Kata “Insya Allah” merupakan wujud pengakuan atas kelemahan diri di hadapan Allah sembari bekerja keras karena proses yang ditempuhnya belum menemukan kepastian hasil. Manusia memang dilarang memastikan perbuatan yang masih dalam rencana, karena yang demikian termasuk cermin keangkuhan.
Manusia tidak mungkin mengandalkan secara mutlak dirinya sendiri. Sebagai makhluk, ia membutuhkan Sang Khaliq. Seberapa pun besar jerih payah seseorang, tetaplah ia sebatas pada level ikhtiar. Allah telah menganugerahi manusia nurani, akal, tenaga, dan segenap kemampuan lainnya.
Semua itu merupakan modal sekaligus tanggung jawab untuk dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Islam mengajarkan umatnya untuk berusaha, menyusun rencana, dan mempersiapkan diri. Selebihnya adalah tawakal atau kepasrahan total atas kehendak Allah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaknya setiap pribadi memerhatikan apa yang dia persiapkan untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan (QS Al-Hasyr: 18).
Tawakal adalah sikap yang muncul dari kesadaran manusia atas dirinya yang dla‘îf di hadapan Rabb. Menggantungkan keputusan final kepada Sang Pencipta selepas daya upaya dikerahkan secara maksimal.
Sikap inilah yang membuatnya selalu merasa penting untuk berdoa, memohon pertolongan dan petunjuk sehingga kehendak yang dirumuskannya diridlai dan dikabulkan Allah swt. Dan bilapun tak terkabul, juga tak lantas menyesali diri sendiri karena sejak awal memang sudah memasrahkan hasil bukan kepada diri sendiri.
Dengan demikian, dapat disimpulkan, Insya Allah bukan ucapan basa-basi atau tempat berlindung dari ketidakteguhan janji. Insyaallah mengandung pendidikan tentang sikap tawaduk, penghayatan kepada makna hakiki insyaallah juga membawa manusia pada puncak kesadaran tauhid, bahwa hanya Allah tempat bergantung segala sesuatu.
Dengan memahami itu, hendaknya kita tidak lagi salah kaprah dalam memaknai dan mengucapkan Insya Allah. Karena sesungguhnya kata Insya Allah mengandung makna yang sangat mulia.
Baca Juga: Greorgina Rodriguez Keceplosan, Cristiano Ronaldo Potensi Batal Main di Piala Dunia 2026
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Bursa Transfer Memanas: 5 Bintang Abroad Timnas Indonesia yang Berpeluang Ganti Klub Baru
-
Media Belanda: Bukan Van Bronckhorst, John Herdman Calon Tunggal Pelatih Timnas Indonesia
-
Mikel Arteta Ajak Arsenal Nikmati Setiap Kemenangan usai Kembali ke Puncak Liga Inggris
-
AFC Nations League Resmi Diluncurkan, Timnas Indonesia Siap Hadapi Kompetisi Baru Asia
-
Drawing Piala AFF 2026 di Jakarta, Misi Timnas Indonesia Raih Juara
-
AFC Rancang Nations League, Jadwal Timnas Indonesia Bakal Super Padat
-
Gelandang Man City Keturunan Indonesia Semringah Bisa Cetak Gol di Kandang
-
Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
-
Kata-kata Emil Audero Usai Tampil Heroik di Laga Lazio vs Cremonese
-
Fabio Lefundes Sebut Laga Borneo FC vs Persebaya Berkualitas Tinggi Meski Tak Full Team