Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti ketegangan geopolitik global, khususnya konflik Israel-Iran, telah menciptakan sebuah dilema serius bagi bank sentral di seluruh dunia.
Menurutnya kondisi ini membuat bank sentral kesulitan untuk menurunkan suku bunga, meskipun ekonomi global menunjukkan tanda-tanda pelemahan.
Berbicara dalam acara CNBC Indonesia Economic Update 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (18/6/2025) Sri Mulyani menjelaskan bahwa seharusnya semester II tahun ini menjadi momentum bagi bank sentral negara-negara maju seperti Federal Reserve, European Central Bank (ECB), atau Bank Sentral Inggris untuk mulai melonggarkan kebijakan moneter.
Hal ini didasari oleh perlambatan ekonomi dan mulai melunaknya inflasi.
Namun, situasi menjadi rumit dengan memanasnya kembali tensi geopolitik, khususnya konflik di Timur Tengah.
"Harusnya tahun-tahun ini terutama semester II diharapkan negara-negara maju bank sentral seperti Federal Reserve, European Central Bank atau United Kingdom Central Bank mulai menurunkan suku bunga karena ekonomi cenderung akan melemah dan inflasi sudah akan melunak. Sekarang mereka menghadapi dilema yang sulit," ujar Sri Mulyani.
Dilema ini lanjut Sri Mulyani muncul karena di satu sisi, ekonomi global cenderung melemah. Namun, di sisi lain, harga-harga akan tertahan tinggi akibat gangguan pasokan dan ketidakpastian yang berkelanjutan.
"Di satu sisi ekonomi melemah, namun di sisi lain harga akan tertahan tinggi karena faktor gangguan pasokan, ketidakpastian lagi, sehingga suku bunga akan dalam posisi awkward," tambah mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Ketidakpastian global ini juga berdampak signifikan terhadap harga komoditas. Sri Mulyani menegaskan bahwa Indonesia, sebagai negara kaya sumber daya alam, sangat rentan terhadap fluktuasi harga komoditas seperti yang terjadi saat ini.
Baca Juga: Menperin Sebut Perang Iran-Israel Bisa Bikin Industri Dalam Negeri Kocar-kacir
"Kita harus akui Indonesia sebagai negara yang natural resource rich, kita pasti akan terpengaruh dari sisi perekonomian kita apabila harga komoditas mengalami pelemahan. Inilah environment yang sedang kita hadapi," jelasnya.
Selain itu, Menkeu juga menyoroti ketidakpastian hasil negosiasi antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Kesepakatan antara dua raksasa ekonomi dunia ini akan turut menyeret perekonomian Indonesia. "Kita akan terus terpengaruh oleh lingkungan yang tidak pasti tadi yang sifatnya relatif bukan jangka pendek. Kita harus siap sebagai perekonomian terbuka. Ketidakpastian adalah sesuatu yang tidak disukai oleh pelaku ekonomi mana pun," tutup Sri Mulyani.
Israel diketahui melancarkan serangan udara mendadak pada Jumat pagi (13/6/2025) yang menyasar komando militer Iran dan fasilitas nuklirnya. Pemerintah Israel menyatakan operasi militer ini akan terus ditingkatkan dalam beberapa hari mendatang.
Sebagai respons, Iran berjanji akan membalas dengan keras dan menyebut tindakan Israel sebagai pemicu konfrontasi terbesar dalam sejarah hubungan kedua negara. Iran bahkan mengancam akan "membuka gerbang neraka" sebagai bentuk balasan.
Iran menolak untuk membuka negosiasi gencatan senjata dengan Israel. Menurut seorang pejabat yang mengetahui komunikasi diplomatik tersebut, Teheran telah menyampaikan kepada mediator Qatar dan Oman bahwa perundingan hanya bisa dilakukan setelah Iran merespons serangan Israel.
"Iran memberi tahu mediator Qatar dan Oman bahwa mereka hanya akan melakukan negosiasi serius setelah Iran menyelesaikan tanggapannya terhadap serangan pendahuluan Israel," kata pejabat itu kepada Reuters, Minggu (15/6/2025), dengan syarat anonim karena sensitivitas isu ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Menkeu Purbaya Balas Ramalan Bank Dunia
-
Melihat Potensi Cuan Industri Ergonomi di Tengah Tren Kerja Hybrid Indonesia
-
Harga Pangan Kompak Turun, Cabai hingga Beras Sama-Sama Terkoreksi
-
Cara Gabung NPWP Suami-Istri di Coretax, Panduan Lengkap dan Mudah
-
Jelang Pergantian Tahun, Sektor ESDM Catatkan PNBP sebesar Rp228 Triliun
-
Laba Melejit 22 Persen, MBMA Makin Perkasa di Bisnis Nikel Terintegrasi
-
6 Perbedaan Tabungan Konvensional dan Syariah, Mana yang Lebih Sesuai untuk Anda?
-
Pengusaha Sebut Formula Upah Minimum 2026 Bikin Lapangan Kerja Baru Sulit Tercipta
-
Dukung Pemulihan Ekonomi Aceh, BSI Siapkan Restrukturisasi Pembiayaan
-
Isu Damai Ukraina Redam Efek Blokade Tanker Venezuela, Begini Dampaknya ke Harga Minyak