Bisnis / Keuangan
Senin, 22 September 2025 | 18:29 WIB
Bank Indonesia mengatakan perbankan masih kesulitan menurunkan bunga kredit meski suku bunga BI sudah turun lima kali sepanjang 2025. [Suara.com]
Baca 10 detik
  • Salah satu faktor perbankan belum juga menurunkan suku bunga kredit karena adanya praktik special rate deposito.
  • BI menyusun tiga langkah besar yang perlu dilakukan antara lain untuk perbankan bisa menurunkan suku bunganya.
  • BI telah melakukan tugasnya dengan menurunkan suku bunga acuan dan menambah likuiditas.

Suara.com - Bank Indonesia (BI) mengakui perbankan masih kesulitan menurunkan bunga kredit meski suku bunga BI sudah turun lima kali sepanjang tahun 2025 hingga mencapai 4,75 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan salah satu faktor perbankan belum juga menurunkan suku bunga kredit karena adanya praktik special rate deposito, yang dinikmati para nasabah yang memiliki nilai tabungan besar di perbankan.

Apalagi, pemberian special rate kepada deposan besar, totalnya adalah 25 persen dari total Dana Pihak Ketiga bank.

"Ini kecenderungannya meningkat, maka suku bunga deposito atau cost of fund juga meningkat. Hal itu memperlambat penurunan suku bunga kredit," kata dia dalam rapat bersama Komisi XI, Senin (22/9/2025).

Untuk itu, dia mengatakan pemerintah dan dunia usaha perlu kompak bekerja sama menjalankan tiga langkah besar demi meningkatkan pertumbuhan kredit.

"Bagaimana efektivitas kebijakan untuk mendorong sektor riil, mensejahterakan rakyat? Maka itu diperlukan langkah bersama untuk mendorong pertumbuhan kredit dan sektor riil agar semua bergerak demi mendorong ekonomi nasional. Maka itu, butuh kerja sama antara BI pemerintah, perbankan dan dunia usaha," bebernya.

Adapun, BI menyusun tiga langkah besar yang perlu dilakukan antara lain untuk perbankan bisa menurunkan suku bunganya. Pertama, mengatasi praktik special rate atau imbal hasil istimewa deposito, baik dari deposan besar maupun perbankan.

Kedua, meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk mendorong konsumsi dan investasi sektor riil. Ketiga, memperkuat optimisme prospek ekonomi ke depan, baik di dunia usaha maupun perbankan.

"Tapi perlu dipahami bahwa sebagai bank sentral, transmisi kebijakan BI utamanya melalui dua jalur, yakni melalui pasar uang dan perbankan, dengan harapan bahwa perbankan mendorong ke sektor riil," bebernya.

Baca Juga: Bos BI Senang Pemerintah Guyur Dana Rp 200 Triliun ke Bank, Likuiditas Luber

Perry menambahkan bank sentral telah melakukan tugasnya dengan menurunkan suku bunga acuan dan menambah likuiditas.

Selain itu dari awal tahun hingga saat ini, bank sentral telah melakukan ekspansi moneter mencapai Rp 200,3 triliun, pembelian Surat Berharga Negara (SBN) Rp 217 triliun, dan menggelontorkan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) Rp383,6 triliun.

"Kalau ditotal ekspansi likuiditas kami sudah lakukan Rp 800-an triliun. Harapannya adalah perbankan akan menurunkan suku bunga dan menyalurkan likuiditas ke sektor riil," harap dia.

Load More