Suara.com - Ketua Umum PSSI DJohar Arifin mengatakan, reformasi PSSI menjadi salah satu agenda penting yang dibahas pada Kongres PSSI Papua di Jayapura. Menurutnya pula, alasan PSSI Papua menjadi perhatian, mengingat potensi sepakbola Papua cukup besar untuk mengangkat peringkat bola Indonesia di tingkat dunia.
"Saya sangat perlu menghadiri Kongres PSSI Papua, mengigat potensi Papua dalam sepakbola lebih dari daerah lain, sehingga bisa berdiskusi untuk mengetahui lebih banyak bagaimana perkembangan PSSI saat ini," ujar Djohar, baru-baru ini.
Pada kesempatan itu, Djohar juga menjelaskan amanah reformasi sepakbola Indonesia, di mana organisasi PSSI seperti Asprov diberikan hak mengelola secara penuh sepakbola di daerah. Hal ini menurutnya berbeda dengan masa lalu, di mana Pengprov hanya merupakan perpanjangan tangan PSSI di daerah.
"Selain reformasi organisasi PSSI, juga reformasi dalam kompetisi sepakbola Indonesia, di mana jenjang konpetisi dulu sampai lima yakni Kompetisi 1, 2, 3, Divisi Utama dan Liga, namun sekarang hanya tiga yakni Liga (LSI), Divisi Utama dan Divisi Nusantara. Dengan demikian, gairah persepakbolaan diharapkan akan semakin baik," terangnya.
Sedangkan untuk timnas, menurut Djohar, PSSI juga tidak fokus pada level senior, tetapi juga mulai dari jenjang umur 14, 16, 18, 21, hingga U-23 dan senior. Hal itu menurutnya memerlukan anggaran yang besar.
"Kita berusaha mencari dana. Prestasi mahal dan tidak instan. Kita bersyukur, meskipun butuh dana besar, namun didapatkan melebihi dari yang kita butuhkan, sehingga tidak membutuhkan dana-dana dari pemerintah. Malah kita surplus dua tahun terakhir, (di) 2013 dan 2014,” tuturnya.
Selain pemain, PSSI menurut Djohar, juga melakukan peningkatan SDM lainnya, terutama wasit dan pelatih. Dalam perekrutan pelatih dari FIFA, lembaga itu menurutnya memberikan beberapa nama, lalu diteliti dan diseleksi, kemudian yang terbaiklah yang diambil. Begitu juga untuk Direktur Teknik, PSSI pun meminta ke FIFA, yang lantas dikirimkan enam nama sebelum dipilih salah satunya satu yakni Pieter Huistra.
"Sekarang saya bawa dia (Pieter Huistra) ke Papua ini, agar dapat melihat dari dekat bagaimana kondisi sepakbola Papua dan potensi Papua. Tadi sudah keliling lapangan dan mendapatkan banyak informasi," ujar Djohar pula.
Namun, Djohar menekankan bahwa masalah dalam sepakbola Indonesia bukan baru kali ini saja, tetapi sudah ada sejak era 60-an. Makanya menurutnya, sepakbola Indonesia sebentar bagus sebentar hilang.
"Kenapa terjadi demikian? Ternyata selama ini kita tidak punya pondasi yang benar. Pondasi inilah yang hendak diperbaiki dengan memperbanyak pelatih, sehingga anak-anak mendapat banyak ilmu bagaimana berlari, menendang, dan bermain bola dengan benar. Ini yang kita kejar,” katanya.
Menurutnya pula, perlakuan seperti inilah yang dilakukan negara-negara maju. Sementara di Indonesia, meski sudah terlambat, tetapi Djohar menegaskan tidak ada kata menyerah, layaknya Jepang dan Korea Selatan yang lantas juga ditiru oleh Thailand.
"Inilah yang kita kejar, sehingga kita (nantinya) maju. Nanti kita punya sentra-sentra di setiap wilayah. Anak-anak terbaik mulai umur 14, 16 dan 18 dari Papua akan kita masukkan, dan itu proyek PSSI. Juga ada di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Jawa. Nanti sentra-sentra yang menyiapkan pemain dan kontrol dari tenaga teknik, sehingga (saat) persiapan untuk senior panen pemain. Di sinilah akan terlihat persaingan ketat anak-anak yang bagus akan masuk di dalam, sampai ke timnas," bebernya.
Djohar menjelaskan, jika ini bisa dikerjakan dalam 5-6 tahun, diharapkan akan membuahkan hasil yang baik. Karena itu menurutnya, PSSI membutuhkan dukungan semua pihak terutama pemerintah, dalam membantu dukungan infrastruktur dengan membangun lapangan-lapangan standar bagi setiap provinsi dan kabupaten/kota, sehingga pemain bisa bermain secara baik.
"Untuk passing, menendang jauh ke atas, ya, kalau lapangan gundul, tidak rata, mereka tidak bisa menendang dengan baik. Jadi reformasi sepakbola harus dilakukan dalam semua bidang, guna mencapai prestasi yang baik di kemudian hari," pungkasnya. [Lidya Salmah]
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
- 10 Mobil Terbaik untuk Pemula yang Paling Irit dan Mudah Dikendalikan
Pilihan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
Terkini
-
Indra Sjafri Wajib Resah Lihat Statistik Penyerang Timnas Indonesia untuk SEA Games 2025
-
Jelang Duel vs West Ham, Slot Akui Mental Liverpool Drop
-
Hasil Persija Jakarta vs PSIM Yogyakarta, 2 Gol Telat Untuk Ultah Macan Kemayoran ke-97
-
Beri Sinyal Datangkan Ivar Jenner, Bos Persija Serahkan Keputusan ke Pelatih
-
Rizky Ridho Bertahan, Persija: Tak Ada Paksaan
-
Membedah 6 Striker Timnas Indonesia U-22: Siapa Pantas Jadi Trisula di SEA Games 2025
-
Susunan Pemain Persija vs PSIM Yogyakarta di BRI Super League 28 November 2025
-
3 Pilar Berlabel Senior Absen dari Skuad Timnas Indonesia U-22 untuk SEA Games 2025
-
Link Live Streaming Persija Jakarta vs PSIM Yogyakarta, Jumat 28 November 2025
-
Hasil Bhayangkara FC vs Persebaya Surabaya: Gol Telat Titan Agung Buyarkan Kemenangan Bajul Ijo