Suara.com - Jepang sedang menghadapi jurang demografi. Lantaran, populasinya telah menyusut selama 15 tahun berturut-turut, dengan angka kelahiran mencapai rekor terendah 730.000 tahun lalu dan angka kematian mencapai rekor tertinggi 1,58 juta.
Tingkat kesuburan Jepang mencapai titik terendah 1,20 kelahiran yang diharapkan per masa hidup wanita tahun lalu, jauh di bawah tingkat penggantian sebesar 2,1. Sementara itu, proporsi manula berusia 65 tahun atau lebih diperkirakan akan meningkat dari 30 menjadi 40 persen pada tahun itu.
Dilansir Newsweek, Jumat (3/1/2025), krisis demografi Jepang merupakan tanda peringatan bagi sebagian besar Asia Timur. Negara-negara tetangga seperti Korea Selatan dan China juga bergulat dengan angka kesuburan yang anjlok dan angkatan kerja yang menua.
Para analis mengatakan tantangannya bukan hanya terletak pada lebih banyak kebijakan tetapi juga pada peninjauan ulang peran keluarga dan tempat kerja.
Pemerintah telah mengerahkan segala upaya untuk mengatasi masalah ini, mulai dari insentif tunai hingga aplikasi perjodohan. Sejak menjabat pada bulan Oktober, Perdana Menteri Ishiba Shigeru telah mengumumkan serangkaian langkah baru yang ditujukan untuk mendukung keluarga dan mengurangi tekanan pada masyarakat "yang sangat tua".
Tahun ini saja, pemerintah mengalokasikan 5,3 triliun yen (sekitar 34 miliar dollar AS atau Rp558 triliun) untuk membantu keluarga muda.
Selama tiga tahun ke depan, 3,6 triliun yen per tahun atau sekitar Rp357 triliun dikucurkan untuk memperluas tunjangan anak dan meningkatkan dukungan pengasuhan anak dan pendidikan.
Para pejabat berharap langkah-langkah ini akan meyakinkan pasangan bahwa memulai sebuah keluarga tidak harus menjadi pertaruhan finansial.
Baca Juga: Teknologi AI dan Budaya Anti-Korupsi Kunci Utama Atasi Mark Up dalam Anggaran Pemerintah
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!
-
Purbaya Butuh Rp 45 Miliar buat Investasi Teknologi AI di Pelabuhan
-
Tekan Impor LPG, ESDM Buka Wacana Beri Subsidi Penggunaan DME
-
Pengusaha Hotel Hingga Pedagang Pasar Resah Soal Wacana Kebijakan Rokok Baru