Suara.com - Sikap Tim Sembilan yang melalui Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) merekomendasikan penundaan Liga Super Indonesia (ISL) 2015 kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, menuai tanggapan serius dari Ketua Umum PSSI Djohar Arifin.
Menurut Djohar, usulan penundaan kompetisi itu sangat tidak etis, serta akan merugikan sepak bola Indonesia. Pasalnya menurtnya, perhelatan kompetisi di Indonesia sudah terlambat karena seharusnya dimulai Januari lalu, tapi karena ada masalah pada klub harus ditunda hingga Februari ini.
"Malaysia sudah jalan, Vietnam juga jalan. Thailand dan semua negara lain sudah. Itu kenapa? Karena mereka mengejar bulan Oktober nanti sudah selesai, mengingat event-event regional ASEAN dan Asia itu start-nya di November," ucap Djohar di Jayapura, Papua, baru-baru ini.
"Nah, kalau kita tidak selesai, artinya kita tidak punya juara saat itu. Sehingga kalau kita raih juara III, kita tidak bisa kirimkan ke level selanjutnya," timpalnya.
Dikatakan Djohar lagi, penundaan yang dilakukan juga akan merugikan klub dan dunia persepakbolaan secara umum.
"Satu hari saja ditunda kompetisi, maka berapa juta rupiah yang sudah terbuang oleh klub untuk makan, minum, pemondokan pemain dan para pekerja di klub tersebut. Apalagi kalau penundaan dua hari, seminggu atau sebulan, wah, bisa melumpuhkan klub itu sendiri," paparnya.
Tidak hanya itu, menurut Djohar, penundaan kompetisi juga akan berpengaruh pada sponsor-sponsor yang telah meneken kontrak dengan klub yang akan berlaga. Begitu juga, akan berpengaruh terhadap LSI yang memiliki sponsor. Penundaan menurutnya akan merusak kontrak sponsor dan nilai kontraknya, sementara kehadiran sponsor merupakan pemasukan bagi klub.
"Tentu juga pemain dirugikan, karena jika kontraknya sekitar 10 bulan dan harus menyelesaikan satu musim, tapi dengan penundaan yang bisa mencapai 12 hingga 13 bulan dengan nilai yang sama, mereka akan bekerja lebih lama. Jadi sekali lagi, pemain dirugikan," ungkapnya.
Kerugian lain yang diakibatkan penundaan ini, tambah Djohar, adalah timnas Indonesia yang seharusnya bisa mengikuti banyak kegiatan, berkumpul dan menyiapkan tim untuk ajang lain setelah rampungnya kompetisi, ikut terhambat aktivitasnya. Pasalnya, dengan pengunduran belum bisa diketahui apakah LSI bulan November atau Desember sudah akan selesai.
Lebih jauh, Djohar pun mengibaratkan klub dan kompetisi itu layaknya pabrik yang dituntut bekerja, berproduksi agar menghasilkan uang. Sementara pemain itu ibarat tenaga kerja yang bekerja di pabrik, sehingga untuk mendapatkan uang mereka harus bekerja (bermain).
"Tapi kalau kompetisi dihentikan, maka pabrik (klub dan kompetisi) akan mati karena tidak ada produksi, sehingga tenaga kerja (pemain) tidak dapat gaji," katanya.
Untuk itu, Djohar pun berharap pertimbangan-pertimbangan ini menjadi perhatian penting bagi Menpora. Dia berharap Menpora tidak menyetujui usulan Tim Sembilan, karena banyaknya kerugian yang akan dialami persepakbolaan Indonesia.
"Kalau disetujui, sama saja menghancurkan sepakbola Indonesia. Tapi mudah-mudahan Pak Menpora tidak sampai melakukannya," harapnya.
Di sisi lain, Djohar mengaku tidak mengenal para tokoh yang berada di Tim Sembilan itu. Sebelumnya menurutnya, dia sudah sempat mengajak komunikasi tim tersebut, tapi dari pihak Tim Sembilan enggan membuka diri dengan PSSI.
"Saya sudah hubungi mereka, tapi mereka tidak respons. Tapi saya tetap meminta Pak Menpora untuk melaksanakan kompetisi, biar tidak ada kerugian dari semua pihak," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Persipura Jayapura, Benhur Tommy Mano, dengan tegas turut menyatakan menolak jika kompetisi ditunda. Alasannya adalah karena pihaknya akan mengalami kerugian besar.
"Jelas rugi, karena kita sudah persiapkan semuanya dengan baik. Pemain bahkan kita sudah kontrak pemain dari luar. Jadi saya minta tetap dilaksanakan, karena kalau ditunda akan menghalangi Persipura untuk berlaga di AFC," tandas Benhur. [Lidya Salmah]
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
Terkini
-
Hasil Liga Champions Lengkap: PSG Hancurkan Barca, Arsenal Masih Perkasa!
-
Survei Pendukung FC Twente: Mees Hilgers Menangkan Hati Suporter
-
3 Fakta Kemenangan Persib atas Pratama Arhan Cs di Bangkok
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Viktor Gyokeres Melempem di Empat Laga Terakhir, Mikel Arteta Beri Pembelaan
-
Resmi Bergulir! Ribuan Warga Meriahkan Turnamen Sepak Bola Antardesa di Tangerang
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
Gaji Kerap Nunggak, Bernardo Tavares Akhirnya Putuskan Tinggalkan PSM Makassar
-
Alex Pastoor Berani Jamin! Indonesia Punya Kans Nyata ke Piala Dunia 2026
-
Vietnam Temukan Winger Keturunan Rusia, Dipanggil untuk Perkuat Timnas U-23