Suara.com - Salah satu legenda sepak bola Indonesia Peri Sandria menyatakan dukungan kepada Menteri BUMN Erick Thohir untuk menjadi Ketua Umum PSSI periode 2023-2027.
"Dari lima calon yang ada, saya berharap Erick Thohir yang menjadi ketua umum PSSI," ujar Peri saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Jumat (10/2/2023).
Penyerang tim nasional Indonesia saat meraih medali emas SEA Games 1991 itu menilai Erick sebagai orang yang berpengalaman di dunia sepak bola, bahkan hingga level internasional.
Erick dianggap Peri sukses kala memimpin dan mengelola salah satu klub raksasa Eropa Inter Milan.
"Beliau sudah teruji saat masih memegang klub Inter Milan. Beliau sangat profesional dan termasuk berhasil di sana," kata pria yang pernah menjadi penyerang tersubur Liga Indonesia sepanjang masa dalam satu musim dengan 34 gol, sebelum dipecahkan oleh Sylvano Comvalius pada tahun 2017 (37 gol) itu.
Peri berharap, kalau terpilih menjadi Ketua Umum PSSI 2023-2027, Erick Thohir tidak lagi membawa orang-orang lama ke dalam kepengurusannya.
Dia tidak ingin Erick nantinya hanya dijadikan "boneka" oleh sosok-sosok lawas tersebut.
"Kalau dikatakan, Pak Iwan Bule (Ketua Umum PSSI saat ini Mochamad Iriawan-red) sebenarnya juga seperti boneka karena PSSI masih diisi orang-orang lama. Sejak dahulu memang ada kecenderungan seperti itu, ketua umum baru diikuti pemain lama. Idealnya, kalau ketua umum baru, ya, semuanya harus baru," tutur Peri.
Pria berusia 53 tahun itu menyimpan asa, pengurus baru PSSI 2023-2027 bisa mendengarkan dan melaksanakan saran para mantan pemain sepak bola nasional.
"Di pengurus sebelumnya, kalau ada nasihat dari kami seperti tidak didengar," kata Peri.
Erick Thohir adalah salah satu dari lima calon ketua umum PSSI periode 2023-2027 selain Ketua DPD RI LaNyalla Mattalitti, Arif Wicaksono, Doni Setiabudi dan Fary Djemy Francis.
Adapun Erick Thohir, meski belum pernah aktif di PSSI, memiliki jejak di kancah persepakbolaan internasional. Pria yang juga berprofesi sebagai pengusaha itu pernah memiliki salah satu klub terbesar di Eropa, Inter Milan.
Dirinya juga sempat mempunyai saham mayoritas di klub Liga Amerika Serikat, MLS, DC United.
Di Indonesia, Erick sebagai bos Mahaka Sports pernah menggelar Piala Presiden pada tahun 2015 untuk mengisi kekosongan kompetisi karena PSSI disanksi oleh FIFA. Kemudian, dia memiliki saham di beberapa klub seperti Persib dan Persis.
Pemilihan para anggota Komite Eksekutif PSSI 2023-2027 tersebut dilakukan di Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada 16 Februari 2023.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Persita Tangerang Kalahkan Persib Bandung dengan Skor 2-1
-
Bos JDT Curiga Ada Pihak Luar yang Buat Malaysia Dihukum FIFA
-
Pengamat Malaysia Anggap Hukuman FIFA Lebih Besar dari Skandal Suap 1994
-
Joehari Ayub Mundur, Satu Bulan Kemudian FAM Disanksi FIFA, Sudah Tahu Ada yang Tidak Beres?
-
Ranking FIFA Timnas Indonesia Bisa Tembus 110 Besar Jika Lakukan Ini pada Oktober
-
3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
-
Ucapan Blunder Facundo Garces Kembali Jadi Sorotan usai Malaysia Disanksi FIFA
-
Kontrak Segera Habis, Masa Depan Kim Sang-sik di Timnas Vietnam Jadi Sorotan
-
Timnas Indonesia Bisa Manfaatkan Satu Celah Fatal di Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Kisah Timor Leste saat Palsukan Dokumen seperti Malaysia, Sanksinya Sangat Berat