Suara.com - Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) mengadakan Diskusi dan Penyerahan Non-Disclosure Agreement (NDA) Rencana Importasi Sapi Perah dari Amerika Serikat.
Kegiatan ini melibatkan Kemenko Pangan RI, Kementerian Pertanian RI, Kementerian Perdagangan RI, Kementerian BUMN (ID Food), Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, dan US Dairy Export Council (USDEC).
Acara ini turut dihadiri oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia yang diwakili oleh Konselor Pertanian Kedutaan Besar AS untuk Indonesia Lisa Ahramjian, Direktur-direktur Industri Perusahaan Susu (IPS) Indonesia seperti Ultrajaya, Nestle Indonesia, Cimory, Frisian Flag Indonesia, Freshland Inovasi Sejahtera, Mayora Indah, dan Greenfields Indonesia.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Bendahara Umum GKSI, Febryanto S.E . Dalam sambutannya, Bendahara Umum GKSI tersebut menyampaikan motivasi mengimpor 100.000 sapi dari Amerika Serikat, rencana unu dilatarbelakangi oleh kondisi bahwa sapi yang ada di indonesia hari ini merupakan hasil persilangan genetik antara sapi lokal dan Frisian Holstein sehingga menghasilkan sapi yang tidak ideal dalam hal menghasilkan susu.
Selain itu, berkurangnya jumlah populasi sapi di Indonesia juga semakin memperparah keadaan dengan adanya Penyakit Mulut dan Kaki yang merebak di tahun 2022 mengakibatkan kematian sekitar 65.000 ekor sapi.
Sehubungan dengan adanya kebutuhan ketersediaan susu dalam program Makan Bergizi Gratis oleh pemerintahan Presiden Prabowo, program impor sapi ini menjadi bentuk nyata komitmen oleh GKSI dalam menyukseskan program pemerintah tersebut dengan memenuhi kebutuhan susu pada program tersebut.
Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi. Pemateri pertama yakni Prof. Dr. Epi Taufiq, S.Pt., MVPH., M. si., (Ahli Susu Lembaga Gizi Nasional), menyatakan bahwa susu merupakan bagian penting yang harus disertakan dalam program pemerintah Makan Bergizi Strategis untuk mengoptimalkan asupan gizi anak bangsa.
Dilanjutkan pemateri kedua, Lisa Ahramjian (Konselor Agrikultur Kedubes AS), dalam penyampaiannya menyebutkan bahwa langkah GKSI telah melakukan langkah awal yang baik karena penting sekali antara AS dan Indonesia untuk bekerjasama dalam bidang-bidang strategis yang ada di pemerintahan.
Menanggapi langkah GKSI tersebut dan penyampaian oleh para pemateri, seluruh tamu undangan yang hadir merespon positif mendukung langkah tersebut.
Baca Juga: Tak Ada Susu di Menu Makan Bergizi Gratis, Warganet Singgung Gibran: Dulu Rajin Bagi-bagi...
Melalui Impor tersebut dinilai dapat memperkuat hubungan dagang antara AS dan Indonesia, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi susu di Indonesia dalam memenuhi berbagai kebutuhan dan permintaan susu di seluruh Indonesia.
Terakhir, kegiatan ditutup dengan penyerahan NDA (Non-Disclosure Agreement) Rencana Importisasi Sapi Perah dari Amerika Serikat lanjut makan malam bersama.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025