Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini Selasa, 18 Maret 2025, mengalami penurunan drastis sebesar 5 persen, menyebabkan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah drastis untuk membekukan perdagangan saham pada sesi pertama.
Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap volatilitas pasar yang ekstrem, yang potensial membahayakan kestabilan keuangan dan investasi di Indonesia.
Kondisi pasar saham yang tiba-tiba merosot ini memicu kekhawatiran di kalangan investor kecil dan besar, dengan banyak pihak mencoba mencari penjelasan mengenai apa yang memicu penurunan tajam tersebut.
Dalam situasi yang tidak menentu, komentar dari Presiden Prabowo Subianto saat berpidato di Pembukaan Sidang Tanwir Muhammadiyah, Rabu (4/12/2024) kembali menjadi sorotan.
Menurut Presiden Prabowo kala itu, kejatuhan pasar saham memang akan berdampak ke para pemain saham di pasar modal.
"Saya nggak punya saham, rakyat di desa-desa juga tidak punya saham. Kalau saham jatuh, iya pemain bursa itu," kata Prabowo kala itu.
Bahkan Presiden Prabowo menyebut, jika masyarakat kecil mencoba untuk ikut bermain saham, maka yang akan didapat justru hanyalah kerugian.
"Kalau main-main saham itu, kalau orang kecil pasti kalah, untuk orang kecil itu biasanya saham sama dengan judi itu. Yang menang itu yang bandar besar, yang kuat ya kan," kata Prabowo.
Pernyataan ini memicu diskusi lebih lanjut mengenai struktur dan keadilan dalam investasi saham di Indonesia, menyoroti pentingnya perlindungan investor kecil dan pemberantasan praktik-praktik yang tidak sehat dalam pasar modal.
Baca Juga: DPR Ramai-ramai Sambangi BEI Imbas Trading Halt
Anjloknya IHSG juga menandakan ketidakstabilan ekonomi yang lebih luas, yang mungkin dipicu oleh faktor eksternal seperti ketegangan geopolitik, perubahan kebijakan moneter global, atau penurunan di sektor-sektor ekonomi kunci.
Kebijakan pembekuan perdagangan yang dilakukan oleh BEI dianggap sebagai langkah yang perlu untuk menstabilkan pasar dan memberikan waktu kepada para investor untuk menilai situasi dan mengambil keputusan investasi dengan lebih hati-hati.
Kondisi ini memaksa investor untuk melakukan aksi jual di berbagai pasar saham, termasuk Indonesia, sebagai langkah antisipatif terhadap risiko yang lebih besar.
Di sisi domestik, ketidakpastian kebijakan pemerintah terkait dengan regulasi ekonomi dan keuangan juga turut mempengaruhi sentimen negatif di kalangan investor.
Hal ini ditambah lagi dengan adanya fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang cenderung melemah, menambah kecemasan di pasar saham.
Pengaruh dari penurunan IHSG ini cukup luas, berpotensi mempengaruhi sektor-sektor ekonomi yang terkait langsung dengan pasar modal.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya yang Dikabarkan Cerai
-
Merger BUMN Karya Tuntas Awal 2026, BP BUMN Ungkap Update Terkini
-
Target Harga BUMI di Tengah Aksi Jual Saham Jelang Tahun Baru
-
HET Beras Mau Dihapus
-
Dana Jaminan Reklamasi 2025 Tembus Rp35 Triliun, Syarat Wajib Sebelum Operasi!
-
Harga Beras Bakal Makin Murah, Stoknya Melimpah di 2026
-
DJP Blokir 33 Rekening Bank hingga Sita Tanah 10 Hektare ke Konglomerat Penunggak Pajak
-
Emiten TRON Perkuat Bisnis Kendaraan Listrik, Jajaki Pengadaan 2.000 Unit EV
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
DJP Kemenkeu Kantongi Rp 3,6 Triliun dari Konglomerat Penunggak Pajak