-
PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) akan melakukan rights issue (PMHMETD I) senilai Rp1,78 triliun untuk memperkuat modal dan mendanai ekspansi agresif di sektor infrastruktur digital.
-
Dana hasil rights issue akan dialokasikan, antara lain, untuk membangun 2 juta homepass jaringan FTTH (Fiber To The Home) di Bali dan Lombok menggunakan teknologi WiFi 7.
-
Pemegang saham utama, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara, berkomitmen menyerap haknya senilai Rp1,78 triliun dan bertindak sebagai pembeli siaga, sementara pemegang saham lama yang tidak berpartisipasi akan mengalami dilusi maksimal 57,14%.
Suara.com - PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) mengumumkan rencana besar untuk memperkuat struktur permodalan dan mendorong ekspansi bisnis melalui aksi korporasi Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD I), atau yang biasa dikenal sebagai rights issue pertama sejak perseroan melantai di bursa.
Direktur Utama INET, Muhammad Arif, menjelaskan bahwa rights issue ini merupakan langkah strategis untuk mengokohkan struktur permodalan perusahaan.
Sementara itu, Direktur INET, Bayu Satrio, menambahkan bahwa aksi ini memberikan kesempatan bagi pemegang saham lama untuk mempertahankan persentase kepemilikan mereka di tengah upaya perseroan meningkatkan daya saing di sektor infrastruktur digital.
“Perseroan telah menyampaikan prospektus PMHMETD I yang disetujui oleh OJK, dan langkah ini diharapkan dapat mendukung ekspansi bisnis serta meningkatkan daya saing di sektor teknologi dan infrastruktur digital,” ujar Bayu Satrio dalam laporan resminya.
Rencana Penggunaan Dana Rights Issue Senilai Rp1,78 Triliun
Dalam prospektus yang telah diserahkan, INET akan menawarkan saham baru kepada seluruh pemegang saham melalui mekanisme rights issue.
Meskipun detail jumlah saham dan harga pelaksanaan belum diungkapkan, manajemen memastikan bahwa dana yang terkumpul memiliki alokasi yang jelas untuk mendukung pertumbuhan agresif:
- Ekspansi Infrastruktur Digital: Dana sekitar Rp2,8 triliun akan digunakan untuk penyetoran modal kepada anak perusahaan, GPI. Seluruh dana ini diprioritaskan untuk pembangunan jaringan FTTH (Fiber To The Home) dengan menggunakan teknologi terkini, WiFi 7. Proyek ambisius ini menargetkan pembangunan untuk 2 juta homepass di wilayah Pulau Bali dan Pulau Lombok.
- Modal Kerja Anak Perusahaan: Sekitar Rp213,44 miliar akan disetorkan sebagai modal kepada anak perusahaan PFI, dan sekitar Rp135 miliar akan disalurkan ke anak perusahaan IAB untuk modal kerja pembangunan FTTH di Pulau Jawa.
- Modal Kerja Perseroan: Sisa dana akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan, termasuk biaya pembelian perlengkapan, pengembangan layanan, pemasaran, pelatihan, dan biaya operasional lainnya.
Salah satu pemegang saham utama, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara, yang menguasai 60,62% saham INET, berkomitmen melaksanakan seluruh HMETD yang diperoleh sejumlah 7,14 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp250 per saham. Komitmen ini setara dengan dana sebesar Rp1,78 triliun.
INET juga menerbitkan waran seri II dalam aksi ini. Setiap pemegang HMETD yang mengeksekusi 25 saham baru berhak memperoleh delapan lembar waran seri II, di mana setiap lembar waran memberikan hak untuk membeli satu saham baru di masa depan.
Baca Juga: IHSG Runtuh Setelah Cetak Rekor, Volatilitas Pasar Menguji Mental Investor
Dana yang ditargetkan dari pelaksanaan waran ini mencapai Rp921,6 miliar, dan seluruhnya akan digunakan sebagai modal kerja perseroan maupun anak perusahaan.
Manajemen mengingatkan bahwa pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru akan mengalami penurunan persentase kepemilikan atau dilusi maksimal 57,14% dari total porsi kepemilikan saham mereka.
Untuk menjamin kelancaran, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara juga bertindak sebagai pembeli siaga jika saham baru yang ditawarkan tidak terserap penuh oleh pemegang saham lainnya, dengan maksimal saham yang diserap mencapai 5,65 miliar saham, senilai total Rp1,41 triliun.
Aksi korporasi ini dipastikan tidak menimbulkan benturan kepentingan dan diharapkan mampu memperbesar ruang pertumbuhan INET di tengah pesatnya kebutuhan konektivitas di Indonesia.
Berita Terkait
-
Cukai Tembakau Tidak Naik, Ini Daftar Saham yang Diprediksi Bakal Meroket!
-
IHSG Cetak Rekor Pekan Ini, Investor Asing Banjiri Pasar Modal Indonesia
-
Investor Asing Guyur Dana Rp 583,10 miliar ke Pasar Modal, IHSG Menghijau Selama Sepekan
-
Harga Saham EMAS Tembus Rp 3.300, Analis Beberkan Prospek ke Depannya
-
Menkeu Purbaya Bikin Kejutan! Kebijakan Baru Ini Bikin Saham Rokok Berjaya, IHSG Ikut Menghijau
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Program Loyalitas Kolaborasi Citilink dan BCA: Reward BCA Kini Bisa Dikonversi Jadi LinkMiles
-
IHSG Berbalik Loyo di Perdagangan Kamis Sore, Simak Saham-saham yang Cuan
-
COO Danantara Tampik Indofarma Bukan PHK Karyawan, Tapi Restrukturisasi
-
COO Danantara Yakin Garuda Indonesia Bisa Kembali Untung di Kuartal III-2026
-
Panik Uang di ATM Mendadak Hilang? Segera Lakukan 5 Hal Ini
-
Kekayaan Rilke Jeffri Huwae, Dirjen Gakkum yang Dikritik Menteri Bahlil
-
COO Danantara Beberkan Alasan Turunnya Penambahan Modal ke Garuda Indonesia Jadi Rp 23,67 T
-
Mulai 2026, DJP Bisa Intip Kantong Isi E-Wallet dan Rupiah Digital Masyarakat
-
HUT ke-45, Brantas Abipraya Tampilkan Beragam Inovasi: Dari Tradisi ke Transformasi
-
Rupiah Kalah dari Semua Mata Uang Asia, Ada Apa dengan Ekonomi RI?