Suara.com - Harapan besar sempat disematkan kepada para pemain diaspora Indonesia sebagai pilar masa depan sepak bola Tanah Air. Keberadaan mereka di skuad Garuda memberikan angin segar, terlebih karena banyak dari mereka ditempa di sistem sepak bola Eropa yang lebih maju.
Saat ini, Timnas Indonesia di bawah komando pelatih Patrick Kluivert dihuni oleh 19 pemain keturunan. Kehadiran mereka memberikan warna baru dalam permainan timnas, terutama karena beberapa telah mencicipi atmosfer kompetisi elite di Eropa sebelum akhirnya berlabuh ke klub-klub Asia seperti di Jepang, Malaysia, dan Australia.
Namun, seiring berjalannya waktu, fenomena mengkhawatirkan mulai muncul. Beberapa pemain diaspora yang awalnya digadang-gadang sebagai tulang punggung tim nasional kini justru mulai kehilangan tempat di klubnya masing-masing. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah sinar para pemain diaspora mulai meredup di Asia?
Jordi Amat: Dari Kapten JDT ke Bangku Cadangan
Salah satu nama yang mencolok dalam fenomena ini adalah Jordi Amat. Bek naturalisasi ini sebelumnya tampil impresif bersama Johor Darul Ta’zim (JDT) di Liga Malaysia.
Dalam kurun tiga musim, ia sukses mempersembahkan enam trofi bagi klub berjuluk Southern Tigers tersebut, bahkan menjabat sebagai kapten tim.
Namun, performa gemilang itu tampaknya mulai meredup. Musim ini, Jordi hanya mencatatkan 15 penampilan dari 24 laga JDT.
Penurunan jam terbang ini makin terasa ketika dalam laga internasional kontra Australia dan Bahrain pada Maret lalu, Jordi tidak dimainkan dan hanya duduk di bangku cadangan.
Meski demikian, Jordi mengaku tetap bangga bisa membela JDT. “Tidak dapat dimungkiri saya sangat bangga mengenakan kostum JDT,” ujar Jordi.
Baca Juga: Ranking FIFA Timnas Malaysia Terbaru, Erick Thohir Kangen Diadu dengan Timnas Indonesia
Sandy Walsh dan Nasib Serupa di Jepang
Nama lain yang mengalami nasib tak jauh berbeda adalah Sandy Walsh. Bek kanan yang memperkuat Yokohama F. Marinos ini sempat menjadi andalan sejak kedatangannya pada Februari 2025. Namun, perlahan posisinya mulai tergeser.
Pada laga krusial melawan Al Nassr di ajang ACL Elite, Sandy bahkan hanya menjadi penonton dari pinggir lapangan.
Hingga kini, ia baru mencatatkan lima penampilan di J1 League, dengan hanya tiga kali tampil sebagai starter.
Rafael Struick: Nyaris Tak Terpakai di Brisbane Roar
Kondisi paling ekstrem dialami Rafael Struick. Penyerang muda ini nyaris tidak mendapat kesempatan bermain bersama Brisbane Roar di Australia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
Terkini
-
Legenda Fernando Redondo: Pangeran Bernabeu yang Menolak Potong Rambut
-
Pemain Keturunan Batak Janji Mati-matian Lawan Brasil, Fokus Kontrol Pertandingan
-
Kebobolan 2 Gol dalam 15 Menit, Hansi Flick Ogah Ubah Gaya Main Barcelona
-
Perang Papan Tengah BRI Super League Bali United vs Bhayangkara, Siapa Raih Poin Penuh?
-
Kurang Cepat, Timnas Indonesia Kecolongan Satu Calon Pelatih Top dari Klub Italia
-
Erick Thohir Ogah Mundur Sebagai Ketum PSSI, PSTI: Amanah Disalahgunakan
-
Sedih, Shayne Pattynama Menghilang
-
Tak Lagi Buru Bintang Mahal, Ini Strategi Baru Transfer Manchester United
-
Ajaib! Elkan Baggott Malah Bersinar saat Timnas Indonesia Lagi Terpuruk
-
Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?