-
Muhari, pemilik usaha sepeda motor bekas, mendapat pinjaman Rp100 juta dari BRI pada 2011 saat usahanya terpuruk, yang menjadi titik balik kebangkitannya.
-
Berkat dukungan BRI, usaha Muhari berjalan lancar, anak-anaknya bisa sekolah hingga sarjana, dan pada 2023 pinjamannya telah lunas, menunjukkan kemandirian finansial.
-
Meski lupa wajah Widi dari BRI, Muhari selalu mendoakan jasanya. Kisah ini menegaskan pentingnya kepercayaan, dukungan, dan peran BRI dalam pertumbuhan UMKM.
Suara.com - Pada suatu Jumat di awal 2024, Muhari seorang pemilik usaha jual beli sepeda motor bekas yang bernama Vivi Motor di Mondokaran, Kotagede, Yogyakarta, melakukan aktivitas seperti biasa.
Ia membuka usahanya pada pagi hari dan rehat sejenak pada siang hari untuk melakukan shalat Jumat di masjid terdekat.
Tak seperti hari-hari biasa, setelah shalat selesai, pria 62 tahun ini disambut jabat tangan oleh pria berbaju rapi dengan senyum merekah.
"Halo pak, masih ingat saya?" kata pria itu. Namun, Muhari lupa wajah itu, sudah mencoba mengingat-ingat, tetapi tak kunjung juga menemukan kepingan ingatan.
"Saya Widi dari BRI," lanjut pria itu lagi.
Seketika memori langsung pulih. Ia memang lupa wajah pria itu, tetapi masih ingat betul dengan nama Widi Widarjanto.
Rupanya, Widi adalah merupakan Kepala Bank BRI Unit Ahmad Dahlan ketika membantunya mendapatkan pinjaman ketika usaha jual-beli sepeda bekasnya sedang terpuruk pada 2011 silam.
Seketika Muhari langsung memeluk Widi, sembari berkata, "Maaf saya lupa. Saya tidak ingat wajah, tapi nama bapak selalu saya sebut dalam doa saya."
Dengan mata berkunang, Muhari mengenang pertemuan tersebut kepada penulis di kediamannya, yang kebetulan juga menjadi tempat usaha beliau yang terletak di Mondokaran, Kotagede, Yogyakarta.
Baca Juga: BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
Setitik Cahaya di Masa Gelap 2011
Pada 2011 silam, Muhari sedang pusing betul. Usaha jual beli motornya sedang dalam fase terburuk. Ditambah berbagai kebutuhan hidup yang juga datang bersama membuat kondisi semakin terhimpit.
Pria asal Bantul ini kemudian mencoba mencari pinjaman modal untuk membangkitkan usaha. Pergi ke beberapa bank, tetapi tidak mendapatkan nominal yang dibutuhkan.
Dalam pikirannya, "Apa saya jadi sopir taksi saja?". Beralih menjadi sopir sempat menjadi pertimbangan lantaran sulitnya mendapatkan pinjaman modal.
Namun, seolah sudah menjadi jalan Tuhan, Muhari bertemu dengan Widi. Ia akhirnya dibantu mendapatkan pinjaman modal usaha hingga Rp100 juta dari BRI.
Pinjaman inilah yang menjadi titik balik kebangkitan usaha usaha jual beli sepeda motor bekas yang bertahan hingga sekarang.
“Saat itu, usaha saya sedang kandas karena sepi. Namanya wiraswasta tidak selalu berjalan denan mulus. Kebetulan waktu itu kebetulan bareng-bareng kebutuhan banyak, tapi pemasukan tidak memunuhi," kata Muhari.
"Saya waktu itu punya teman Pak Widodo, kemudian beliau ada teman Ustaz Jaya. Nah, beliau kenal bagus dengan Pak Widi, terus keluh kesah saya disampaikan ke beliau," lanjutnya.
"Kemudian, saya dibantu Pak Widi, Rp100 juta kalau tidak salah. Kemudian, saya bisa menyelesaikan dalam satu tahun, dan ditawari Rp200 juta pada tahun selanjutnya. Jadi, ya alhamdulillah, saya bisa bangkit lagi sampai sekarang," tuturnya menambahkan.
Syukur, usaha jual beli motor Muhari pun berjalan lancar. Dengan bantuan modal dari BRI, dirinya mampu melanjutkan usaha jual beli motor bekas, yang kemudian bisa untuk menyekolahkan anaknya hingga sarjana.
Muhari saat ini juga sudah bisa mandiri secara finansial. Pada 2023, pinjamannya telah lunas. Dirinya mampu melewati segala rintangan hidup hingga kini tinggal melanjutkan usaha dan menikmati masa tua.
Meski begitu, ingatannya terhadap BRI yang membantunya pada titik terendah tidak pernah dirinya lupakan. Ia akan mengingatnya sampai kapanpun.
“Awal mula saya dibantu Pak Widi dari BRI, beliau tanpa pamrih. Mungkin dari kepercayaan yang luar biasa itu sampai ingat sampai sekarang. Apalagi saat itu lagi kolep usaha saya. Jadi sampai kapanpun, Insya Allah saya tidak akan lupa dengan jasa-jasa Pak Widi,” ungkap Muhari.
Kata-kata yang Tak Terlupakan
Hidup terus berjalan, di balik kebangkitan Muhari di bidang usaha jual beli sepeda motor, karier Widi juga menanjak hingga dirinya yang dulunya kepala unit kini menjabat sebagai Manager Bisnis Mikro di Bank BRI Yogyakarta Adisucipto.
Ia masih ingat betul dengan sosok Muhari. Bahkan, ketika shalat Jumat di masjid, dirinya yang pertama kali menyapa pria 62 tahun itu.
“Saya waktu itu shalat Jumat. Saya tahu kalau masjid itu dekat rumah Pak Muhari, tapi saya tidak menyangka kalau imamnya beliau. Akhirnya saya tunggu setelah selesai shalat, kemudian saya salami, ‘Pak, masih ingat saya tidak’,” ujar Widi menceritakan.
“Dia mikir-mikir gitu, terus saya bilang nama saya, Widi dari BRI. Terus dia memeluk saya,” lanjutnya.
“Wajah saya lupa pak, tapi kalau nama saya ingat terus. Jenengan (kamu) selalu saya doakan,” imbuh ayah tiga anak ini menirukan ucapan Muhari dengan terharu.
Pertemuan itu diakui menjadi yang terakhir kali bagi keduanya. Widi mengaku bahwa sampai sekarang belum pernah bertemu lagi dengan Muhari ketika berbagai kegiatan pekerjaan.
Namun, dirinya turut senang bahwa mendengar Muhari telah memiliki kemandirian modal. Walau sejatinya, BRI senang apabila bisa terus bekerja sama. Widi berharap usaha Muhari tetap bersama BRI, jika tidak dengan pinjaman bisa secara tabungan atau transaksi.
“Memang BRI penginnya nasabah itu bisa kerja sama terus, tapi ya suatu saat kami juga ingin melihat nasabah mandiri. Kalau sudah mandiri sejatinya bisa naik kelas ke mikro, ritel, dan lain-lain. Tapi kalau memang sudah mandiri, harapannya transaksinya tetap dengan BRI,” tutup alumni SMAN 8 Yogyakarta itu.
Kisah Muhari membuktikan bahwa sebuah kesempatan, berupa kepercayaan dan dukungan pinjaman modal dari BRI, bisa mengubah arah hidup seseorang.
Dengan kerja keras dan bimbingan yang tepat, sebuah UMKM yang hampir gulung tikar dapat bangkit menjadi usaha mandiri yang berkelanjutan.
Lebih dari sekadar pinjaman modal, bantuan BRI menghadirkan kesempatan bagi pengusaha untuk terus menyalakan api harapan, sekaligus meninggalkan jejak kebaikan yang tidak terlupakan.
Berita Terkait
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Hasil Super League: Bungkam Persik, Bhayangkara FC Mulai Ancam Papan Atas Klasemen
-
Respon Berkelas Rizky Ridho Soal Persija Digusur Borneo FC
-
MAN 1 Yogyakarta Fasilitasi Sosialisasi TKA 2025
-
Suling Bambu Sebagai Ruang Lintas Kalangan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu