Suara.com - Labubu menjual boneka edisi terbatas yang dihargai ratusan juta. Adapun, boneka mewah Vinyl Labubu x Vans Old Skool bukanlah produk bar.
Dilansir Forbes, jenis boneka ini dirancang pada tahun 2023 dengan ketersediaannya yang terbatas menjadikannya salah satu versi Labubu yang paling diincar.
Penjualan mainan edisi terbatas ini di eBay berakhir Rabu malam dengan 96 penawaran dan terjual seharga 10.585 ribu dolar AS atau sekitar Rp176 juta.
Tentunya, edisi ini menjadikannya salah satu Labubu termahal yang dijual di pasar sekunder. Boneka cokelat ini mengenakan desain streetwear klasik Vans—termasuk sepatu kets Sk8-Mid—serta kaus Vans dan topi biru-oranye bertuliskan "The Monsters", nama seri karakter tempat Labubu berasal.
Sebelumnya, versi boneka super berharga lainnya termasuk Three Wise Labubu (terjual di lelang Sotheby's seharga 28.300 ribu dolar AS pada bulan Mei. Sedangkan Sacai x Seventeen x Labubu dilelang seharga 31.250 ribu dolar AS pada bulan lalu.
Ditambah, pada sebuah balai lelang Tiongkok pada bulan Juni menjual boneka Labubu seukuran manusia seharga lebih dari 150.000 ribu dolar AS dan figur Labubu cokelat tinggi seharga 140.000 ribu dolar AS.
Meskipun, harganya mungkin tampak tinggi untuk tren yang mungkin hanya sesaat. Namun trend labubu selalu trend dan banyak diminati.
Lantaran, Labubu akan tetap ada dan bahwa "tampilan unik serta daya tariknya secara umum akan menjadikannya barang koleksi yang kuat di pasaran selama bertahun-tahun mendatang.
"(Labubus) mengikuti tradisi koleksi yang bergengsi dan bernilai tinggi seperti Ty Beanie Babies, mainan Jem and the Holograms, boneka Cabbage Patch, dan yang terbaru Squishmallows," kata Verderame.
Baca Juga: Laba Penjualan Labubu Meroket Tembus Rp 652 Triliun
"Hubungan mereka dengan sastra anak-anak internasional, khususnya cerita rakyat Nordik, dan kehadiran mereka di pasar seni juga membantu mendorong pasar dan menarik kolektor baru dan berpengalaman,"tambahnya.
Sementara itu, Pop Mart International Group Limited yang menjual Labubu memproyeksikan lonjakan kinerja keuangan signifikan pada semester I-2025. Dengan estimasi pendapatan naik lebih dari 200% dan laba bersih melonjak lebih dari 350% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Perusahaan mainan koleksi asal Tiongkok ini menyebut pertumbuhan bisnis ditopang oleh popularitas global karakter intelektual (IP) seperti Molly, Dimoo, dan Labubu, serta strategi diversifikasi produk dan ekspansi pasar yang agresif.
Kontribusi pasar luar negeri dilaporkan meningkat signifikan dan berdampak positif terhadap margin laba dan efisiensi operasional.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
Baksos Operasi Katarak BCA Bangun Harapan, Buka Jalan Hidup Masyarakat yang Lebih Produktif
-
Kamus Istilah Pegadaian Terlengkap, Mulai dari Marhun hingga Surat Bukti Gadai
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026