Ketegangan geopolitik turut memperkuat permintaan terhadap emas. Gagalnya kesepakatan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina, serta meningkatnya konflik di Timur Tengah, memicu kekhawatiran investor, yang mendorong mereka untuk mengalihkan aset ke logam mulia.
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia, turun 0,21 persen ke level 100,17, meski masih berada di atas level terendah harian 100,06. Penurunan ini memperkuat daya tarik emas yang dihargakan dalam dolar, membuatnya lebih murah bagi pembeli luar negeri.
Presiden Fed St. Louis Alberto Musalem menambahkan bahwa apabila ekspektasi inflasi tidak terkendali, maka kebijakan Fed akan lebih difokuskan pada stabilitas harga. Ia juga menekankan bahwa ketidakpastian terhadap dampak tarif apakah bersifat sementara atau berkelanjutan masih menjadi tantangan kebijakan.
Moody's, dalam laporan penurunan peringkat pekan lalu, menyoroti lebih dari satu dekade kurangnya tindakan efektif dari pemerintah dan Kongres AS dalam mengelola anggaran, yang pada akhirnya memperburuk posisi fiskal negara tersebut. Hal ini meningkatkan kekhawatiran atas keberlanjutan utang jangka panjang AS.
Dalam konteks tersebut, sejumlah bank besar optimistis terhadap prospek jangka panjang harga emas. Goldman Sachs memproyeksikan harga emas akan mencapai rata-rata USD3.700 per ons pada akhir tahun ini, dan bahkan menembus USD4.000 pada pertengahan 2026.
Dari sisi teknikal, harga emas diperkirakan akan melanjutkan tren penguatannya dan membatalkan pola grafik 'double top' yang sempat muncul lima hari lalu. Dengan momentum yang berpihak kepada pembeli, sebagaimana ditunjukkan oleh Indeks Kekuatan Relatif (RSI), emas berpeluang menembus level USD3.300 dalam waktu dekat.
Jika level ini terlewati, maka resistensi berikutnya berada pada level psikologis USD 3.350, disusul oleh USD3.400 dan puncak 7 Mei di USD 3.438. Jika terus menanjak, target jangka menengah adalah USD 3.500.
Namun, jika harga emas gagal mempertahankan level di atas USD 3.250, maka level support terdekat berada di USD 3.200, dengan Simple Moving Average (SMA) 50 hari di USD 3.176 sebagai penyangga berikutnya. Penurunan lebih dalam akan menguji support utama di USD 3.100.
Untuk minggu ini, pasar akan mencermati berbagai indikator ekonomi penting seperti pidato pejabat The Fed, data PMI Flash, data sektor perumahan, dan angka Klaim Pengangguran Awal, yang semuanya berpotensi menjadi pemicu volatilitas harga emas.
Baca Juga: Harga Emas Antam Suram Hari Ini, Turun Menjadi Rp 1.871.000/Gram
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Telkom Bantu Tumbuh Kembang UMKM di Kota Pekalongan, Beberapa Produknya telah Mendunia
-
BTN Sudah Salurkan 129.687 KPR Subsidi
-
Seluruh Pekerja PT Freeport Indonesia Tertimbun Longsor Sudah Ditemukan, Begini Kondisinya
-
OJK: Peluang Kecanggihan Teknologi Infomasi di Industri Keuangan, Apa Untungnya?
-
Berkomitmen pada Keberlanjutan, Brantas Abipraya Meraih Platinum Award CSRSDGESG 2025
-
Rupiah Dibuka Demam Lawan Dolar Pada Perdagangan Hari Ini, Sentuh Level Rp 16.591
-
IHSG Dibuka Menghijau, Tiga Saham Bank Ini Malah Berwarna Merah
-
PLTS Terapung di Waduk Saguling Mulai Dibangun, Bisa Suplai Listrik 50 Ribu Rumah
-
OPEC+ Ngotot Tambah Produksi 137 Ribu BPH, Pasar Panik!
-
Ekonom Sarankan Pemerintah Beri Diskon Tarif Listrik Lagi Demi Daya Beli