Suara.com - Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) terus dialami dunia. Apalagi, perang tarif yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump memukul semua lini bisnis di seluruh dunia. Termasuk industri otomotif yang mengurangi produksi mobilnya dikarenakan tingginya tarif yang dibuat oleh Trump.
Tentunya itu berdampak pada kas perusahaan yang makin menipis dikarenakan keuntungan terus menurun. Salah satunya dialami oleh General Motors yang emangkas produksi mobil van pengiriman BrightDrop bertenaga listrik di sebuah pabrik di Kanada.
Perusahaan juga akan menghentikan produksi fasilitas tersebut hingga sebagian besar tahun 2025, perusahaan tersebut mengonfirmasi akan memutuskan kontrak kerja karyawannya. Salah satunya lokasi Pabrik perakitan CAMI di Ingersoll, Ontario mengurangi waktu karyawan bekerja sehingga menghilangkan 500 pekerjaan.
Lantaran pabrik ini telah menghentikan produksinya mulai bulan Mei selama sekitar 20 minggu hingga bulan Oktober.
Disusul perakitan paket baterai di pabrik tersebut juga akan dihentikan pada minggu-minggu tanggal 21 April dan 28 April, menjelang penutupan yang berkepanjangan.
"Penyesuaian ini terkait langsung dengan menanggapi permintaan pasar dan menyeimbangkan kembali inventaris. Produksi BrightDrop dan perakitan baterai EV akan tetap berada di CAMI," kata perwakilan GM dalam sebuah pernyataan melalui email dilansir CNBC International, Kamis (17/12/2025).
Sedangkan Lana Payne, presiden serikat pekerja Kanada Unifor, yang mewakili para pekerja di pabrik tersebut, menggambarkan tindakan phk tersebut sebagai pukulan telak bagi ratusan keluarga pekerja di Ingersoll dan wilayah sekitarnya yang bergantung pada pabrik ini.
"General Motors harus melakukan segala daya untuk mengurangi kehilangan pekerjaan selama masa sulit ini, dan semua tingkat pemerintahan harus mendukung para pekerja otomotif Kanada dan produk buatan Kanada," kata Payne dalam sebuah rilis.
Sementara itu, GM meluncurkan BrightDrop sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki pada tahun 2021, sebelum menggabungkannya ke dalam bisnis armada perusahaan pada tahun 2023. Kemudian menggabungkan BrightDrop ke dalam merek Chevrolet-nya pada tahun 2024.
GM memiliki harapan tinggi untuk menjadikan BrightDrop sebagai bisnis pertumbuhan baru yang menguntungkan bagi pembuat mobil tersebut, tetapi penjualan dan pendapatan tidak memenuhi harapan awal perusahaan. BrightDrop diharapkan menghasilkan pendapatan sebesar $1 miliar pada tahun 2023. GM menolak untuk mengungkapkan pendapatan BrightDrop, tetapi sangat tidak mungkin target tersebut tercapai.
Baca Juga: Lagi, Perusahaan Telekomunikasi Ini PHK 2.000 Karyawannya
Pada tahun 2023 dan 2024, produsen mobil tersebut hanya menjual sekitar 2.000 van listrik, menurut laporan penjualannya. Rencana penghentian produksi ini muncul beberapa minggu setelah laporan Detroit Free Press mengatakan ratusan kendaraan BrightDrop berjejer di tempat penyimpanan di Flint, Michigan.
Unifor mengatakan meskipun GM "telah mengindikasikan tetap berkomitmen pada fasilitas CAMI, dengan peningkatan untuk model tahun 2026, masa depan langsung tetap tidak pasti tanpa dukungan domestik yang lebih kuat dan akses pasar yang adil," mengutip tarif Trump.
"Kenyataannya adalah AS menciptakan kekacauan industri. Tarif yang picik dan penolakan Trump terhadap teknologi EV mengganggu investasi dan membekukan proyeksi pesanan di masa mendatang," kata Payne.
"Ini menciptakan peluang bagi Tiongkok dan produsen mobil asing lainnya untuk mendominasi pasar EV global sementara industri Amerika Utara berisiko tertinggal," tambahnya.
Sementara itu, GM menyatakan bahwa penurunan permintaan kendaraan listrik merupakan salah satu faktor utama di balik keputusan PHK, meskipun pertumbuhan tahun-ke-tahun di segmen kendaraan listrik meningkat hampir dua kali lipat pada Q1 2025. Selain itu, perusahaan besar di seluruh dunia, termasuk di sektor teknologi, manufaktur, dan jasa, telah melakukan PHK massal untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi operasional.
Berita Terkait
-
Manajemen Shell Klaim Tak Ada PHK, Hanya Penyesuaian Operasional SPBU
-
National Australia Bank Pangkas 410 Karyawan, Industri Perbankan Loyo?
-
Sempat Viral Diisukan PHK Massal, Gudang Garam Bongkar Faktanya
-
Banyak Obat Diet Tiruan, Perusahaan Farmasi Ini PHK 9.000 Karyawan
-
Cek Fakta: Benarkah Ada PHK Massal di PT Gudang Garam?
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
9 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Suntik Dana Rp200 Triliun, Menkeu Purbaya ke Para Bos Bank BUMN: Suruh Mikir, Mereka Orang Pintar!
-
Terbongkar! Tangan Kanan Akui Shin Tae-yong Memang Punya Masalah dengan Mees Hilgers
-
Intip Statistik Jay Idzes saat Sassuolo Hajar Lazio, Irak dan Arab Saudi Bisa Ketar-ketir
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Puncaki Save Terbanyak Serie A
Terkini
-
Menkeu Purbaya Bakal Sisir Pajak Kakap, Cari Kebocoran
-
Suntik Dana Rp200 Triliun, Menkeu Purbaya ke Para Bos Bank BUMN: Suruh Mikir, Mereka Orang Pintar!
-
Terus Merugi, Elon Musk Habiskan Uang Rp 16,4 Triliun Buat Beli Saham Tesla
-
Gara-gara Ini, Harga Mobil Jepang dan Korsel Naik 15 Persen
-
Manajemen Shell Klaim Tak Ada PHK, Hanya Penyesuaian Operasional SPBU
-
Pakar Beberkan Sumber Celah Kebocoran Dana RDN Sekuritas
-
Perbankan Ini Buka 1.000 Lowongan Kerja di Eropa, Minat Kirim CV?
-
Orang Kaya Mulai Demen Investasi Emas Dibandingkan Simpan Uang
-
4 Tips Memilih Tandon Air yang Tepat untuk Rumah Anda, Kenali Masing-Masing Bahan
-
Prabowo Bakal Hadiri Peluncuran 25 Ribu Rumah Subsidi di Bogor, Bunga KPR Tetap 5 Persen