Nielsen juga dikenal sebagai pelatih yang jarang memuji pemain secara individu, karena menurut dia kemenangan dalam suatu pertandingan adalah kemenangan sebuah tim.
"Disini anda melihat bahwa tidak selalu pemain terbaik yang membuat tim terbaik. Mereka yang disini berjuang dengan baik dan saling membantu satu sama lain selama pertandingan, mereka layak mendapat pujian," kata Nielsen usai timnya memenangi sebuah pertandingan di Beograd.
Formasi 5-2-1-2 yang diterapkannya juga menyiratkan strategi yang cenderung memperkuat pertahanan -- hal yang sebenarnya tidak disukai oleh para pemain top Denmark ketika itu yang ingin timnya lebih ofensif.
Namun bagai kisah-kisah dalam dongeng karya penulis kenamaan Denmark abad ke-19 Hans Cristians Andersen, dalam waktu persiapan yang sangat singkat Moller Nielsen dapat "menyihir" skuad baru tim Dinamit menjadi tim yang begitu solid.
Padahal, ketika para pemain mendapat panggilan mendadak untuk masuk kamp pelatihan timnas, mereka umumnya sedang asyik berlibur di pantai-pantai, bersantai minum bir di kafe-kafe atau memanfaatkan waktu kosong kompetisi bersama keluarga masing-masing.
Denmark berada satu grup bersama Inggris, Prancis dan tuan rumah Swedia di grup A. Sementara di grup B berisi tim Belanda, Jerman, Skotlandia dan CIS.
Mereka mengawali penampilan dengan menahan imbang Inggris 0-0, namun pada pertandingan berikutnya Denmark harus mengakui keunggulan tuan rumah Swedia 0-1.
Ketangguhan tim dinamit ini mulai mendapat perhatian setelah mereka mampu mengalahkan Prancis 2-1 di laga terakhir grup A sehingga mereka lolos ke semifinal sebagai runner up grup.
Mereka pun mampu menumbangkan tim favorit ketika itu Belanda di semifinal melali adu penalti setelah imbang 2-2.
Baca Juga: Aaron Ramsey Pastikan akan Kembali ke Juventus Usai Euro 2020
Kemenangan di semifinal membuat skuad Denmark lebih percaya diri meskipun di final mereka harus menghadapi raksasa sepak bola lainnya, Jerman.
Strategi bertahan dan serangan balik yang diterapkan Moller Nielse, berjalan baik. Gol-gol oleh Jon Jensen dan Kim Vilfort, serta penampilan cemerlang kiper Peter Schemichel dan barisan belakang Denmark membuahkan kemenangan meyakinkan 2-0 di laga final.
Pasca sukses di Piala Eropa 1992, tidak ada lagi kisah fenomenal yang terkait dengan tim nasional Denmark maupun Moller Nielsen sendiri.
Denmark bahkan gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 1994 di Brazil, sedangkan pada Piala Eropa berikutnya di tahun 1996, tim Dinamit harus tersingkir di babak penyisihan grup.
Namun di sela-sela itu, Denmark sempat mencatat kemenangan dalam pertandingan Piala Konfederasi tahun 1995 dengan mengalahkan Argentina 2-0.
Moller Nielsen selanjutnya mendapat kepercayaan menangani tim nasional Finlandia, namun ia gagal membawa tim dari negeri Skandinavia itu untuk lolos putaran final Piala Dunia 1998.
Berita Terkait
-
Keren! Anak Gianluigi Buffon Cetak Hat-trick Saat Italia Gulung Ceko 6-1
-
PSSI-nya Wales Raup Untung Rp648 Miliar Meski Prestasi Timnas Berantakan
-
Isuzu ELF NMR Hadir dengan LED Display di GIIAS 2025
-
Demam Pacu Jalur di Timnas Inggris, Muncul di Parade Juara Piala Eropa Wanita 2025
-
Timnas Inggris Back to Back, Ini Daftar Juara Piala Eropa Wanita
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Karim Benzema Buka Peluang Balik ke Real Madrid, tapi Ada Syaratnya
-
Pep Guardiola Tutup Pintu! Tolak Mentah-Mentah Jadi Presiden Barcelona
-
Adrian Wibowo Bersedia Main di SEA Games 2025 untuk Timnas Indonesia U-23, PSSI Lobi LAFC
-
Mees Hilgers Bikin Fisioterapis Terkejut, Prediksi Comeback Lebih Cepat
-
Enggan Tanggapi Road Map 'Garuda Membara', Sumardji: Sumbernya dari Mana?
-
Merasa Buang Waktu, Pemain Keturunan Indonesia Pilih Tinggalkan Man City Demi Gelar Sarjana Hukum
-
Eks Asisten Kluivert Gabung Raksasa Ajax Usai Didepak Timnas Indonesia
-
Spanyol Catat 30 Laga Beruntun Tanpa Kekalahan, Luis de la Fuente Ingatkan Pemain Tak Puas Diri
-
Ban Kapten Pindah ke Ivar Jenner, Kadek Arel Buka Suara
-
Bek Mali Puji Ivar Jenner sebagai Pemain Timnas Indonesia U-22 Paling Menonjol