- Trump-Xi bertemu di Korsel.
- Pertemuan pertama dalam enam tahun.
- Tujuan utama redakan perang dagang.
Suara.com - Hubungan diplomatik antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, memasuki babak baru. Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping akhirnya melakukan pertemuan penting secara tatap muka di Korea Selatan (Korsel) pada Kamis (30/10) pagi.
Pertemuan ini berlangsung di sela-sela keduanya menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC di kota pelabuhan Busan.
Pertemuan tersebut dipandang krusial oleh banyak pihak, terutama karena dibayangi harapan tinggi untuk menstabilkan hubungan yang selama berbulan-bulan retak akibat perang dagang yang sengit.
Berikut adalah 3 Fakta yang menandai pertemuan antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping:
1. Pertemuan Tatap Muka Pertama dalam Enam Tahun
Pertemuan antara Trump dan Xi Jinping yang terjadi di Pangkalan Udara Gimhae di Busan ini merupakan pertemuan tatap muka pertama mereka dalam kurun waktu enam tahun terakhir.
Peristiwa ini juga menjadi kali pertama Trump bertemu langsung dengan Xi sejak ia kembali menduduki Gedung Putih pada Januari lalu.
Jeda waktu yang panjang ini menunjukkan betapa pentingnya pertemuan tersebut sebagai upaya mencairkan ketegangan diplomatik yang telah lama membayangi.
Saat keduanya memulai pembicaraan, Trump dan Xi saling berjabat tangan, mencerminkan adanya niat baik awal untuk bernegosiasi.
Baca Juga: Drama China Laris: Pendapatan Capai Rp156 Triliun, Lampaui Box Office Lokal
2. Upaya Meredakan Perang Dagang dan Isu Panas Global
Tujuan utama dari pertemuan ini adalah meredakan perang dagang yang telah berlangsung sengit.
Perekonomian global telah bergejolak selama berbulan-bulan akibat aksi saling balas tarif yang meningkat, pembatasan ekspor, dan sanksi-sanksi yang menghantam berbagai sektor, mulai dari barang berteknologi tinggi hingga pengiriman laut.
Berbagai isu pelik diperkirakan menjadi topik pembahasan utama, meliputi:
- Tarif dan Ketidakseimbangan Perdagangan
- Kontrol Ekspor Tiongkok terhadap logam tanah jarang.
- Pembatasan Akses Washington terhadap teknologi tinggi AS bagi Tiongkok.
- Peran Tiongkok dalam perdagangan fentanyl ilegal.
Pertemuan ini menjadi puncak kunjungan lima hari yang dilakukan oleh Trump ke kawasan Asia, dibayangi harapan besar bagi kedua pemimpin untuk menemukan jalan keluar dari lingkaran eskalasi atau negosiasi yang terombang-ambing.
3. Seruan Xi Jinping agar AS-Tiongkok Menjadi "Mitra dan Sahabat"
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
Terkini
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
UMP 2026 Resmi Disahkan Prabowo, Ini Bedanya dengan Formula Upah Lama
-
Prabowo Teken PP, Begini Formula Kenaikan UMP 2026
-
Imbas Blokade Tanker Venezuela oleh AS, Harga Minyak Brent dan WTI Melonjak
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Rupiah Berbalik Menguat, Dolar Amerika Serikat Loyo Sentuh Level Rp16.667
-
Dompet Digital Jadi Senjata Utama Lawan Judi Online
-
IHSG Meroket di Level 8.700 Rabu Pagi, Saham SUPA ARA
-
Toba Pulp Lestari Buka Suara Soal Perintah Prabowo Lakukan Audit Total
-
Emas Hari Ini Turun Harga di Pegadaian, Galeri 24 Paling Murah