-
Stok BBM Shell belum tersedia sebab negosiasi pembelian tersendat.
-
Shell Indonesia akan bertemu ESDM bicarakan pemenuhan stok BBM.
-
Pemerintah tak atur negosiasi, baru BP-AKR setuju beli dari Pertamina.
Suara.com - Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell tampaknya masih belum tersedia dalam waktu dekat ini.
Pasalnya, negosiasi pembelian bahan bakar murni atau base fuel antara Shell Indonesia dengan Pertamina masih belum menemui titik terang.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menyebut, Shell akan kembali melakukan pertemuan dengan pemerintah untuk membicarakan permasalahan ini.
"Shell rencana mau ketemu saya. Belum, masih janjian. Janjian saya kan belum memutuskan waktunya kapan. Saya bilang siap, nanti kami akan terima," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Sayangnya, Laode tidak merinci soal pembahasan apa yang akan dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Dia hanya bilang, manajemen Shell Indonesia ingin bertemu dengannya.
"Saya nggak tahu mau ketemu saya ini dalam rangka apa, saya belum tahu. Pokoknya dia mau ketemu saya aja," ucapnya.
Laode menegaskan, pemerintah pada dasarnya hanya mengakomodir pemenuhan stok untuk SPBU swasta. Namun, untuk proses negosiasinya, pemerintah tidak bisa mengatur, karena menggunakan skema bisnis antar badan usaha.
"Kan kalau negosiasi kan sudah dibuka semua. Sudah dibuka semua, sebenarnya tinggal langsung ke badan usaha aja ke Pertamina," bebernya.
Seperti diketahui, saat ini baru BP-AKR saja yang telah menyetujui pembelian base fuel dari Pertamina. Sedangkan, SPBU lain seperti Vivo masih dalam tahap negosiasi.
Baca Juga: Nego Alot, SPBU Vivo Dekati Kesepakatan Beli BBM 100 Ribu Barel dari Pertamina
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan bahwa badan usaha pengelola SPBU Vivo tengah mendekati kesepakatan untuk membeli pasokan BBM dari Pertamina Patra Niaga.
"Sedang bernegosiasi dengan badan usaha Patra Niaga dan kemarin memang kami mendapatkan info bahwa Vivo sudah mendekati (kesepakatan)," katanya.
Laode juga mengungkapkan bahwa volume BBM yang diajukan oleh Vivo dalam negosiasi ini berkisar di angka 100 ribu barel.
"Awalnya juga kan Vivo sudah minta 100 ribu barel. Harusnya, ini belum diputus, harusnya ya sama," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
Terkini
-
Nego Alot, SPBU Vivo Dekati Kesepakatan Beli BBM 100 Ribu Barel dari Pertamina
-
100.565 Rekening Telah Diblokir Terkait Penipuan, Total Kerugian Masyarakat Capai Rp 7,5 Triliun
-
Bos Pertamina Patra Niaga Cek Kualitas BBM di Yogyakarta, Begini Hasilnya
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
ESDM: Meski Sudah Diuji BBM Bobibos Belum Tersertifikasi
-
Pupuk Indonesia Akan Revitalisasi 7 Pabrik Pupuk Tua, Cegah Pemborosan
-
Menteri Bahlil Kebut 18 Proyek Hilirisasi Energi, Target 2026 Jalan
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Bank Indonesia Siaga Jaga Rupiah, Pelemahan Bersifat Temporer
-
Industri Pindar Lokal Cari Pendanaan Investor ke Hong Kong