Suara.com - Bank Indonesia (BI) menilai ekonomi Amerika Serikat akan makin kuat. Namun tidak bagi India, China hingga Eropa.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI, Juli Budi Winantya mengatakan hal ini dikarenakan ekonomi China , India dan Eropa masih alami tantangan.
" Bank Indonesia melihat kondisi perekonomian terkini baik global maupun domestic Jadi kita melihatnya itu ekonomi global itu semakin divergent," kata Juli dalam pelatihan wartawan di Aceh, Jumat (7/2/2024).
Di satu sisi, ekonomi Amerika Serikat ini tumbuh semakin kuat. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor mendukung. Jadi, dari sisi demand-nya, dari sisi permintahannya, dari masyarakat yang menengah bawah ini ditopang oleh stimulus fiskal.
"Jadi, ada insentif fiskal dari pemerintah yang ini menorong konsumsi masyarakat menengah bawah," katanya.
Buat masyarakat menengah atas juga ada dorongan daya beli yang lebih baik yang datang dari efek kekayaan atau wealth effect akibat kenaikan harga saham dan properti.
" Jadi, dari harga sahamnya yang lebih tinggi, dari harga property yang lebih tinggi, itu ada dorongan dari sisi wealth effect bagi masyarakat," jelasnya.
Di sisi lain, dari sisi produksi, itu juga ada dorongan dari peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas ini datang dari, ini belanja investasi yang dilakukan Amerika Serikat.
"Belanja yang Amerika itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain, dibandingkan dengan Eropa, Jepang, Indonesia, itu jauh lebih tinggi," imbuhnya.
Baca Juga: Akhir Januari 2025, Cadangan Devisa Naik Tipis Hanya Rp 2.554 Triliun
Untuk itu, BI merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS. Namun, di sisi lain, ekonomi negara-negara lain masih menghadapi tantangan.
Eropa pun masih mengalami pelemahan, dengan masalah fiskal di Prancis dan Jerman, sementara Tiongkok masih bergulat dengan sektor properti.
"Di sisi lain, negara lain seperti Eropa itu ekonominya masih lemah, kemudian masih ada masalah terkait dengan fiskal konsolidasi di Prancis, Jerman, dan di Tiongkok juga masih ada yang terkait dengan properti," tandasnya.
Berita Terkait
-
BGN Optimis, Program Makan Bergizi Gratis Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi hingga 8 Persen
-
BGN Minta SPPG Tidak Lagi Menggunakan Makanan Buatan Pabrik Pada Program MBG
-
Tak Hanya Ciptakan Lapangan Kerja, Waka BGN Sebut Program MBG Jalan Tol Pengentasan Kemiskinan
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Melalui Kolaborasi Global di Bali, BKSAP Dukung Penguatan Diplomasi Ekonomi Biru Berkelanjutan
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
Terkini
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
Usulan Kiai ke Prabowo: Bersihkan Jutaan Kayu Gelondongan Bencana Tanpa Bebani APBN!
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Perusahaan RI Bakal Garap Proyek Kabel Laut Jakarta-Manado
-
Baksos Operasi Katarak BCA Bangun Harapan, Buka Jalan Hidup Masyarakat yang Lebih Produktif
-
Kamus Istilah Pegadaian Terlengkap, Mulai dari Marhun hingga Surat Bukti Gadai
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?