Suara.com - Liga Champions 2021-2022 akan kembali digelar dalam waktu dekat. Untuk itu, ada baiknya kembali mengenang gol tercepat yang pernah dibuat di ajang terakbar antar klub Eropa itu.
Di bulan Februari ini, mata penikmat sepak bola akan dimanjakan dengan beragam tontonan berkelas. Dari banyaknya pertandingan yang akan digelar, Liga Champions mungkin menjadi salah satu yang sangat dinanti-nantikan.
Di bulan Februari ini, Liga Champions akan memainkan babak 16 besar, di mana total 16 tim akan saling sikut untuk melaju ke fase selanjutnya.
Babak 16 besar Liga Champions sendiri akan digelar pada pertengahan bulan ini, yakni leg pertama dimulai dari tanggal 16 Februari dan leg kedua akan digelar mulai dari pada 9 Maret waktu Indonesia.
Duel-duel panas pun akan terjadi di babak 16 besar Liga Champions 2021-2022 ini. Sebagai contoh ada Paris Saint-Germain yang bersua Real Madrid, ada Liverpool melawan Inter Milan dan Manchester United dengan Atletico Madrid.
Berbicara soal babak 16 besar Liga Champions, duel-duel bertajuk ‘final kepagian’ memang kerap tercipta sejak ajang ini digelar. Salah satunya pada musim 2006-2007 kala Real Madrid bersua Bayern Munchen.
Sekitar 15 tahun lalu, laga ‘final kepagian’ antara Real Madrid dan Bayern Munich ini menghasilkan rekor yang belum terpecahkan hingga saat ini, yakni gol tercepat yang dicetak oleh Roy Makaay.
Lantas, bagaimana kisah lahirnya gol tercepat sepanjang sejarah Liga Champions ini?
Gol Cepat ke Gawang Penguasa Eropa
Baca Juga: Aubameyang Datang, Barcelona Coret Dani Alves Jelang Laga Kontra Napoli
Pada babak 16 besar Liga Champions musim 2006-2007, Bayern Munich yang berstatus juara grup B dipertemukan dengan Real Madrid selaku Runner Up grup E.
Berstatus sebagai Runner Up grup, Real Madrid mau tak mau harus menjadi tuan rumah di leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2006-2007.
Di leg pertama yang berlangsung di Stadion Santiago Bernabeu ini, Real Madrid mampu tampil superior dan meraih kemenangan 3-2 atas Bayern Munich.
Saat itu, Real Madrid unggul cepat lewat Raul Gonzalez di menit ke-10. Bayern Munich pun mampu menyamakan kedudukan di menit ke-23 lewat Lucio.
Hanya saja, gol balasan Bayern Munich itu mampu dibalas lagi oleh Real Madrid yang mencetak dua gol lanjutan lewat gol kedua Raul di menit ke-28 dan satu gol Ruud van Nistelrooy di menit ke-34.
Bayern Munich yang tak ingin pulang ke Jerman dengan defisit dua gol pun berhasil memperkecil kedudukan menjadi 2-3 lewat gol Mark van Bommel di menit ke-88.
Dengan keunggulan satu gol, Real Madrid pun pede menyambut leg kedua. Mereka hanya butuh bermain imbang saja agar bisa melaju ke perempat final.
Hanya saja, harapan Real Madrid ini pupus di tangan Roy Makaay pada leg kedua. Di laga yang berlangsung di Allianz Arena ini, Bayern Munich langsung menghentak sejak peluit pertandingan dibunyikan.
Berawal dari kesalahan Roberto Carlos di Kick Off, bola mampu dicuri oleh Hasan Salihamidzic yang dalam sekejap melepaskan bola ke Roy Makaay.
Mendapat sodoran apik dari Salihamidzic, Roy Makaay pun langsung melepaskan sepakan terukur dengan kaki kanannya ke pojok kanan gawang Iker Casillas sehingga terciptalah gol.
Tercatat, gol ini dibuat penyerang berkebangsaan Belanda itu dalam hitungan detik saja, tepatnya di detik ke-10,12. Gol ini pun alhasil menjadi gol tercepat sepanjang sejarah Liga Champions.
Gol cepat dari Roy Makaay ini tak ayal meruntuhkan mental bertanding para penggawa Real Madrid. Bagaimana tidak? Gol itu membuat Bayern Munich menyamakan agregat dan unggul agregat gol tandang.
Pasca gol tersebut, Bayern Munich bermain lebih nyaman dan berhasil mencetak gol kedua lewat Lucio di menit ke-66. Real Madrid pun sempat memperkecil kedudukan berkat gol Van Nistelrooy di menit ke-83.
Hanya saja, gol Van Nistelrooy itu tak cukup untuk mengangkat mental bertanding para penggawa Real Madrid sehingga harus tumbang dengan skor 1-2.
Hasil akhir di leg kedua itu membuat agregat menjadi 4-4. Bayern Munich pun menjadi tim yang berhak lolos ke babak perempat final berkat keunggulan gol tandang.
Kontributor: Zulfikar Pamungkas
Berita Terkait
-
3 Rekor Cristiano Ronaldo yang Mustahil Dilewati Mbappe di Real Madrid
-
Jelang PSG vs Madrid, Carvajal Bicara Kans Mbappe Gabung Los Blancos
-
Soal Potensi Berduet dengan Erling Haaland, Muller: Lebih Baik Saya Beri Makan Kelinci
-
Bikin Susah, Barcelona Tak Tutup Kemungkinan Putus Kontrak Ousmane Dembele
-
Kabar Buruk untuk Real Madrid, Karim Benzema Absen di Perempat Final Copa del Rey
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
Terkini
-
Momen Pemain Timnas Indonesia Semringah Saat Bertemu Tangan Kanan Shin Tae-yong
-
Pemain Keturunan Rp 2,61 Miliar Andalan STY Tidak Jago Setelah di Latih Era Patrick Kluivert
-
Media Vietnam Sentil Timnas Indonesia U-23, Sudah Pakai Naturalisasi tapi Tetap Gagal Lolos
-
Kata-kata Ragnar Oratmangoen Usai Absen 2 Pertandingan Timnas Indonesia di FIFA Matchday
-
PSSI Pertimbangkan Masukan Gerald Vanenburg dan Pelatih Persija Soal Pengembangan Pemain U-23
-
Gerald Vanenburg: Shin Tae-yong Juga akan Sulit Jika Latih Timnas Indonesia U-23 Saat Ini
-
Rekap Hasil Tim ASEAN di FIFA Matchday September: Malaysia Lebih Apik dari Timnas Indonesia
-
Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
-
PSSI Masih Bungkam soal Pelatih SEA Games 2025, Gerald Vanenburg Beri Ultimatum
-
Rapor Merah Timnas Indonesia U-23: Dari 'Puncak' Asia ke Jurang Kehancuran