dan Ekonomi Sirkular
-
Tren Belanja Gen Z Lebih Doyan Beli Produk Kecantikan, Milenial Lebih Pilih Bayar Tagihan
-
Pentingnya Surat Keterangan Kerja Agar Pengajuan KPR Disetujui
-
Kurangi Hambatan Non Tarif, Bank Sentral di ASEAN Sepakat Terus Gunakan Mata Uang Lokal
-
Produksi Padi Indonesia Kalah dari Vietnam, Imbas Ketergantungan Pupuk Kimia?
-
Coca Cola PHK 600 Karyawan, Ini Alasannya yang Mengejutkan
-
Jadwal Lanjutan Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Rilis, Usai Drama Ini Tahap Berikutnya
-
Harga Emas Antam Hari Ini Belum Berubah, Masih Dijual Segini Per Gramnya
-
Pecahkan Rekor Dunia, Rumah Miliader Ini Punya Ruangan Salju Dibangun Rp33 Triliun