Suara.com - Bank Indonesia menyelenggarakan International Conference and Call for Papers Journal of Central Banking Law and Institutions (ICFP-JCLI) ke-3.
Acara ini mengusung tema Transformasi Artificial Intelligence (AI) di Sektor Keuangan, dan menyoroti dampak AI terhadap inovasi produk keuangan, serta pengelolaan kelembagaan dan sumber daya di era keuangan digital serta regulasi, tata kelola, dan peran bank sentral.
Dalam sambutannya, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, mengatakan bahwa besarnya manfaat dan urgensi pemanfaatan AI di sektor keuangan perlu disertai dengan mitigasi risiko.
Karena itu, menekankan pentingnya memastikan transparansi dan keterjelasan, tata kelola dan akuntabilitas yang kuat, keandalan dan ketangguhan sistem, prinsip keadilan dan etika, serta perlindungan privasi data dan hak-hak konsumen.
“Prinsip-prinsip ini, meskipun sudah dikenal dalam regulasi keuangan yang ada, harus diadaptasi dengan cermat terhadap karakteristik AI yang unik“, ujar Juda di Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Selanjutnya, Juda juga menegaskan bahwa terdapat empat strategi utama yang perlu diadopsi untuk memastikan pemanfaatan AI dalam mendorong transformasi di sektor keuangan. Pertama, penguatan kerangka tata kelola. Kedua, peningkatan manajemen risiko yang lebih komprehensif. Ketiga, pengelolaan data yang kuat untuk menjaga integritas dan privasi informasi. Keempat, perhatian serius terhadap risiko yang berasal dari keterlibatan pihak ketiga, yang dapat berpotensi menghadirkan kerentanan sistemik baru.
Dalam konferensi ini, para pembicara dari kalangan akademisi dan praktisi dalam dan luar negeri turut memberikan pemaparan mendalam untuk mendorong transformasi AI di sektor keuangan, dengan menekankan pentingnya penerapan tata kelola yang baik, prinsip etika, serta kesiapan industri dalam menghadapi perkembangan teknologi.
Call for Papers JCLI tahun ini berhasil menjaring 258 paper dari para penulis di 30 negara, yang berasal dari kawasan Asia, Eropa, dan Afrika. Call for Paper ini diharapkan dapat menjadi wadah eksplorasi ide-ide baru yang relevan dengan isu terkini, khususnya dalam penyusunan kebijakan, pengembangan industri, serta kemajuan ilmu pengetahuan.
Sebagai informasi,ICFP-JCLI 2025 mempertemukan para peneliti, akademisi, dan praktisi di bidang hukum, kelembagaan, kebanksentralan, hingga ekonomi dan keuangan digital dari berbagai negara.
Baca Juga: Survei BI Laporkan Penyaluran Kredit Anjlok, Ini Penyebabnya
Selain itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengatakan AI merupakan kekuatan transformasional dalam teknologi modern mencakup kemampuan meniru kecerdasan manusia melalui mesin dan perangkat lunak, termasuk di sektor perbankan.
Mengutip laporan Fortune Business Insight tahun 2023, Dian menyebutkan sektor yang paling banyak mengadopsi AI secara global adalah teknologi informasi dan telekomunikasi, jasa keuangan, serta industri otomotif.
"Memang secara mengejutkan sektor perbankan termasuk salah satu yang paling cepat bertransformasi, ini meskipun secara historikal dikenal konservatif dan sangat mengedepankan prinsip kehati-hatian kemudian regulasi ketat dan stabilitas," katanya.
Dia menilai, hal tersebut dapat dimengerti sebab AI dapat memperluas customer experience, mendorong efisiensi, hingga meningkatkan kualitas manajemen risiko termasuk untuk tujuan fraud detection credit risk assessment dan regulatory compliance.
"Saya kira tidak ada satu pun kegiatan atau aktivitas perbankan kita yang tidak disentuh oleh artificial intelligence ini, hampir sama dengan manusia yang hampir bisa menyentuh semua aspek kehidupan kita di perbankan," imbuhnya.
Berdasarkan laporan yang sama, Dian menyebutkan sekitar 80 persen bank di dunia menyadari potensi machine learning sebagai bagian dari AI untuk menghemat biaya operasional.
Berita Terkait
- 
            
              Studio Jepang Desak OpenAI Hentikan Penggunaan Konten Anime di Sora 2, Kenapa?
 - 
            
              Telkom Indonesia Bersinergi dengan Kampus Mendorong Transformasi Digital Berbasis AI
 - 
            
              Bos Bank Indonesia : Ruang Penurunan Suku Bunga Masih Terbuka
 - 
            
              Performative Reading: Yakin Betulan Bookworm?
 - 
            
              Produsen Vaksin Global Bakal Gunakan AI Demi Hadapi Pandemi Berikutnya
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
 - 
            
              Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
 - 
            
              Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
 - 
            
              Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
 - 
            
              Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
 - 
            
              Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
 - 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD