Suara.com - Begitu bergabung dengan Manchester City, Erling Haaland seketika menjadi kekuatan menyeramkan di Liga Inggris.
11 gol liga yang dia ciptakan dari tujuh pertandingan sejauh ini sudah separuh dari 22 gol yang dia kumpulkan dari 24 kali bermain untuk Borussia Dortmund selama musim 2021/2022.
Jika dirata-ratakan, Haaland telah mencetak 1,5 gol dalam setiap satu pertandingan. Angka ini jauh lebih tinggi daripada rata-rata 0,96 golnya sepanjang musim 2020/2021.
Selama musim itu dia mencetak 27 gol dari 28 pertandingan. Ini adalah rekor gol terbanyak dalam satu musim yang dia torehkan selama karier sepak bolanya.
Andaikan rata-rata 1,5 gol itu konsisten terjadi sampai akhir musim ini, maka sampai akhir musim 2022/2023 Haaland bisa mencetak 57 gol.
Dengan statistik seperti itu Haaland terlihat semakin berbahaya di depan gawang lawan. Dan ini terjadi setelah dia menemukan tim dengan platform tepat yang cocok dengan karakter dan talentanya.
Dia kini mempunyai tim yang tajam di semua lini. Dia bersama tim yang dipimpin seorang pelatih yang menuntut semua pemainnya piawai mendistribusikan dan menguasai bola sehingga lawan terus terteror sampai tak bisa memiliki kesempatan menyerang.
Tak dipungkiri lagi Manchester City era Pep Guardiola telah membuat striker haus gol seperti Haaland mendapatkan habitat tepat yang semakin mempertajam naluri mencetak gol.
Haaland, Guardiola dan Manchester City bisa dibilang telah membina hubungan sama-sama menguntungkan. Tapi figur sentral dalam hubungan tripartit ini sudah pasti adalah Pep Guardiola.
Baca Juga: Jack Grealish: Kehadiran Erling Haaland Mengubah Permainan Manchester City
Jika melihat kuantitas assist dan gol yang dibuat Haaland untuk City sejauh ini, Guardiola jauh lebih efektif dalam memoles Haaland ketimbang Lucien Favre, Edin Terzic dan Marco Rose yang melatih Dortmund kala striker Norwegia itu masih membela klub Bundesliga Jerman tersebut.
Pun dengan Jesse Marsch yang pernah menangani Haaland saat masih memperkuat RB Salzburg, atau Ole Gunnar Solksjaer yang "menemukan" Haaland sewaktu masih bersama Molde di Liga Norwegia.
Guardiola telah menyediakan tempat yang cocok bagi Haaland untuk mengeksploitasi seluruh kemampuannya secara paripurna.
Lebih Besar ketimbang Sir Alex
Guardiola tidak saja telah tepat memilih Haaland dan memasangnya dengan benar dalam formasi ideal, tetapi ia juga telah memberikan mitra-mitra bermain yang sama hebat dan tajamnya kepada striker asal Norwegia itu.
Di sini, strategi dan filosofi sepakbola Guardiola klop sekali dengan karakter Haaland.
Cerita keampuhan Guardiola dalam meramu talenta sepak bola dan tim sepak bola sudah dikenal lauh jauh sebelum Haaland datang ke Manchester.
Kisah tangan dingin Guardiola sudah terdokumentasikan dengan baik sejak mantan gelandang Barcelona ini memimpin tim impian yang telah memenangkan segalanya di Barcelona.
Dalam setiap tempat yang dia datangi, Guardiola selalu bisa mempersembahkan trofi utama baik kepada Bayern Muenchen maupun Manchester City, walau dia baru bisa mempersembahkan trofi Liga Champions kepada Barcelona.
Pengaruh Guardiola kepada sepak bola profesional modern sendiri diakui di mana-mana. Tak hanya di negerinya di Spanyol, tetapi juga di dua tempat elite dalam sepak bola Eropa di Inggris dan Jerman.
Masyarakat sepak bola Inggris sudah lama menganggap Guardiola pembawa pengaruh besar kepada tidak saja Manchester City, namun juga seluruh sistem sepak bola Inggris.
Bahkan dia disebut sebagai satu-satunya pelatih asing yang sangat mempengaruhi sepak bola Inggris.
Gary Lineker yang mantan bintang sepak bola Inggris dan kini menjadi komentator sepak bola, bahkan tak ragu menyebut pengaruh Guardiola terhadap sepak bola Inggris jauh lebih besar ketimbang mantan manajer Manchester United Sir Alex Ferguson.
"Dia membawa pengaruh paling positif kepada siapa pun, bahkan kepada cara kita bermain sepak bola," kata Lineker. "Guardiola telah mengubah cara kita bermain."
Sejak bergabung dengan City pada 2016, Guardiola sendiri selalu memecahkan rekor Liga Inggris, termasuk mengantarkan City menjadi tim pertama dalam sejarah Liga Inggris yang mencetak 100 gol dan 106 poin dalam satu musim.
Pengaruh Guardiola dianggap jauh melebihi cara bermain dan skala prestasi Manchester City, karena pengaruhnya juga mencapai klub-klub Liga Premier lainnya, bahkan seluruh sistem sepak bola tingkat klub di Inggris.
Guardiola juga mempengaruhi bagaimana tim nasional Inggris bermain belakangan tahun ini.
Mengadopsi Cara Guardiola
Guardiola tak saja membuat pemain-pemain seperti Raheem Sterling, John Stones, Kyle Walker, Phil Foden, dan Jack Grealish menjadi langganan skuad Timnas Inggris.
Lebih hebat lagi filosofi sepak bolanya telah merasuki pikiran pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate yang juga memuja penguasaan bola dan menuntut semua pemain termasuk bek dan kiper untuk aktif menopang serangan persis seperti dituntutkan Guardiola kepada Manchester City.
Guardiola juga membawa pengaruh besar terhadap pribadi sejumlah orang, termasuk Mikel Arteta di Arsenal dan Erik ten Hag yang pernah melatih tim lapis dua Bayern Munich ketiga Guardiola mengasuh klub Liga Jerman ini.
Sebelum di Arsenal, Arteta menghabiskan waktu tiga tahun menjadi asisten Guardiola di Manchester City. Pengalaman ini telah membuat Arteta menjadi manajer yang semakin baik dari waktu ke waktu.
Arteta telah belajar banyak dari bagaimana Guardiola mengelola tim dan talenta-talenta sepak bola yang kemudian dia terapkan sendiri di Arsenal dalam bentuk yang identik dengan Manchester Biru.
Tak heran Arsenal kini berubah menjadi kekuatan dahsyat yang dapat menelan siapa pun, dalam cara dan gaya yang persis dengan gaya bermain Manchester City.
Tidak hanya Arteta dan Inggris, spektrum pengaruh Guardiola juga mencapai Jerman di mana gegenpressing yang dikembangkan Ralf Rangnick dan orang-orang seperti Juergen Klopp dan Thomas Tuchel, mendapatkan referensi tambahan yang penting sewaktu Guardiola melatih Bayern sehingga teknik itu menjadi lebih sempurna.
Dan itu dikenang betul di Jerman. Skuad timnas Jerman pernah sangat dipengaruhi oleh pendekatan dan filosofi sepak bola Guardiola.
Bukan hanya oleh barisan pemain Bayern yang mendominasi skuad Jerman, tetapi juga karena pelatih Jerman saat itu Joachim Low sangat terinspirasi oleh gaya sepak bola Guardiola yang menekankan transisi bola yang cepat dan akurat.
Jangan tanya pengaruh Guardiola kepada Spanyol. Selain dipenuhi pemain-pemain yang dibina Guadiola dalam klub yang dipimpinnya, timnas Spanyol juga mengadopsi teknik dan gaya bersepak bola Guardiola.
Ketika Spanyol menjuarai Piala Dunia 2010, sukses ini dibangun di atas fondasi gaya sepak bola Guardiola di mana pelatih Spanyol saat itu, Vicente del Bosque, mengadopsi sepak bola pressing tinggi dan menekankan penguasaan bola yang menjadi mahzab sepak bola Barcelona sewaktu ditangani Guardiola, sampai sekarang.
Kini bersama Haaland pengaruh Guardiola yang membuatnya disebut salah satu pelatih sepak bola terhebat sepanjang masa itu, bisa membuat City merengkuh trofi dambaan mereka di Liga Champions.
Memang masih sangat panjang, tetapi jalan untuk mencapai trofi sudah begitu jelas dipetakan sejak awal oleh Guardiola.
[Antara]
Berita Terkait
-
Jejak Busuk Wasit Manchester City vs Napoli: Terlibat Kasus Match Fixing
-
Terungkap Ada Peran Bintang Manchester City di Balik Kepindahan Eliano Reijnders ke Persib Bandung
-
Minta Gaji Terlalu Tinggi, Petinggi PSG Ungkap Alasan Jual Gianluigi Donnarumma
-
Yuk Bisa Yuk, Manchester United Masih Bisa Main Bagus di Bawah Ruben Amorim, Asal...
-
Nantang Nih! Manchester United Berani Nggak Pecat Ruben Amorim
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Taktik IQ 1000! Gol Luar Biasa Pemain Bodo/Glimt di Liga Champions
-
Barcelona Tanpa Lamine Yamal Hadapi Neraka St James Park, Rashford Jadi Tumpuan
-
Diego Simeone Meledak di Anfield, Fan Liverpool Ngaku Jadi Biang Kerok
-
PSG Tak Mau Bayar Mahal, Donnarumma Justru Rebut Hati Pep Guardiola
-
Kontroversi Ma Ning, Wasit Laga Indonesia vs Iraq: Pernah Beri 3 Pinalti untuk Qatar
-
Persib Bandung Batal Menang, Lion City Sailors Samakan Kedudukan di Menit Akhir
-
Ketika Ijazah Erick Thohir Bikin Banyak Orang Tertawa, Aman Kan...
-
Prediksi Susunan Pemain Manchester City vs Napoli: 5 Pemain Terkapar
-
Man City vs Napoli: Haaland Tinggal Selangkah Lagi Lampaui Rekor Van Nistelrooy
-
Intip Rating Pemain Timnas Indonesia di EA FC 26