Suara.com - Sepak bola modern semakin menghadirkan kejutan seiring perubahan zaman dan berkembangnya teknologi, olahraga yang identik dengan pria maskulin seolah semakin memudar.
Kemunculan Mara Gomez seolah menjadi fenomena yang dianggap biasa bagi penggemar sepak bola modern, pro dan kontra jadi masalah selanjutnya.
Mara Gomez merupakan pesepak bola transgender Argentina pertama yang bermain di level profesional. Yang mengejutkan hal ini dianggap biasa.
Terlepas dari itu, perjuangan Mara Gomez menjadi pesepak bola tentu pantas mendapat perhatian tersendiri dengan lika-liku di dalamnya.
Terlahir dengan jenis kelamin laki-laki pada 7 Maret 1997, siapa sangka Mara Gomez merupakan perempuan yang terjebak dalam tubuh seorang pria.
Kondisi yang membuatnya nekat mencari tahu, termasuk menjalani serangkaian tes seperti mengecek kadar hormon testoteron di dalam tubuhnya.
Berbulan-bulan lamanya perjuangan Mara Gomez, meyakinkan Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) mengakui statusnya sebagai pesepak bola transgender.
Hal itu penting baginya untuk bisa tampi di Liga Argentina, dengan bukti bahwa kadar testoteronnya berada di bawah 10nmol/L.
Perjuangannya pun berhasil. Sosok berusia 25 tahun itu akhirnya tercatat sebagai pesepak bola transgender pertama yang berlaga di kompetisi internasional.
AFA memberi konfirmasi bahwa Mara termasuk dalam daftar pemain Villa San Carlos yang kemudian melakoni debut pada Desember 2020 lalu di Divisi Utama Sepak Bola Wanita Argentina.
Mara sempat emosional saat diwawancarai, bukan karena timnya kalah telak dengan skor 1-7 melainkan karena usahanya memperjuangan identitas transgender diakui.
"Bagi saya, transfobia berkaitan dengan mematahkan paradigma dan perspektif dan mulai melihat dalam masyarakat dengan visi yang lebih tidak terstruktur," ucap Mara Gomez.
"Bahwa kita berhenti berpikir bahwa hanya ada dua jenis kelamin atau Anda harus mematuhi perilaku atau aturan untuk menjadi normal," imbuhnya.
Termasuk dalam komunitas LGBT membuat Mara Gomez dan rekan-rekannya mendapat kekerasan dari pihak yang berlawanan dengan mereka.
"Kami terus-menerus membayar biaya untuk memberi kami kesempatan menjalani kehidupan yang layak; kesempatan untuk belajar, bekerja, berkeluarga, berolahraga," ujar Mara.
Berita Terkait
-
Manchester United Izinkan Lisandro Martinez Angkat Koper, Demi Kebaikan Si Pemain
-
Legenda Fernando Redondo: Pangeran Bernabeu yang Menolak Potong Rambut
-
Hasil Piala Dunia U-17 2025: Portugal dan Tunisia Pesta 6 Gol, Jepang Menang Tipis
-
Legenda Juan Sebastian Veron: Penyihir Lapangan Tengah yang Bikin Sir Alex Naik Pitam
-
Piala Dunia U-17 2025: Ambisi Argentina Ulang Memori Indah Qatar 2022
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Mali Panggil Wonderkid Man United dan Bayer Leverkusen untuk Lawan Timnas Indonesia U-23
-
Timur Kapadze Kirim Sinyal ke PSSI: Saya Menunggu
-
Isyarat FC Volendam Lepas Mauro Zijlstra ke SEA Games 2025
-
Evandra Florasta Kutip Albert Einstein Usai Perjalanan di Piala Dunia U-17 2025
-
PSSI Wajib Gerak Cepat: Timnas Indonesia Dihadang 5 Pesaing untuk Dapatkan Jasa Timur Kapadze
-
Piala Dunia U-17 Berakhir, Putu Panji Bertekad Bawa Garuda Terbang Lebih Tinggi
-
Nova Arianto Minta Maaf Hanya Bisa Sampai Fase Grup Piala Dunia U-17 2025
-
PSSI Bocorkan Cara Rayu Pemain Keturunan Perkuat Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025
-
Mauro Zijlstra Terpinggirkan di Klub, Berharap Menit Bermain di Timnas Indonesia U-22
-
Timnas Indonesia U-17 Gugur di Piala Dunia U-17 2025, Shin Tae-yong Angkat Topi untuk Nova Arianto