Bisnis / Makro
Senin, 29 September 2025 | 06:27 WIB
Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • IHSG diprediksi berpeluang melanjutkan tren kenaikan solid hari ini, didukung oleh penguatan 0,73% pada penutupan sebelumnya dan net buy asing sebesar Rp260 miliar.

  • Wall Street ditutup menguat setelah data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) AS dirilis sesuai ekspektasi, meskipun ada sinyal The Fed masih perlu tindakan proaktif terkait pasar tenaga kerja.

  • Sentimen pasar Asia cenderung negatif dan melemah akibat isu tarif impor baru AS yang menargetkan produk farmasi, sementara IHSG direkomendasikan untuk speculative buy dengan saham yang dicermati antara lain BBRI, TLKM, dan BRMS.

Suara.com - Perdagangan IHSG pada hari ini diprediksi memiliki peluang untuk melanjutkan tren kenaikan yang solid, didukung oleh penutupan positif di Wall Street meski sentimen negatif dari bursa Asia patut diwaspadai.

Pada penutupan perdagangan sebelumnya, IHSG berhasil menguat sebesar 0,73% yang disertai dengan aksi beli bersih (net buy) asing dengan nilai sekitar Rp260 miliar.

Saham-saham yang paling diminati oleh investor asing antara lain BUMI, ENRG, BRMS, GOTO, dan BMRI.

Tinjauan Pasar Global dan Sentimen Kunci

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup lebih tinggi, didorong oleh data inflasi yang dirilis sesuai ekspektasi. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,65%, diikuti oleh S&P 500 naik 0,59%, dan Nasdaq Composite menguat 0,44%.

Data Departemen Perdagangan menunjukkan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCI) bulan Agustus sejalan dengan ekspektasi pasar, sementara kenaikan pendapatan pribadi dan belanja konsumen berada di kisaran 0,3% dari bulan sebelumnya.

Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh pernyataan pejabat The Fed. Presiden The Fed, Thomas Barkin, menyatakan keyakinannya terhadap perkiraan inflasi, sedangkan Wakil Ketua Michelle Bowman mengisyaratkan perlunya tindakan tegas dan proaktif terkait dinamika pasar tenaga kerja.

Investor saat ini juga menantikan laporan ketenagakerjaan AS bulan September yang akan dirilis pekan depan.

Di sisi korporasi, saham produsen truk Paccar melonjak 5,2% setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif impor baru pada truk tugas berat.

Baca Juga: Investor Asing Guyur Dana Rp 583,10 miliar ke Pasar Modal, IHSG Menghijau Selama Sepekan

Sebaliknya, saham produsen obat Eli Lilly naik 1,4% setelah Trump mencabut tarif baru pada produk farmasi bermerek.

Bursa Asia Tertekan Isu Tarif Baru AS

Berbeda dengan Wall Street, mayoritas bursa saham Asia ditutup melemah pada perdagangan Jumat, akhir pekan lalu.

Pelemahan ini sebagian besar diseret oleh saham-saham perusahaan farmasi setelah pengumuman tarif baru oleh Presiden AS Donald Trump yang menyasar produk farmasi dan barang lainnya.

Indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,87%, Hang Seng Hong Kong turun 1,35%, dan Kospi Korea Selatan merosot 2,45%. Namun, ada beberapa bursa yang menguat seperti ASX 200 Australia dan FTSE Malay KLCI.

Saham farmasi seperti Daiichi Sankyo dan Chugai Pharmaceutical menjadi pemimpin penurunan. Di sisi lain, isu mengenai disetujuinya proposal TikTok di AS dengan nilai transaksi $14 miliar juga menjadi perhatian.

Analisis Teknis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Secara teknikal, kajian BNI Sekuritas memperkirakan, momentum penguatan IHSG masih berpotensi berlanjut hari ini. Level support dan resistance yang perlu dicermati oleh investor adalah:

Support IHSG: 7.970-8.000
Resist IHSG: 8.140-8.160

Bagi investor yang ingin memanfaatkan potensi kenaikan hari ini, beberapa Trading Idea yang layak dicermati adalah: BBRI, TLKM, BRMS, BRPT, INET, dan PGAS.

Desclaimer: Redaksi hanya menyampaikan informasi dan kajian. Segala keputusan dan risiko ada di tangan pembaca.

Load More