- Ekosistem waralaba nasional menghadapi tantangan berat akibat tekanan biaya operasional yang meningkat.
- Kondisi ini membuat Indonesia IFW 2025 di ICE BSD menjadi panggung besar waralaba nasional untuk memecah tantangan itu.
- Meski menjadi salah satu agenda waralaba terbesar di Tanah Air, penyelenggara menekankan bahwa fokus utama acara bukan sekadar showcase brand, melainkan penguatan daya saing.
Suara.com - Di tengah tekanan biaya operasional, perubahan selera konsumen, dan persaingan dengan merek global, ajang Indonesia Franchise Week (IFW) 2025 diproyeksikan menjadi barometer tren investasi bisnis kemitraan.
Pameran yang diinisiasi Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) dan Neo Expo Promosindo ini menghadirkan pelaku industri dari dalam dan luar negeri, termasuk 24 delegasi internasional dan 289 merek dari berbagai sektor. Selain pameran, IFW juga menjadi tuan rumah pertemuan Asia Pacific Franchise Confederation (APFC) dan World Franchise Council (WFC).
Meski menjadi salah satu agenda waralaba terbesar di Tanah Air, penyelenggara menekankan bahwa fokus utama acara bukan sekadar showcase brand, melainkan penguatan daya saing dan pengetahuan kewirausahaan. Tema “Energizing Entrepreneurship” diangkat untuk menyoroti perlunya adaptasi model bisnis di era ekonomi dinamis.
Selain sektor makanan dan minuman yang masih mendominasi, sejumlah lini usaha lain ikut menampilkan peluang, mulai dari laundry, ritel, layanan kesehatan dan kecantikan, pendidikan, hingga otomotif. Institusi finansial juga hadir dalam kapasitas pendukung akses pembiayaan.
Dalam rangkaian acara, peserta dapat mengikuti sesi diskusi yang membahas isu fundamental bagi calon dan pelaku waralaba, mulai dari perlindungan merek, perpajakan, legalitas kemitraan, hingga strategi adaptasi digital. Materi seperti "Bisnis Naik Kelas dengan Pondasi Hukum yang Kuat", "Strategi Cerdas Menuju Bisnis yang Bertahan & Berkembang", dan "Solusi Finansial Wirausaha Muda" menjadi bagian dari kurikulum acara.
Penyelenggara menargetkan sekitar 12.000 pengunjung, dengan profil yang didominasi calon pengusaha dan investor. "Rangkaian kegiatan ini diharapkan memberikan referensi pasar yang lebih komprehensif bagi pelaku UMKM yang ingin masuk ke sistem franchise maupun mengembangkan format kemitraannya," ujar Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Anang Sukandar dalam keterangan resmi, Jumat (31/10/2025).
Kehadiran pavilion internasional dari negara seperti Korea, Malaysia, Taiwan, Filipina, Thailand, Meksiko, dan Prancis menjadi penanda semakin kompetitifnya pasar waralaba domestik. Sejumlah pemain besar dari sektor F&B, laundry, ritel minimarket, hingga jasa pendidikan dan kecantikan ikut memanfaatkan panggung ini untuk memperluas jaringan.
Dengan tren minat masyarakat pada model bisnis siap jalan dan dukungan ekosistem permodalan, pelaku di industri memperkirakan pola kemitraan akan semakin variatif, termasuk format booth modular, model cloud kitchen, hingga hybrid offline atau online.
Baca Juga: Malaysia Incar Bisnis Franchise di Indonesia
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
-
Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
Terkini
-
Indonesia Nego Habis-habisan dengan AS! Target Tarif 0 Persen untuk Sawit, Kakao, Hingga Karet
-
Fluktuasi Ekonomi! CBDK Revisi Target Pra-Penjualan 2025 Jadi Rp508 Miliar
-
Volume Transaksi BEI Melejit ke Rp31 Triliun! Investor Asing Net Buy Rp1,13 T di Penutup Pekan
-
Malaysia Incar Bisnis Franchise di Indonesia
-
PGN Dorong Pariwisata Borobudur, Integrasikan CNG dan Panel Surya di Desa Wisata
-
OJK dan BI Makin Kompak Perkuat Keuangan Digital
-
Cimb Niaga Catat Laba Rp 6,7 Triliun, Perusahaan Bakal Hati-hati Kelola Aset
-
Inovasi Keuangan Berkelanjutan PNM Raih Apresiasi Berharga
-
Laba Grup Astra Rp 243 T: ASII dan UT Kompak Buyback Saham Rp 4 Triliun
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini