Suara.com - Intisari:
- Harga emas hari ini menunjukkan sedikit perubahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
- Faktor-faktor seperti kebijakan The Fed dan permintaan dari bank sentral menjadi pendorong utama.
- Investor disarankan untuk mempertimbangkan investasi jangka panjang dan strategi pembelian bertahap.
Dunia investasi logam mulia kembali menunjukkan dinamika yang menarik untuk dicermati.
Hari ini, Selasa, 12 Agustus 2025, harga emas menunjukkan pergerakan yang menjadi perhatian para investor.
Pergerakan ini dipengaruhi oleh berbagai sentimen, baik dari dalam negeri maupun dari pasar global.
Berdasarkan data yang dihimpun, harga emas batangan dari Antam untuk pecahan 1 gram berada di angka Rp1.513.000.
Angka ini menunjukkan adanya sedikit koreksi jika dibandingkan dengan posisi hari sebelumnya.
Kemarin, pada tanggal 11 Agustus 2025, harga emas Antam untuk pecahan yang sama tercatat di Rp1.515.000 per gram.
Dengan demikian, terjadi penurunan tipis sebesar Rp2.000 atau sekitar 0,13 persen.
Perbandingan Harga Emas Harian (1 Gram)
Baca Juga: Harga Emas Antam Rontok, Hari Ini Jadi Rp 1.924.000 per Gram
| Tanggal | Harga (Rp) | Perubahan (Rp) | Perubahan (persen) |
| 12 Agustus 2025 | 1.513.000 | -2.000 | -0.13% |
| 11 Agustus 2025 | 1.515.000 | - | - |
Penurunan ini mungkin tidak signifikan dalam angka absolut, namun mencerminkan sentimen pasar yang sedang berhati-hati.
Investor tampaknya mengambil sikap menunggu dan melihat (wait and see) terhadap perkembangan ekonomi global.
Salah satu faktor utama yang menjadi sorotan adalah rilis data inflasi Amerika Serikat yang dinantikan pasar.
Data ini akan memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed selanjutnya.
Ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan September menjadi salah satu penopang harga emas.
Kebijakan moneter yang lebih longgar cenderung akan melemahkan dolar AS dan membuat emas lebih menarik bagi investor.
Gubernur The Fed, Michelle Bowman, telah memberikan komentar mengenai potensi penurunan suku bunga pada tahun 2025.
Pernyataan tersebut turut memperkuat persepsi pasar terhadap kebijakan yang lebih akomodatif.
Di sisi lain, pemulihan moderat pada Dolar AS memberikan tekanan pada harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut, termasuk emas.
Inilah yang menyebabkan pergerakan harga emas menjadi lebih volatil dan cenderung terbatas.
Analis dari Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha menilai bahwa sinyal teknikal menunjukkan momentum kenaikan (bullish) yang mulai melemah.
Menurutnya, harga perlu menembus level psikologis US$ 3.400 per troy ounce agar tren kenaikan dapat berlanjut.
Selain faktor kebijakan moneter, ketidakpastian geopolitik juga masih menjadi katalis penting bagi harga emas.
Emas sering dianggap sebagai aset aman (safe haven) yang dicari investor di tengah gejolak politik dan ekonomi.
Pakar tambang, Edi Permadi, menyatakan bahwa kenaikan harga emas belakangan ini juga banyak dipengaruhi oleh faktor geopolitik.
Risiko ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pergerakan harga emas sepanjang tahun.
Dukungan struktural juga datang dari bank sentral berbagai negara, terutama China.
People's Bank of China secara konsisten menambah cadangan emasnya, yang menjadi bantalan penting bagi harga di pasar global.
Pembelian oleh bank sentral ini menunjukkan kepercayaan jangka panjang terhadap emas sebagai penyimpan nilai.
Ini adalah sinyal positif bagi investor ritel maupun institusional.
Di dalam negeri, pembentukan Bullion Bank oleh pemerintah diharapkan dapat memperkuat ekosistem emas nasional.
Ditambah lagi, produksi emas nasional diproyeksikan meningkat seiring beroperasinya smelter baru.
Dengan potensi ini, Indonesia tidak hanya menjadi pasar yang besar tetapi juga produsen emas yang penting.
Hal ini dapat memberikan stabilitas pasokan dan peluang investasi yang lebih besar di masa depan.
Melihat tren jangka panjang, harga emas menunjukkan kecenderungan yang positif.
Dalam beberapa tahun terakhir, nilainya terus mengalami kenaikan, seringkali melampaui tingkat inflasi.
Hal ini menjadikan emas sebagai alat lindung nilai yang efektif. Nilai aset Anda cenderung tidak akan tergerus oleh kenaikan harga-harga barang dan jasa.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Pertumbuhan Kredit Kuat dan DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun
-
Saham-saham yang Cum Date 29 Desember, Siap Bagikan Dividen Jumbo
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako di Ciampea
-
Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
-
Harga Emas Diprediksi Makin Naik Tahun 2026, Faktor 'Perang' Jadi Kunci
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Pasca Akusisi, Emiten Properti Milik Pengusahan Indonesia Ini Bagikan Dividen
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember