Sayang, Madrid dan Barca tak punya formula mengatasi beban keuangan yang menghimpit klub-klub La Liga, selain proposal Liga Super Eropa yang justru membuat klub-klub La Liga lain sebal karena proposal itu memarjinalkan mereka.
Dalam kata lain, dalam banyak hal sama saja dengan CVC. Bedanya, CVC dianggap menguntungkan semua pihak.
Seperti analogi pemberi pesan whatsapp yang menawari utang kepada Anda, La Liga juga memiliki kesempatan menolak CVC.
Sebelum La Liga pun CVC sudah menawarkan proposal serupa kepada Bundesliga Jerman dan Serie A Italia. Kedua liga besar Eropa ini menolaknya.
Bundesliga menolak permohonan akuisisi 25 persen saham liga oleh CVC karena tak terlalu banyak mengoleksi utang seperti liga-liga Eropa lainnya sehingga merasa tak perlu menggadaikan sumber-sumber pendapatan mereka kepada pihak lain.
Serie A juga menolak karena klub-klub topnya beranggapan proposal akuisisi liga oleh CVC itu akan melemahkan kendali liga.
Tetapi situasi keuangan La Liga memang lebih berat ketimbang yang dihadapi Bundesliga, apalagi jika dibandingkan Liga Inggris.
Menurut Deloitte Annual Review of Finance, pandemi telah menggerus kemampuan keuangan klub-klub Eropa selama 2019-2020.
Total, pendapatan seluruh klub Eropa turun 3,4 miliar pound (Rp67,6 triliun) menjadi 22 miliar pound (Rp437 triliun).
Baca Juga: Terlalu Dini Bagi Lionel Messi Lakoni Debut di PSG, Begini Alasan Pochettino
Ini pertama kalinya pendapatan sepak bola Eropa ambruk demikian hebat sejak krisis keuangan global 2008-2009.
Tetapi ada beberapa liga yang agak bagus menghadapi situasi pandemi, salah satunya Bundesliga.
Liga Jerman adalah yang paling tahan banting hingga bisa menyalip La Liga sebagai liga paling menguntungkan kedua di bawah Liga Inggris.
Musim lalu itu, angka pendapatan Bundesliga hanya turun 4 persen atau 116 juta pound (Rp2,3 triliun) menjadi 2,8 miliar pound (Rp56,7 triliun). Sedangkan pendapatan La Liga anjlok 8 persen menjadi 2,7 miliar pound (Rp53,7 triliun).
Kapitalisme bencana
Italia dan Prancis lebih buruk lagi, masing-masing terpangkas 18 persen menjadi 1,8 miliar pound (Rp35,8 triliun) dan 16 persen menjadi 1,4 miliar pound (Rp27,8 triliun).
Berita Terkait
-
Kecipratan Efek Kedatangan Lionel Messi, Followers PSG Naik Puluhan Juta
-
Real Madrid Beri Tawaran PSG Rp 2 Triliun Jika Transfer Kylian Mbappe Sekarang
-
Usai Lionel Messi Gabung, Followers PSG Naik hingga Puluhan Juta
-
3 Klub yang Berpeluang Jegal PSG di Liga Prancis
-
Tekuk Getafe, Valencia Buka Musim La Liga 2021/2022 dengan Tiga Poin
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
Terkini
-
Pengamat Vietnam: Hanya Orang Bodoh yang Percaya Naturalisasi Malaysia Sah
-
Ole Romeny Minta Skuad Timnas Indonesia Jangan Ragu: Libas Arab Saudi dan Irak!
-
4 Negara Asia Tenggara Dapat Sanksi Denda dari AFC, Ada Indonesia
-
Dear Timnas Indonesia! Ultras Arab Saudi Siapkan Kejutan Buat Jatuhkan Mental
-
Maarten Paes Keluhkan Bekas Cedera, Absen di Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Gara-gara Maarten Paes, Arab Saudi Pusing 7 Keliling
-
Keuntungan Timnas Indonesia, Lini Serang Arab Saudi Sedang Tumpul
-
On This Day: Saat Persija Pecundangi PSM dan Raih Gelar Juara Liga Indonesia
-
Jarak Hotel Timnas Indonesia ke Stadion di Jeddah Bikin Geleng-Geleng, Setara Ciseeng-GBK!
-
Menpora Cipika-Cipiki dengan Skuad Arab Saudi, Kenapa?