Suara.com - Penyerang Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen, menceritakan kisah pilu yang dialami ayahnya, Philip Oratmangoen, saat berada di Belanda.
Kisah ini disampaikan oleh penyerang berusia 26 tahun tersebut saat diwawancarai media Belanda, De Stentor, beberapa tahun silam.
Dalam wawancaranya, Ragnar Oratmangoen menceritakan pengalaman getir yang dirasakan keluarganya, terutama sang ayah, yang berasal dari Maluku.
“Saya setengah Belanda, setengah Maluku,” buka penyerang yang kini membela klub kasta teratas Belgia, FCV Dender itu.
“Ayah saya lahir di sini, di kamp Nistelrode. Sambutan mereka di Belanda tidak menyenangkan, mereka mengalami tahun-tahun yang sulit,” lanjut Ragnar.
Sekadar informasi, kamp Nistelrode adalah sebuah pemukiman di Belanda yang menampung masyarakat Maluku saat hijrah ke negeri Kincir Angin pasca kemerdekaan.
Tahun-tahun sulit yang dirasakan ayah Ragnar di Belanda juga tak lepas dari hadirnya pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di negeri Kincir Angin itu pada tahun 1970 an.
Salah satu pemberontakan yang terkenal adalah pembajakan kereta api di De Punt pada tahun 1977, yang kemudian difilmkan oleh sutradara bernama Hanro Smistman.
“Hal ini (kehidupan sulit sang ayah) semakin meningkat seiring dengan pembajakan, namun ceritanya lebih jauh dari film itu (De Punt),” beber Ragnar.
Baca Juga: Hiroki Kasahara, Wasit Timnas Indonesia vs Laos Bikin Shin Tae-yong Naik Darah!
Saat diwawancarai oleh media Belanda lainnya, Ragnar juga menceritakan kesulitan sang ayah lainnya selama berada di negeri Tulip itu.
Eks penyerang FC Groningen itu mengaku bahwa sang ayah pernah tak diakui sebagai warga negara Belanda, kendati lahir dan besar di sana.
“Meskipun ayah saya lahir di sini, dia sudah lama tidak memiliki kewarganegaraan. Ada tanda bintang di paspornya,” cerita Ragnar dikutip dari Leeuwarder Courant.
“Akibatnya dia bukan warga negara Belanda sepenuhnya, contohnya tidak punya hak memilih,” tambahnya.
Setelah mengalami kesulitan itu, akhirnya sang ayah mendapat kewarganegaraan Belanda yang jadi tanah kelahirannya.
“Butuh waktu setahun sebelum ia benar-benar memperoleh kewarganegaraan Belanda, ia harus mengirimkan surat resmi kepada Ratu (Belanda) untuk itu,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Statistik Ungkap Kelemahan Timnas U-23: Lini Tengah Bagus, Lini Depan Mandul
-
Jelang El Clasico Super League, Berguinho Yakin Persib Jungkalkan Persebaya
-
Kalah dari Korea Selatan, Timnas Indonesia U-23 Gagal Lolos ke Piala Asia U-23 2026
-
Hwang Doyun Mimpi Buruk! Timnas Indonesia U-23 Gagal Lolos ke Piala Asia U-23 2026?
-
Bursa Transfer Masih Terbuka, Mees Hilgers Bakal Dapat Klub Baru Pekan Ini?
-
Nottingham Forest Tunjuk Ange Postecoglou Sebagai Pelatih Kepala
-
Pelatih Persija Pede Anak Asuhannya Tetap Konsisten di Super League 2025/2026
-
Mengenal Iniesta Meksiko yang Jadi Buruan Barcelona dan Real Madrid
-
Detik-detik Bentrok Gennaro Gattuso vs Striker Israel Dor Turgeman
-
Dirtek PSSI Mulai Meramu demi Hasilkan Pemain Timnas Indonesia