Suara.com - Sepak bola Bahrain pada periode 2011 memasuki masa suram. Bagaimana tidak, saat itu pecah unjuk rasa pro demokrasi yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali para atlet.
Namun aksi unjuk rasa pro demokrasi ini dibalas dengan aksi penculikan dan penyiksaan oleh pihak kerajaan Bahrain. Tak tanggung, kerajaan Bahrain diduga menggunakan perangkat negara untuk meredam suara pro demokrasi.
Salah satu perangkat negara yang digunakan ialah asosiasi sepak bola Bahrain. Kala itu asosiasi sepak bola Bahrain dipimpin oleh Salman bin Ibrahim Al-Khalifa.
Peran Salman kemudian dibongkar oleh kelompok penggiat hak asasi manusia Bahrain. Salman diduga saat itu melakukan intervensi bahkan terlibat dalam penculikan pesepak bola yang terlibat unjuk rasa pro demokrasi.
Pada 5 April 2011, pemain tim nasional Bahrain, Mohamed Hubail dan adiknya ditangkap oleh otoritas Bahrain. Keduanya ditangkap dengan tuduhan terlihat aktivitas pro demokrasi.
Hubail dan adik laki-lakinya Mohamed A'ala Hubail yang kala itu berstatus pemain klub Al Ahli ditahan tanpa batas waktu.
Tak hanya itu, pihak klub langsung memutus kontrak keduanya sehari setelah penangkapan. Tindakan Al Ahli ini diduga karena adanya intervensi dari Salman, yang juga berstatus anggota keluarga kerajaan Bahrain.
Dilansir dari salah satu media lokal di Bahrain, dua pesepak bola itu kemudian dijatuhi hukuman dua tahun penjara pada 23 Juni 2011.
Menurut pihak partai oposisi Bahrain, Al Wefaq, persidangan dua pemain ini dilakukan secara rahasia. Kerajaan Bahrain mengklaim hal itu dilakukan berdasarkan hukum darurat militer yang mulai berlaku Maret 2011.
Baca Juga: Timnas Indonesia vs Bahrain Berakhir Imbang, Misi Revans Harus Tertunda
Penangkapan ini membuat FIFA bereaksi. Pada 24 Juni 2011, FIFA umumkan akan coba berkomunikasi dengan Salman dan otoritas sepak bola Bahrain. FIFA kala itu mendesak Salman dan PSSI-nya Bahrain menceritakan detail soal campur tangan politik di sepak bola.
Faktanya setelah hukuman dua tahun untuk Hubail bersaudara, terungkap ada lebih dari 150 atlet dan wasit yang mendapat skorsing karena ikut protes anti pemerintah.
Sepak bola Bahrain saat itu terancam hukuman berat dari FIFA. Bahkan Komisaris Tinggi PBB untuk HAM menyebut bahwa persidangan kepada dua pesepak bola itu merupakan bentuk penganiayaan politik yang sangat serius.
Baru pada 29 Juni 2011, jaksa penuntut dari militer Bahrian mengumumkan ke publik bahwa dua pemain sepak bola ini terlibat dalam kejahatan medis dan olahraga, namun keduanya telah dibebaskan.
Berita Terkait
-
Timnas Indonesia vs Bahrain Berakhir Imbang, Misi Revans Harus Tertunda
-
Wasit Ahmed Al Kaf Jadi Kado Pahit Ulang Tahun Shin Tae-yong, Netizen Mau Ucapin Takut Lagi Badmood
-
Tegas! PSSI Janji Bakal Protes ke FIFA Terkait Wasit yang Rugikan Timnas Indonesia
-
Timnas Indonesia Diduga Dikerjai Wasit Saat Lawan Bahrain, Cristian Gonzales Beri Sindiran Menohok
-
Pemain Timnas Filipina: Kemenangan Timnas Indonesia Dirampok Wasit
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Antam di Pegadaian Rp 2,4 Juta per Gram, UBS dan Galeri 24 Juga Naik!
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
Terkini
-
Patrick Kluivert Ingin Timnas Indonesia Segera Alihkan Fokus Lawan Irak
-
3 Pemain Timnas Indonesia yang Tampil Buruk Lawan Arab Saudi
-
Patrick Kluivert Sebut Timnas Indonesia Bertarung seperti Singa
-
Kata-kata Menyentuh Jay Idzes Usai Timnas Indonesia Terancam Batal ke Piala Dunia 2026
-
Patrick Kluivert: Saya Bukan Pelatih Pintar Cari Alasan
-
Penyesalan Patrick Kluivert Usai Timnas Indonesia Dihajar Arab Saudi
-
Timnas Indonesia Kalah dari Arab Saudi, Patrick Kluivert: Buruk Bagi Kami
-
Timnas Indonesia Dikalahkan Arab Saudi 2-3, Jay Idzes: Ini Bukan Akhir
-
Ranking FIFA Timnas Indonesia Usai Kalah dari Arab Saudi, Merosot Jatuh?
-
Klasemen Sementara Grup B: Kalah dari Arab Saudi, Timnas Indonesia Posisi Juru Kunci