Bola / Bola Indonesia
Rabu, 10 September 2025 | 12:21 WIB
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. (pssi.org)
Baca 10 detik
  • Kritik Gerald Vanenburg dan Mauricio Souza membuka diskusi serius soal masa depan pemain U-23 di Indonesia.
  • PSSI merespons dengan rencana regulasi baru Liga 2 dan wacana menghidupkan kembali turnamen format piala.
  • Pembinaan pemain muda akan difokuskan dari level akar rumput hingga U-23 untuk memperkuat Timnas Indonesia.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mulai membuka ruang untuk menampung masukan dari pelatih Timnas U-23 Gerald Vanenburg dan pelatih Persija Jakarta Mauricio Souza terkait minimnya menit bermain pemain muda di kompetisi domestik.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan federasi sedang merancang strategi khusus untuk mendongkrak kualitas pemain U-23 sekaligus memperkuat struktur kompetisi Indonesia.

Salah satu wacana yang kini dipertimbangkan adalah aturan khusus di Liga 2 agar pemain berusia di bawah 23 tahun mendapat menit bermain lebih banyak.

“Apakah di Liga 2 ke depan nanti perlunya U-23 menjadi pemain inti, misalnya,” ujar Erick Thohir usai laga terakhir Grup J Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 di Stadion Delta Sidoarjo, Selasa (9/9/2025) malam.

Kritik Vanenburg dan Souza

Isu ini semakin mencuat setelah Vanenburg menyoroti minimnya jam terbang anak asuhnya di klub. Keluhan serupa juga diungkap Mauricio Souza.

Menurut pelatih asal Brasil itu, struktur kompetisi Indonesia masih belum memberi ruang cukup bagi talenta muda untuk berkembang sebelum masuk ke level timnas.

“Menurut saya kompetisi Indonesia memerlukan (kompetisi model) piala. Mereka dapat memainkan pemain U-23 di kompetisi itu, karena ada dua kompetisi,” kata Souza.

Souza menilai keberadaan turnamen seperti Piala Indonesia bisa menjadi solusi. Klub tetap bisa fokus pada liga dengan skuad utama, sementara pemain U-23 mendapat panggung di ajang piala.

Piala Indonesia Terancam Mati Suri

Fakta di lapangan, Piala Indonesia terakhir kali digelar pada 2019. Setelah itu, turnamen ini seperti mati suri tanpa kejelasan. Padahal di banyak negara, format cup menjadi wadah penting untuk mengorbitkan talenta muda.

Baca Juga: Vanenburg Pasang Alibi Usai Timnas Indonesia U-23 Gagal Total, Singgung Hak Istimewa STY

Souza menegaskan, jika PSSI serius ingin memperkuat timnas kelompok umur, maka kompetisi domestik tidak boleh dibiarkan stagnan. Ia juga menyarankan agar federasi membuat kompetisi khusus U-23.

“Jika ada kompetisi untuk pemain-pemain U-23, mereka akan mendapatkan lebih banyak menit bermain,” ucapnya.

Respon PSSI

Menjawab kritik itu, PSSI sedang mempersiapkan rencana besar.

Selain regulasi di Liga 2, federasi juga berencana menghidupkan kembali Piala Presiden pada April atau Mei tahun depan, yang bisa diikuti 64 klub dari seluruh Indonesia. Regulasi soal komposisi pemain muda juga akan dikaji ulang.

“Tapi di Liga 2 kami akan dorong pemain U-23 mendapat kesempatan bermain. Di Liga 3 dan 4, mungkin tahun depan komposisi pemain muda bisa lebih banyak,” jelas Erick.

Menurut Erick, pembinaan usia muda saat ini sudah cukup baik di level U-17 dan U-20, namun perlu penguatan di jenjang U-21 hingga U-23.

Load More