Penurunan IKE lebih dalam tertahan oleh peningkatan IKE di sejumlah kota, dengan peningkatan terbesar di Semarang, diikuti oleh Manado dan Mataram.
Berdasarkan kelompok pengeluaran dan usia, keyakinan konsumen terhadap penghasilan saat ini terindikasi tetap terjaga meskipun seluruh kelompok mengalami penurunan optimisme.
Indeks penghasilan tertinggi tercatat pada responden pengeluaran >Rp5 juta (125,8) dan usia 20-30 tahun (128,8).
Selanjutnya, secara umum persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini berada pada zona pesimis (<100), bersumber dari kelompok pendidikan SMA (92,0) dan Akademi/Diploma (95,8), sementara kelompok lainnya tetap berada di level optimis.
Berdasarkan kelompok usia, optimisme konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja masih meningkat pada kelompok usia 20-30 tahun (103,1), sedangkan pada kelompok usia >30 tahun tercatat berada di level pesimis.
Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan diprakirakan tetap terjaga.
Hal ini tecermin dari IEK Mei 2025 sebesar 129,0, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 129,8.
Tetap terjaganya IEK bersumber dari komponen Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK) Mei 2025 tercatat sebesar 123,8, sedikit lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya sebesar 123,5.
Sementara itu, komponen Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP) dan Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU) pada Mei 2025 masing masing tercatat sebesar 135,4 dan 127,8, masih berada pada level optimis meski lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 137,5 dan 128,5.
Baca Juga: Pertumbuhan Lesu, Bank Indonesia Turunkan Proyeksi Pembiayaan Syariah Tahun Ini
Posisi Investasi Indonesia Turun
Bank Indonesia (BI) melaporkan Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada triwulan I 2025 mencatat kewajiban neto yang menurun.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Ramdan Denny mengatakan penurunan kewajiban neto tersebut bersumber dari peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) dan penurunan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN).
"Pada akhir triwulan I 2025, PII Indonesia mencatat kewajiban neto 224,5 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir triwulan IV 2024 sebesar 245,7 miliar dolar AS," bebernya.
Kata dia, posisi AFLN Indonesia meningkat didorong peningkatan investasi penduduk pada berbagai instrumen finansial luar negeri.
Posisi AFLN pada akhir triwulan I 2025. Tercatat sebesar 533,1 miliar dolar AS, naik 1,9% (qtq) dari 523,1 miliar dolar AS pada akhir triwulan IV 2024.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Bank Mandiri Raih 8 Penghargaan Internasional, Sinergi Majukan Negeri Lewat Inovasi Digital
-
Pengusaha Vaksin Dunia Kumpul di Bali, Bahas Strategi Jangka Panjang Industri Global
-
BBM Kembali Tersedia di BP-AKR, Cek Lokasi SPBU Terdekat
-
BCA Buka Indonesia Knowledge Forum 2025: Ruang Inspirasi bagi Pemimpin Industri & Kreator Muda
-
Pabrik Ban Michelin Cikarang PHK 280 Pekerja Secara Sepihak
-
BEEF Kantongi Fasilitas Kredit Rp790 Miliar dari Bank Mandiri
-
Ajak Mahasiswa Aktif Soroti Isu Energi, Bahlil: Kritik Kalian, Gizi Bagi Saya!
-
Prabowo Kirim 16 Nama Calon Anggota Dewan Energi Nasional ke DPR
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
BRI Peduli Luncurkan 'Perahu Literasi' Tolitoli Demi Pendidikan Inklusif di Pesisir