Bisnis / Keuangan
Selasa, 09 September 2025 | 12:31 WIB
Pekerja mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  • IHSG Melemah Pada Sesi I Perdagangan Selasa 
  • Pelemahan IHSG Dipicu oleh Ketidakpastian Kebijakan Fiskal
  • IHSG Diprediksi Bergerak Melemah Hingga Akhir Sesi
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terseret ke zona merah pada sesi I Selasa (9/9/2025). IHSG tercatat melemah 128 poin atau turun 1,66 persen ke level 7.638.

Seperti dikutip dari riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas, pelemahan IHSG terjadi didorong dari sentimen global maupun domestik.

Dari eksternal, pasar regional Asia bergerak variatif dengan fokus pelaku pasar tertuju pada peluang pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) pekan depan.

Laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan memberi sinyal peluang besar penurunan suku bunga untuk menopang pertumbuhan ekonomi.

Pengunjung melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (18/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Pasar kini menanti rilis data inflasi dan Producer Price Index (PPI) AS pekan ini, yang akan menjadi petunjuk lanjutan arah kebijakan The Fed," tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam riset hariannya.

Dari China, investor menaruh perhatian pada data inflasi dan PPI Agustus yang akan dirilis Rabu mendatang. Kekhawatiran deflasi masih membayangi setelah harga konsumen stagnan pada Juli dan harga produsen terus turun. Beijing juga mendesak ASEAN segera menyelesaikan kesepakatan perdagangan bebas yang ditingkatkan, sebagai strategi menghadapi tarif AS dan memperluas akses pasar.

Sementara itu, sentimen domestik lebih dipengaruhi dinamika politik. Pasar merespons negatif reshuffle Kabinet Merah Putih, terutama setelah Presiden Prabowo Subianto secara mendadak memberhentikan Sri Mulyani Indrawati dari jabatan Menteri Keuangan dan menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa sebagai penggantinya.

Langkah tersebut menimbulkan kekhawatiran di pasar, mengingat reputasi dan kredibilitas global Sri Mulyani yang selama ini menjadi penopang kepercayaan investor.

"Pelaku pasar kini menanti arah kebijakan fiskal Menkeu baru, termasuk konsistensi sinergi dengan otoritas moneter untuk menjaga stabilitas pasar," tulis Pilarmas Investind Sekuritas.

Baca Juga: Investor Saham Menanti Gebrakan Purbaya Yudhi Setelah Jadi Menteri Keuangan

Di tengah gejolak tersebut, beberapa saham justru mencatatkan penguatan, antara lain LION, UANG, NRCA, POLU, dan FITT. Adapun saham yang mengalami pelemahan terbesar adalah WOWS, MSKY, WIIM, MMIX, dan TMPO.

Load More