Suara.com - PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) telah merombak susunan dewan komisarisnya melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 yang diselenggarakan pada Senin (2/6) di Jakarta. Perubahan ini merupakan bagian dari langkah strategis perusahaan untuk memperkuat tata kelola dan mengakselerasi bisnis di tengah dinamika industri konstruksi yang semakin kompetitif.
Direktur Utama WIKA Beton, Kuntjara, menyatakan bahwa keputusan perombakan susunan komisaris ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Ia juga menyoroti pencapaian positif WTON sepanjang tahun 2024, meskipun kondisi sektor konstruksi diwarnai persaingan ketat.
“Sepanjang tahun 2024, WTON berhasil membukukan kinerja positif meski di tengah situasi kompetitif di sektor konstruksi. Omzet yang berhasil diperoleh yakni sebesar Rp4,90 triliun dengan total omzet kontrak baru sebesar Rp5,75 triliun. Sementara itu, perolehan Laba Setelah Pajak yang terealisir yakni sebesar Rp64,20 miliar,” ujar Kuntjara dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (3/6/2025) seperti yang dikutip melalui Antara. Angka-angka ini menunjukkan resiliensi dan kemampuan perusahaan dalam meraih keuntungan di tengah tantangan.
Perubahan Susunan Dewan Komisaris
Dalam agenda kelima RUPST, para pemegang saham menyetujui pemberhentian dengan hormat lima anggota dewan komisaris sebelumnya. Mereka adalah:
Eko Sujianto (Komisaris Utama)
R. Permadi Mulyajaya (Komisaris)
Miftachul Munir (Komisaris)
Nita Prihutaminingrum (Komisaris Independen)
Iswandi Imran (Komisaris Independen)
Dengan demikian, susunan Dewan Komisaris WIKA Beton mengalami perubahan signifikan menjadi:
Wilan Oktavian sebagai Komisaris Utama
Tjia Marwan sebagai Komisaris
Dwi Gawan Islandhi sebagai Komisaris Independen
Perubahan ini diharapkan membawa perspektif dan strategi baru yang dapat mendukung arah bisnis WIKA Beton ke depan.
Stabilitas Dewan Direksi dan Pembagian Dividen
Berbeda dengan dewan komisaris, susunan Dewan Direksi WIKA Beton tidak mengalami perubahan. Posisi-posisi kunci tetap dijabat oleh para direksi sebelumnya, menunjukkan kesinambungan dalam operasional dan strategi eksekusi perusahaan. Dewan Direksi yang tetap menjabat adalah:
Baca Juga: KPK Tetap Bisa Jerat Pejabat BUMN Terlibat Korupsi, Begini Alasannya!
Kuntjara sebagai Direktur Utama
Rija Judaswara sebagai Direktur Pemasaran & Pengembangan
Agus Pramono sebagai Direktur Operasi & SCM
Syailendra Ogan sebagai Direktur Keuangan, HC, & Manajemen Risiko
Verly Widiantoro sebagai Direktur Teknik dan Produksi
Selain itu, dalam mata acara kedua, RUPST juga menyetujui penggunaan laba bersih tahun buku 2024. Dari total laba bersih sebesar Rp65 miliar, sejumlah 10 persen atau setara Rp6,53 miliar akan dibagikan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham, dengan nilai Rp0,75 per saham. Sementara itu, sisa 90 persen laba bersih atau sekitar Rp58,47 miliar ditetapkan sebagai cadangan lainnya. Keputusan ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk memberikan value kepada investor sambil tetap menjaga kekuatan finansial untuk pertumbuhan di masa depan.
Kuntjara menegaskan bahwa WIKA Beton berkomitmen untuk terus berinovasi dan menghasilkan solusi terbaik bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia. "Berbekal strategi yang telah ditetapkan manajemen, perusahaan optimis mampu memberikan nilai lebih bagi seluruh pemangku kepentingan," terangnya. Pernyataan ini menunjukkan keyakinan manajemen terhadap prospek bisnis dan kemampuannya untuk berkontribusi pada pembangunan nasional.
Dengan adanya perubahan di dewan komisaris dan komitmen yang kuat dari dewan direksi, WIKA Beton optimis dapat menghadapi tantangan industri konstruksi serta terus memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan infrastruktur Indonesia.
Sebagai informasi, WIKA Beton (PT Wijaya Karya Beton Tbk) adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri beton pracetak, merupakan anak perusahaan dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA). WIKA Beton dikenal sebagai pionir dalam industri beton di Indonesia dan merupakan produsen beton pracetak terbesar di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara.
Berita Terkait
-
Ketahanan Pangan jadi Andalan Prabowo, Program Makmur PKT Sentuh 73 Ribu Hektar Lahan
-
Kementerian BUMN Gelar Program "Naik Kelas" di Pegadaian Tower, Perkuat Asta Cita Presiden
-
Erick Thohir Tambah Deputi di Kementerian BUMN, Buat Apa?
-
Indosat Gelar RUPST, Terungkap Pengganti Ritesh Kumar Singh
-
Dividen Capai Rp21,0 T: RUPST Telkom Tahun Buku 2024 Sahkan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
Terkini
-
Update Dugaan Korupsi Kereta Cepat: Isu KPK Ogah Usut, Mark up Hingga US$ 52 Juta?
-
BJBR Catat Aset Rp215,9 Triliun Hingga Kuartal III 2025
-
Pemerintah Pusat Siap Jadi 'Bankir' Pemda dan BUMN Jika Kekurangan Duit
-
Menko Airlangga Sebut Ekonomi Indonesia Solid: Investasi Tembus Rp1.434 T, Konsumsi Tetap Kuat
-
Sentimen The Fed Tahan IHSG di Bawah Resistance 8180
-
Aceh Sedot Investasi Rp3,58 Triliun, Investor Lokal Merajai
-
Walhi Soroti Proyek Jalan Trans Halmahera yang Dinilai Berpihak Pada Korporasi Tambang Nikel
-
4 Fakta Motor Rusak Gegara Isi Pertalite di Jatim: Pertamina Rilis Hasil Investigasi
-
Viral Motor Brebet Usai Isi Pertalite di Jatim, Ini Respon Pertamina Patra Niaga
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian