Suara.com - Ole Gunnar Solskjaer bukanlah sosok sembarangan bagi Manchester United. Sebelum menukangi Setan Merah sejak Desember 2018, orang Norwegia itu punya status terhormat sebagai pemain.
Ole Gunnar Solskjaer merupakan penyerang legendaris Manchester United. Namanya akan selalu dikenang dalam keberhasilan tim meraih treble winner pada 1999.
Eks pemain Molde yang bergabung dengan United pada 29 Juli 1996 itu terkenal karena mencetak gol penentu kemenangan The Red Devils atas Bayern Munich di masa injury time final Liga Champions 1999.
Gol Solskjaer membuat Manchester United yang sempat tertinggal satu gol berhasil melakoni comeback untuk menang 2-1 sekaligus melengkapi capaian treble winner musim itu.
Setelah pensiun menjadi pemain dan kini melatih mantan timnya sendiri. Status Solskjaer sebagai legenda mulai memudar. Banyak yang menganggapnya sebagai musuh bersama yang harus enyah dari kursi juru taktik Manchester United.
Gelombang fans yang meminta Solskjaer dipecat muncul setelah MU tampil buruk awal musim ini, dan kekalahan 0-5 dari Liverpool di Old Trafford, Minggu (24/10/2021), membuat kesabaran pendukung habis.
Naik turunnya karier Solskjaer sebagai pelatih Manchester United dalam tiga musim terakhir, mendapat simpati dari Micah Richards.
Mantan pemain timnas Inggris dan Manchester City itu mengaku kasihan terhadap Solskjaer, yang statusnya kini berubah dari legenda menjadi musuh bersama.
"Dia memiliki status legendaris di klub sehingga akan selalu sulit ketika hal-hal seperti ini terjadi," kata Micah Richards dikutip dari BBC Sport, Selasa (26/10/2021).
Baca Juga: Sudah Tak Dipercayai Sejumlah Pemain MU, Solskjaer Segera Dipecat?
Menurut Richards, Manchester United harus segera membuat keputusan terkait nasib Ole Gunnar Solskjaer. Apakah mempertahankan atau justru memecatnya.
“Mereka perlu mendukungnya dan mengatakan dia akan pergi ke akhir musim atau membawa orang lain masuk," kata Richards.
"Saya merasa kasihan padanya, melihat seseorang yang memiliki status legendaris ini tetapi dia terlihat tidak memiliki kedalaman. Jika itu tidak dapat diselesaikan, mereka harus bergerak maju," pungkasnya.
Berita Terkait
-
3 Alasan Zinedine Zidane Lebih Cocok Latih Manchester United Ketimbang Antonio Conte
-
Manchester United Tak Punya Identitas, Cuma Bergantung Kualitas Individu
-
3 Alasan Manchester United Langsung Melejit jika Dilatih Antonio Conte
-
Antonio Conte Kencang Dikabarkan akan Melatih Manchester United
-
Sudah Tak Dipercayai Sejumlah Pemain MU, Solskjaer Segera Dipecat?
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
-
Kids Dash BSB Night Run 2025 Jadi Ruang Ramah untuk Semua Anak: Kisah Zeeshan Bikin Terharu
-
Profil John Herdman, Pesaing Van Bronckhorst, Calon Pelatih Timnas Indonesia
Terkini
-
Klasemen Liga Jerman: Bayern Muenchen Kokoh di Puncak, Klub Kevin Diks Terus Meroket
-
Resmi! Ini Pelatih Timnas Indonesia
-
Enzo Maresca Sorot Inkonsistensi Wasit Premier League usai Chelsea Ditahan Arsenal 1-1
-
Rekan Giovanni van Bronckhorst Ragu Sang Pelatih Mau Tukangi Timnas Indonesia
-
Negara Tetangga Olok-olok Rumor Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia
-
Cetak Gol Perdana, Thom Haye Malah Puji Kedalaman Skuad Persib Bandung, Kenapa?
-
Madura United Kalah Telak dari Persib, Carlos Perreira:KamiTidak Bermain dengan Baik
-
Kabar Buruk untuk Timnas Indonesia, Calvin Verdonk Cedera
-
SEA Games Ancam Karier Marselino Ferdinan, Berpotensi Absen 2 Bulan dari AS Trencin
-
Statistik Gila Jay Idzes di Serie A: Tak Tergantikan 12 Laga Beruntun di Sassuolo