Suara.com - Jagat sepak bola Asia kembali diramaikan dengan kabar mengejutkan dari Korea Selatan. Dua nama besar yang sebelumnya dikenal sebagai rival panas di Asia Tenggara, Shin Tae-yong dan Park Hang-seo, kini justru dipersatukan dalam sebuah misi mulia: membenahi federasi sepak bola Korea Selatan atau Korea Football Association (KFA).
Penunjukan keduanya sebagai Wakil Presiden KFA sontak menjadi sorotan. Bukan hanya karena reputasi mereka yang telah mendunia, namun juga latar belakang persaingan sengit di kawasan ASEAN, khususnya saat memimpin tim nasional Indonesia dan Vietnam.
Dua Karakter Kuat di Kursi yang Sama
Dalam peran barunya, Shin Tae-yong dipercaya untuk menangani urusan internasional. Pengalaman bertahun-tahun sebagai pelatih Timnas Indonesia, termasuk di berbagai ajang internasional, menjadikan dirinya sosok tepat untuk menjalin hubungan global dan membangun citra KFA di kancah dunia.
Sementara itu, Park Hang-seo mendapat mandat untuk fokus pada aspek teknis, termasuk peningkatan performa tim nasional Korea Selatan. Keberhasilannya membawa Vietnam menjadi kekuatan baru di Asia Tenggara menjadi modal berharga bagi pengembangan sistem pembinaan dan strategi permainan di negeri Ginseng.
Meski ditempatkan di jalur yang berbeda, keduanya mengemban peran strategis dengan satu tujuan: mengangkat kembali martabat sepak bola Korea Selatan di level Asia dan dunia.
Dari Sahabat Jadi Musuh, Kini Bersatu Kembali
Cerita Shin dan Park tak bisa dilepaskan dari sejarah panjang yang dimulai sejak dekade 1990-an. Pada masa itu, keduanya menjalin hubungan layaknya guru dan murid. Park yang telah memulai karier kepelatihan menjadi panutan bagi Shin, yang saat itu masih aktif bermain. Momen-momen kebersamaan mereka sempat terekam dalam berbagai dokumentasi dan publikasi di media Korea.
Namun, semua berubah ketika keduanya menapaki karier baru di Asia Tenggara. Park lebih dahulu menangani Vietnam pada 2017, dan dua tahun berselang Shin ditunjuk sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia. Kedua negara yang memiliki rivalitas sepak bola yang tinggi ini menjadi ajang benturan dua pelatih besar tersebut.
Baca Juga: 3 Faktor Mahal dan Berkelas yang Bikin Timnas Indonesia U-17 Susah Dibendung!
Pertemuan mereka di berbagai kompetisi seperti SEA Games 2021 dan Piala AFF 2022 tak lepas dari ketegangan. Bahkan, gestur saling enggan berjabat tangan sempat viral dan memicu banyak spekulasi di kalangan media serta penggemar. Hubungan mereka yang dulu akrab, perlahan berubah menjadi kompetisi penuh gengsi.
Kembali ke Akar: Misi Nasional yang Menyatukan
Kini, lembaran baru pun dimulai. Rivalitas di ASEAN harus dikubur demi tanggung jawab baru di tanah kelahiran mereka. Shin dan Park bukan lagi dua kutub yang berseberangan, melainkan rekan sejajar dalam struktur KFA yang sedang mengupayakan reformasi menyeluruh dalam sepak bola nasional.
Kembalinya mereka ke Korea Selatan dalam peran strategis ini juga menjadi simbol transformasi profesionalisme. Mereka menunjukkan bahwa meski sempat terlibat konflik, kepentingan negara tetap di atas segalanya. Kerjasama ini pun diharapkan mampu menjadi fondasi kuat bagi kemajuan sepak bola Korea di masa depan.
Langkah KFA menunjuk dua figur kuat sekaligus dalam posisi tinggi merupakan strategi berani. Publik sepak bola pun kini menanti, apakah kolaborasi dua mantan rival ini mampu menjadi awal dari era kejayaan baru bagi Timnas Korea Selatan. Yang pasti, sejarah telah mencatat—rivalitas tak selamanya abadi, terlebih ketika negara memanggil.
Pertemuan mereka di berbagai kompetisi seperti SEA Games 2021 dan Piala AFF 2022 tak lepas dari ketegangan. Bahkan, gestur saling enggan berjabat tangan sempat viral dan memicu banyak spekulasi di kalangan media serta penggemar. Hubungan mereka yang dulu akrab, perlahan berubah menjadi kompetisi penuh gengsi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Luis de la Fuente Semringah dengan Kemenangan Telak Spanyol atas Turki
-
Pemain Keturunan Rp86,91 Miliar Bikin Persaingan Bek Tengah Timnas Indonesia Semakin Ketat
-
Gareth Bale 'Comeback', Siap Kembali Merumput di Korea Selatan
-
Market Value Timnas Indonesia Tembus Rp519 Miliar, Lewati Arab Saudi hingga Qatar Jelang Putaran 4
-
Timnas Indonesia Diuntungkan Imbas Qatar Diserang Israel?
-
Sebanyak 2.000 Personel akan Amankan Laga Persib Bandung vs Persebaya
-
Media Vietnam Sebut Peluang Timnas Indonesia ke Piala Dunia Tergantung pada Ole Romeny
-
Profil Women Torres Calcio, Klub Baru Estella Loupatty di Italia
-
Persiapan Bagus, Julio Cesar Siap Hadapi Persebaya
-
PSSI Akan Gelar Piala Presiden Diikuti 64 Peserta Tahun Depan