Bisnis / Keuangan
Minggu, 23 November 2025 | 13:50 WIB
Direktur Teknik PSSI, Alexander Zwiers (kiri), menyampaikan keterangan pers terkait perkembangan sepak bola Indonesia di GBK Arena, Jakarta, Kamis (20/11/2025). PSSI resmi mengumumkan Nova Arianto sebagai pelatih Timnas U-20 Indonesia, sesuai rekomendasi Direktur Teknik PSSI, Alexander Zwiers. ANTARA FOTO/Fauzan
Baca 10 detik
  • PSSI melakukan perombakan pelatih Timnas Indonesia, dengan biaya pelatih yang signifikan.
  • Pengelolaan dana PSSI untuk tim nasional yang berkualitas diperkirakan butuh Rp250 hingga Rp500 miliar per tahun.
  • Sumber utama pendapatan PSSI meliputi hak siar kompetisi, sponsorship, penjualan tiket dan merchandise, serta dana dari FIFA.

Suara.com - Induk sepak bola Indonesia, PSSI, belakangan ini gencar melakukan perombakan besar, dimulai dari posisi pelatih Timnas Indonesia.

Usai memutus kontrak Shin Tae-yong, PSSI yang dipimpin Erick Thohir sempat memilih Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas, meskipun Kluivert kemudian diberhentikan dalam waktu singkat, yang kemungkinan menimbulkan biaya tambahan.

Biaya untuk menahkodai Timnas memang tidak main-main. Gaji Shin Tae-yong untuk kontrak 2024–2027 diperkirakan mencapai sekitar Rp1,9 miliar per bulan atau Rp23,6 miliar per tahun (naik dari kontrak pertama yang sekitar Rp1,1 miliar per bulan).

Sementara, Patrick Kluivert diperkirakan memiliki gaji sekitar Rp18 miliar per tahun.

Isu terkait pelatih baru Timnas Indonesia juga terus menarik minat level dunia. Beberapa nama dikaitkan sebagai calon pelatih Timnas Indonesia, seperti Timur Kapadze, Heimir Hallgrimsson, Bojan Hodak, Jesus Casas, dan Giovanni van Bronckhorst.

Pelatih-pelatih di atas diketahui memiliki gaji yang cukup tinggi.

Tingginya biaya operasional Timnas Indonesia bukan lagi rahasia. Ketua Umum PSSI Erick Thohir sendiri menyebut, untuk memiliki tim nasional yang berkualitas, PSSI membutuhkan dana antara Rp250 miliar hingga Rp500 miliar per tahunnya.

Biaya ini meliputi akomodasi mewah (seperti sewa pesawat pribadi pada Piala AFF 2022), hingga bayaran pemain dan staf kepelatihan untuk tujuh kategori tim nasional (U-16, U-18, U-20, U-23, Senior, Wanita, dan Beach Soccer).

Pertanyaan besar pun muncul: dari mana PSSI, yang hanya menerima suntikan dana rutin dari FIFA sebesar Rp3,5 miliar per tahun, mendapatkan dana masif tersebut?

Baca Juga: Alexander Zwiers Jadikan Nova Arianto Tolak Ukur Pelatih Lokal Timnas Indonesia Masa Kini

Sumber Pendapatan PSSI

Sumber dana PSSI tidak hanya bergantung pada kas negara. Eks anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan mantan pengurus PSSI, Achsanul Qosasi, melalui cuitannya mengungkapkan bahwa sumber utama dana PSSI berasal dari empat pilar, yang kini dikelola secara profesional di bawah leadership Erick Thohir.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir (pssi.org)

1. Hak Siar dan Komersialisasi Kompetisi

Sumber utama PSSI adalah nilai jual kompetisi dan hak siar tim nasional, yang secara konservatif mencapai angka Rp500 miliar per tahunnya.

Pendapatan ini berbanding lurus dengan pengeluaran untuk memutar roda kompetisi domestik. PSSI, misalnya, telah menjalin kesepakatan hak siar dengan MNC Group senilai Rp56 miliar pada tahun 2023.

2. Sponsorship dan Kerjasama Swasta

Erick Thohir fokus pada2023 lalu menghidupkan PT Garuda Sepakbola Indonesia (perusahaan milik PSSI) untuk mengelola aset bisnis secara profesional dan menjaring kerja sama swasta (private sector).

Perusahaan ini ditargetkan meraup setidaknya Rp260 miliar per tahun.

Secara kolektif, dalam enam bulan masa kepemimpinannya, Erick Thohir mengklaim telah mengumpulkan Rp250 miliar dari berbagai pihak swasta.

3. Penjualan Merchandise dan Tiket Pertandingan

Penjualan merchandise dan tiket Timnas kini menjadi mesin uang baru bagi PSSI. Erick Thohir mengungkapkan bahwa PSSI memperoleh pendapatan dari:

Penjualan Jersey: Mencapai Rp150 miliar (berkat deal yang nilainya lebih besar dari apparel sebelumnya).

Penjualan Tiket: Mencapai Rp110 miliar, didorong oleh tingginya antusiasme penonton di mana tiket sering ludes dalam waktu singkat, mengubah nasionalisme menjadi komoditas bernilai tinggi (2023-2024).

Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (pssi.org)

4. Dana FIFA dan Bantuan Negara

Sebagai anggota aktif FIFA, PSSI mendapat dana dari induk sepak bola dunia. Salah satunya adalah FIFA Forward, sebuah kebijakan baru 2023–2026 yang menyalurkan dana untuk pengembangan sepak bola. Dana FIFA Forward mencakup:

Biaya operasional: US$5 juta (sekitar Rp81,1 miliar).

Proyek spesifik: US$3 juta (sekitar Rp48,7 miliar).

Tambahan akomodasi/perjalanan: US$1,2 juta (sekitar Rp19,4 miliar).

Selain dana rutin, FIFA juga menggelontorkan dana hibah senilai Rp85,6 miliar untuk pembangunan training center PSSI di tengah pembangunan IKN.

Sementara itu, dana dari negara (melalui Kemenpora) bukanlah mandatory (wajib dibiayai). PSSI harus mengajukan proposal jika membutuhkan bantuan negara.

Bantuan negara biasanya diberikan untuk momen-momen besar, seperti Piala Dunia U-20 2023 (sekitar Rp280 miliar) dan Pemusatan Latihan (TC) Timnas U-17 (hampir Rp400 miliar) di era Erick Thohir.

Dana yang diperoleh PSSI dialokasikan untuk pengembangan sepak bola, termasuk pembangunan pusat latihan, gaji staf dan pelatih, akomodasi Timnas, hingga biaya administrasi naturalisasi pemain. Penting dicatat, pengurus PSSI sendiri tidak menerima gaji.

Load More