Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan tren penguatannya pada perdagangan Rabu 30 April 2025, meskipun sejumlah sinyal teknikal mulai mengindikasikan potensi terjadinya koreksi jangka pendek.
Secara teknikal, IHSG tercatat kembali membentuk pola doji star untuk kedua kalinya dalam dua hari berturut-turut, yang secara teknikal merupakan sinyal awal dari potensi minor bullish reversal.
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, menyatakan bahwa formasi teknikal tersebut perlu dicermati oleh pelaku pasar, terutama mengingat posisi IHSG yang mendekati area resistance di level 6.800.
“Kami melihat adanya peluang 50-50 bagi IHSG untuk menguji level 6770 pada Rabu (30/4), dengan catatan volume dan value transaksi masih terjaga solid sebagaimana yang terlihat pada perdagangan Selasa 29 April 2025," ujarnya dalam riset harian Phintraco Sekuritas, Rabu (30/4/2025).
Namun demikian, Valdy menambahkan bahwa validasi terhadap potensi minor reversal akan semakin kuat jika IHSG mengalami pullback signifikan ke kisaran support di 6.700. Oleh karena itu, arah pergerakan indeks masih bersifat spekulatif dan memerlukan konfirmasi dari sisi teknikal dan sentimen pasar global.
Dari sisi eksternal, pasar global menunjukkan pergerakan yang cenderung positif. Indeks-indeks utama di Wall Street melanjutkan tren penguatannya pada Selasa 29 April 2025, dengan masing-masing mencatat kenaikan lebih dari 0.5 persen. Sentimen positif tersebut muncul seiring meningkatnya optimisme terhadap tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan sejumlah negara mitra.
Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, mengisyaratkan bahwa perjanjian dagang dengan beberapa negara telah mencapai tahap final. India disebut-sebut sebagai negara pertama yang berhasil menyepakati deal tersebut. Dampak positif dari kabar ini terlihat pada penguatan saham-saham emiten besar seperti Apple dan General Motors yang sebelumnya terdampak oleh perang dagang.
Sementara itu, pelaku pasar juga tengah menantikan laporan kinerja keuangan kuartal I-2025 dari sejumlah perusahaan teknologi raksasa seperti Amazon, Meta, dan Microsoft, yang diperkirakan akan menjadi katalis penggerak pasar dalam beberapa hari ke depan.
Dari sisi makroekonomi, perhatian investor tertuju pada data indeks harga pengeluaran personal (PCE Price Index) AS untuk Maret 2025 yang dijadwalkan rilis hari ini. Data tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi tahunan melandai ke 2.2 persen dari 2.5 persen pada bulan sebelumnya. Menurut Valdy Kurniawan, tren penurunan inflasi ini semakin memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Baca Juga: Emiten AVIA Catat Penjualan Rp2 Triliun di Kuartal I 2025, Laba Naik!
"Jika inflasi terus menunjukkan penurunan dan sentimen global mendukung, tekanan terhadap IHSG akan semakin berkurang. Namun, pelaku pasar juga tetap harus mencermati potensi risiko dari sisi Asia, khususnya Tiongkok," jelas Valdy.
Hal ini merujuk pada data Caixin Manufacturing PMI Tiongkok untuk April 2025 yang diproyeksikan turun ke 50.2 dari 51.2. Penurunan ini menunjukkan potensi perlambatan aktivitas manufaktur akibat dampak perang dagang yang masih berlangsung, dan dapat mendorong Tiongkok untuk segera menjalin kesepakatan dagang baru dengan AS demi menstabilkan ekonominya.
Dalam situasi yang penuh dengan dinamika seperti ini, investor disarankan tetap selektif dalam memilih saham. Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham pilihan yang dinilai memiliki fundamental kuat dan berpotensi menguat dalam jangka pendek. Saham-saham tersebut adalah PGAS, AMRT, SIDO, ERAA, dan TLKM.
ValdyK menegaskan bahwa strategi perdagangan jangka pendek tetap perlu memperhatikan level pivot IHSG di 6.750. "Selama IHSG tidak turun di bawah support 6.700, peluang rebound masih terbuka. Namun jika breakdown terjadi, koreksi lanjutan bisa saja terjadi," pungkasnya
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Bansos Beras Lanjut, 18 Juta Keluarga Dapat Beras 10 Kg pada Oktober-November
-
Harapan Buruh pada Menkeu Purbaya: Jangan Naikkan Cukai Rokok!
-
OJK Akui Mayoritas Bank Revisi Target Jadi Lebih Konservatif, Ekonomi Belum Menentu?
-
Pertamina Berhasil Reduksi 1 Juta Ton Emisi Karbon, Disebut Sebagai Pelopor Industri Hijau
-
Pemerintah Dorong Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pengusaha UMKM, Dukung UMKM Naik Kelas
-
Rp11 Miliar untuk Mimpi Anak Morosi: Sekolah Baru, Harapan Baru
-
Dulu Joao Mota Ngeluh, Ternyata Kini Agrinas Pangan Nusantara Sudah Punya Anggaran
-
Kekhawatiran Buruh Banyak PHK Jika Menkeu Purbaya Putuskan Kenaikan Cukai
-
Investor Mulai Percaya Kebijakan Menkeu Purbaya, IHSG Meroket
-
Resmi! DPR Setuju Anggaran Kemenag 2026 Naik Jadi Rp8,8 Triliun