Suara.com - Proyek naturalisasi pemain keturunan kembali memanas setelah bek Leeds United, Pascal Struijk, tertangkap kamera bersama Patrick Kluivert saat menyaksikan pertandingan Oxford United vs Leeds United pada pekan ke-43 Liga Championship Inggris 2024/2025. Laga tersebut digelar di Kassam Stadium, Sabtu dini hari WIB, 19 April 2025.
Yang menarik, kehadiran Struijk di bangku penonton bukan hal biasa. Pemain 25 tahun itu sedang mengalami cedera dan tidak dimainkan.
Namun, ia tetap ikut rombongan timnya dalam laga tandang, sesuatu yang jarang dilakukan oleh pemain yang sedang pemulihan.
Kehadirannya bersama Kluivert, serta dua figur penting dalam proyek Timnas Indonesia—Jordi Cruyff dan Denny Landzaat—menjadi sinyal kuat bahwa ada komunikasi terkait kemungkinan Struijk berseragam Merah Putih.
Spekulasi semakin berkembang setelah Kluivert mengunggah foto bersama Marselino Ferdinan, gelandang muda Timnas Indonesia yang kini bermain untuk Oxford United. Momen ini diduga sebagai bagian dari langkah scouting terhadap pemain keturunan dan penguatan skuad Garuda ke depan.
Jika benar Pascal Struijk bersedia dinaturalisasi dan membela Timnas Indonesia, berikut ini empat keunggulan utama yang bisa ia bawa untuk meningkatkan kualitas tim nasional.
1. Kualitas Eropa dengan Jam Terbang Tinggi
Pascal Struijk bukan pemain sembarangan. Sejak debutnya bersama Leeds United pada 2019, ia terus menjadi bagian penting dalam skuat utama, baik ketika tim bermain di Premier League maupun kini di Championship.
Musim 2024/2025 ini, sebelum cedera menghampiri, Struijk tampil solid dalam 35 pertandingan dan bahkan mencetak 5 gol—prestasi yang impresif untuk seorang bek tengah.
Baca Juga: Mirip Status Maarten Paes, Pemain Keturunan Rp6,08 Miliar Ini Eligible Jadi Kiper Pelapis 3 Timnas
Pengalaman bermain di level kompetitif Eropa tentu menjadi nilai lebih, mengingat Timnas Indonesia masih kekurangan pemain belakang dengan pengalaman semacam ini.
2. Bek Modern Serba Bisa
Salah satu keunggulan utama Struijk adalah fleksibilitasnya di lapangan. Berdasarkan data Transfermarkt, ia tidak hanya mampu bermain sebagai bek tengah, tapi juga bisa diandalkan sebagai bek kiri hingga gelandang bertahan.
Dengan fleksibilitas ini, pelatih Timnas Indonesia bisa memanfaatkan kehadirannya dalam berbagai skema dan formasi, apalagi saat menghadapi lawan-lawan tangguh di turnamen besar.
Kemampuan adaptasi Struijk tentu menjadi aset yang tak ternilai di tengah keterbatasan stok pemain bertahan berkualitas dalam negeri.
3. Dominasi Udara dan Fisik Kuat
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
Terkini
-
Marc Klok Ungkap Manfaat Sekembalinya Bela Timnas Indonesia
-
Ups... Pelatih Timnas Korea Selatan U-23 Lirik Cahya Surpriadi
-
Persija Jakarta Hadapi Bali United di JIS, Mauricio Souza Tegaskan Siap Bertanding Kondisi Apapun
-
Jejak Karier Estella Loupatty, Pemain Timnas Putri Indonesia yang Hijrah ke Italia
-
Zinedine Zidane Dikabarkan Siap Kembali Melatih, Prancis Jadi Tujuan Utama
-
Kata-kata Duo Pemain Timnas Indonesia usai Latihan Perdana di Persib Bandung
-
Semen Padang FC Targetkan Tiga Poin Penuh Saat Hadapi PSBS Biak di Liga 1
-
Jalan Tengah Mees Hilgers, Keuntungan Pindah dan FC Twente Tidak Rugi
-
Serius Nih? Rapor Patrick Kluivert dan Gerald Vanenburg di Laga Beruntun Seburuk Ini
-
Isyarat Pengamat Belanda, Mees Hilgers Gagal Bertahan di Eropa?