- Goldman Sachs memproyeksikan harga emas berpotensi mencapai US$ 4.900 per troy ons pada 2026 didorong ketidakpastian geopolitik.
- Pergerakan harga emas diprediksi mengalami volatilitas, termasuk potensi penurunan awal tahun sebelum tren penguatan.
- Pembelian masif oleh bank sentral, terutama China, serta antisipasi pemotongan suku bunga The Fed mendukung optimisme emas.
Suara.com - Emas diprediksi tetap menempati posisi puncak sebagai aset yang paling diincar oleh investor institusi maupun ritel pada 2026.
Setelah mencatatkan performa gemilang sepanjang tahun 2025, logam mulia diprediksi akan melanjutkan tren penguatan atau bullish yang didorong oleh pergeseran kebijakan moneter dan ketidakpastian geopolitik yang masih menyelimuti peta ekonomi dunia.
Mengutip laporan dari Kitco News pada Minggu (28/12/2025), bank investasi ternama Goldman Sachs memberikan pandangan optimistis terhadap masa depan logam kuning ini.
Dalam analisis terbarunya, Goldman Sachs memproyeksikan bahwa harga emas dunia memiliki potensi besar untuk melesat hingga menembus level US$ 4.900 per troy ons.
Angka ini merefleksikan keyakinan pasar terhadap daya tahan emas sebagai pelindung nilai (safe haven) di tengah berbagai tantangan makroekonomi.
Meskipun target jangka panjang berada di level yang sangat tinggi, perjalanan harga emas di tahun 2026 diperkirakan tidak akan bergerak lurus ke atas.
Goldman Sachs memetakan adanya potensi volatilitas yang perlu diwaspadai oleh para pelaku pasar di kota-kota besar Indonesia, mulai dari Jakarta hingga Surabaya, yang aktif melakukan transaksi emas di bursa maupun fisik.
Menurut Goldman Sachs, harga emas tetap memiliki potensi penurunan ke level US$ 4.200 per troy ons pada kuartal pertama tahun 2026.
Penurunan ini dipandang sebagai fase konsolidasi sebelum akhirnya diprediksi bakal naik lagi ke level saat ini di atas US$ 4.400 per ons pada kuartal kedua.
Baca Juga: Solidaritas untuk Sumatera, 14 Daerah Larang Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru 2026
Momentum penguatan akan semakin nyata memasuki paruh kedua tahun tersebut, di mana emas diperkirakan bakal mencapai rekor tertinggi baru sekitar US$ 4.630 pada kuartal ketiga 2026.
Analis Goldman Sachs menekankan bahwa pergerakan komoditas di tahun 2026 akan sangat dipengaruhi oleh persaingan kekuatan besar dunia dan inovasi teknologi.
Dalam laporan bertajuk "Prospek Komoditas 2026", faktor-faktor fundamental yang mendasari optimisme ini meliputi persaingan dagang, kebutuhan energi, dan kebijakan moneter Amerika Serikat.
“Persaingan kekuatan geopolitik AS-China dan AI serta gelombang pasokan energi global mendorong keyakinan utama kami,” tulis analis Goldman Sachs dalam laporan tersebut.
Konteks ini menunjukkan bahwa emas tidak lagi hanya dipandang sebagai alat tukar atau perhiasan, melainkan instrumen strategis untuk memitigasi risiko dari perang dagang dan disrupsi teknologi.
Goldman Sachs menambahkan bahwa indeks komoditas telah memberikan hasil yang memuaskan di tahun sebelumnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember
-
Daftar Bank yang Tutup dan 'Bangkrut' Selama Tahun 2025
-
Pemerintah Kucurkan Bantuan Bencana Sumatra: Korban Banjir Terima Rp8 Juta hingga Hunian Sementara
-
Apa Itu MADAS? Ormas Madura Viral Pasca Kasus Usir Lansia di Surabaya
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
IPO SUPA Sukses Besar, Grup Emtek Mau Apa Lagi?
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur