Bila menilik sejarah, pada tahun 1000 Masehi, wilayah Nusantara belum memiliki sistem mata uang seperti sekarang.
Namun, kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya, Medang Kamulan, hingga Mataram Kuno telah mengenal alat tukar dalam bentuk logam.
Beberapa temuan arkeologi menunjukkan adanya keping emas kecil, potongan perunggu, serta logam perak dengan tulisan aksara kuno seperti Pallawa atau Nagari. Keping emas kecil tersebut dikenal dengan istilah ma atau masa.
Meski tidak mencantumkan tahun pembuatan secara eksplisit, para ahli memperkirakan benda-benda tersebut berasal dari abad ke-10 hingga ke-11 Masehi, yang kerap disebut sebagai “koin tahun 1000” oleh masyarakat awam.
Jenis Koin Kuno dari Era Tersebut
Beberapa jenis koin kuno dari masa tersebut meliputi koin emas ma, keping logam perunggu dari kerajaan Medang, hingga uang-uang logam kecil yang ditemukan di situs arkeologi seperti di Jawa Timur dan Sumatera Selatan.
Di kemudian hari, muncul juga jenis gobog wayang yang populer di era Majapahit, meskipun usianya lebih muda dibanding era tahun 1000.
Gobog wayang sendiri sering disalah artikan sebagai peninggalan dari abad ke-10, padahal sebagian besar berasal dari masa Majapahit hingga Mataram Islam, atau sekitar abad ke-13 hingga ke-17.
Harga Koin Kuno di Pasaran Kolektor
Berbicara soal harga, nilai koin kuno dari masa sekitar tahun 1000 sangat bergantung pada keaslian, kondisi, kelangkaan, dan permintaan pasar.
Misalnya, koin emas ma dengan berat sekitar 0,5 gram bisa dihargai mulai dari Rp 500 ribu hingga lebih dari Rp 1,5 juta per keping, tergantung pada bentuk dan kualitasnya.
Baca Juga: Koin Berusia 2.000 Tahun Senilai Rp14,8 Miliar Dikembalikan ke Israel
Sementara itu, keping perunggu yang diyakini berasal dari era Medang atau Sriwijaya bisa dibanderol antara Rp300 ribu hingga Rp800 ribu.
Koin perak dengan aksara kuno yang lebih langka bahkan bisa mencapai harga Rp2 juta, terutama jika detail ukiran dan bentuknya masih terjaga dengan baik.
Sedangkan gobog wayang yang banyak beredar di pasar antik umumnya dijual dengan harga yang lebih terjangkau, mulai dari Rp100 ribu hingga Rp500 ribu per keping, tergantung motif dan kondisi.
Jika tertarik untuk mulai mengoleksi koin kuno Indonesia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pastikan mengenali ciri-ciri koin asli berdasarkan bentuk, bahan, dan aksara yang digunakan.
Kedua, mintalah pendapat dari kolektor atau komunitas numismatik sebelum memutuskan membeli. Hindari pembelian impulsif, karena banyak replika yang dijual dengan klaim “kuno” namun sebenarnya produksi modern.
Lebih baik lagi jika penjual menyediakan sertifikat keaslian atau bukti sejarah barang. Hal ini penting agar investasi dalam dunia koleksi benar-benar memiliki nilai jangka panjang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Pemerintah Tegaskan: Gunung Lawu Tak Masuk Area Kerja Panas Bumi
-
Mengubah Daster Jadi Fashion Elegan, UMKM Binaan BRI Findmeera Buktikan Perempuan Bisa Berdaya
-
PNM & Menteri PKP Berikan Pembiayaan Terjangkau untuk Renovasi Rumah Usaha Nasabah Mekaar di Malang
-
Merdeka dari Kegelapan, Cerita Warga Musi Banyuasin Akhirnya Nikmati Terang Lewat BPBL
-
Cara Mengecek BLT Rp900 Ribu Oktober 2025, Kapan Cair? Ini Jadwal Penyalurannya
-
Cakap Digital, Bijak Finansial: Sinergi Suara.com dan Bank Jago untuk Tingkatkan Kualitas Guru
-
Guru Besar UGM Prof Nindyo Pramono: Kerugian BUMN Bukan Korupsi, Asal Penuhi Prinsip Ini
-
Pengusaha Logistik Catat Pengiriman Barang Besar Tumbuh Double Digit
-
Suara.com Gandeng Bank Jago, Ajak Guru Cerdas Kelola Finansial dan Antisipasi Hoaks di Era Digital
-
Siapa Pemilik Indonesia Investment Authority? Luhut Usul Dana Rp50 Triliun untuk INA