Suara.com - Bank Indonesia (BI) meminta agar perbankan menurunkan bunga kreditnya.
Hal ini dikarenakan BI sudah memangkas suku bunga sebanyak empat kali di tahun 2025.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pada Juli 2025, suku bunga kredit bank tercatat 9,16 persen.
Angka ini masih relatif sama dengan bulan sebelumnya.
"BI memangdang suku bunga kredit perbankan perlu terus turun untuk mendukung pertumbuhan kredit atau pembiayaan untuk mendukung ekonomi yang lebih tinggi," katanya dalam YouTube BI, Kamis (21/8/2025).
Dia pun menghimbau kredit perbankan masih perlu terus ditingkatkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Kredit perbankan pada Juli 2025 tumbuh sebesar 7,03 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juni 2025 sebesar 7,77 persen (yoy).
Dari sisi penawaran, di tengah penurunan suku bunga moneter, pelonggaran likuiditas, dan insentif kebijakan makroprudensial yang ditempuh Bank Indonesia, perilaku perbankan cenderung berhati-hati dalam menyalurkan kredit, antara lain tercermin pada standar penyaluran kredit (lending standard) yang meningkat.
Perbankan lebih memilih menempatkan kelebihan likuiditas pada surat-surat berharga.
Baca Juga: Suku Bunga Kredit Mulai Turun, Sektor Ini yang Paling Diuntungkan
Longgarnya likuiditas perbankan tersebut juga ditopang oleh pertumbuhan DPK pada Juli 2025 yang meningkat menjadi 7,00 persen (yoy) seiring ekspansi keuangan Pemerintah.
Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit lebih banyak ditopang oleh sektor-sektor yang berorientasi ekspor, khususnya pertambangan dan perkebunan, serta sektor transportasi, industri, dan jasa sosial.
Secara keseluruhan, perlambatan kredit mencerminkan permintaan dari pelaku usaha yang belum kuat dan cenderung menggunakan pembiayaan internal bagi usahanya.
Berdasarkan penggunaan, pertumbuhan kredit konsumsi dan kredit modal kerja belum kuat yang masing-masing tumbuh sebesar 8,11 persen (yoy) dan 3,08 persen (yoy).
Sedangkan kredit investasi tumbuh tinggi sebesar 12,42 persen (yoy) sejalan dengan tingginya pertumbuhan investasi.
Sementara itu, pembiayaan syariah tumbuh sebesar 8,31 persen (yoy), sedangkan pertumbuhan kredit UMKM masih rendah sebesar 1,82 persen (yoy).
Berita Terkait
-
Resmi Dilantik Deputi Gubernur BI 2025-2030, Segini Kekayaan Ricky Perdana Gozali
-
Survei BI Laporkan Kinerja Penjualan Eceran Merosot, Apa Penyebabnya?
-
Bisa Ciptakan Lapangan Kerja, BI Salurkan Pembiayaan Hijau Tembus Rp 33,7 Triliun
-
BI : Perubahan Iklim Picu 40 Persen Dunia Alami Kerugian Ekonomi
-
Sepekan, Aliran Modal Asing Masuk ke Indonesia Tembus Rp9,24 Triliun
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
RI Targetkan 16 Juta Turis Asing, Ekspansi Hotel Mewah Makin Meriah
-
Pemerintah Akan Tata Ulang Legalitas IKN Setelah MK Batalkan HGU 190 Tahun
-
BI Serap Rp290 Miliar dari Lelang Obligasi PT Sarana Multigriya Finansial, Apa Untungnya?
-
Pemerintah Optimistis Negosiasi Tarif dengan AS Rampung Sebelum 2025 Berakhir
-
Mendag Temukan Harga Cabai Naik Jelang Nataru
-
Bos Djarum Victor Hartono Terseret Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Purbaya: Bukan Zaman Sekarang!
-
Intip Gaji dan Tunjangan Ken Dwijugiasteadi, Eks Dirjen Pajak
-
Kejagung Ungkap Status Victor Hartono, Anak Orang Terkaya Indonesia yang Dicekal dalam Kasus Korupsi
-
Mulai Malam Ini Pemerintah Resmi Kasih Diskon Tiket Kereta hingga Pesawat Besar-besaran
-
Pertamina Mulai Bersiap Produksi Massal Avtur dari Minyak Jelantah