Nyatanya, prediksi itu meleset jauh. Musim ini diwarnai pasang surut bagi kedua tim, dengan Barcelona sempat unggul enam poin di awal musim setelah membantai Madrid di Santiago Bernabéu, namun kemudian terpuruk dengan hanya satu kemenangan dalam tujuh laga.
Giliran Madrid mengambil alih, sempat memimpin dengan tujuh poin di bulan Januari. Tapi mereka juga terpeleset, hanya sekali menang dalam lima laga antara Februari dan awal Maret.
Momentum kembali ke tangan Barça, yang sejak April tampil luar biasa dengan 13 kemenangan dari 15 laga terakhir, dan kini unggul empat poin.
Apa yang Dipertaruhkan Barcelona di Laga Ini?
Bisa dibilang musim ini telah melampaui ekspektasi awal bagi Blaugrana. Meraih Supercopa de España, Copa del Rey, dan mencapai semifinal Liga Champions merupakan pencapaian luar biasa bagi skuad muda asuhan Hansi Flick.
Lamine Yamal tumbuh menjadi bintang dunia sebelum usia 18 tahun, Raphinha tampil tajam, dan Lewandowski yang hampir berusia 37 justru mencatatkan musim terbaiknya bersama klub.
Ditambah dengan Pedri yang akhirnya tampil konsisten dan bebas cedera, sistem permainan Flick yang intens dan menyerang telah membentuk tim yang menakutkan.
Namun, kekalahan dramatis dari Inter Milan di Liga Champions masih menyisakan luka. Maka, kemenangan di El Clásico ini menjadi obat yang sempurna—baik untuk mempertegas dominasi atas Madrid maupun untuk mendekap gelar juara.
Jika kalah, seluruh progres luar biasa musim ini bisa saja tertutupi oleh rasa pahit kehilangan segalanya di penghujung musim.
Baca Juga: Barcelona Cadangkan Lewandowski Lawan Inter, Meremehkan?
Laga Final untuk Real Madrid
Bagi Madrid, laga ini adalah titik akhir. Kalah berarti musim tanpa trofi. Setelah tersingkir dari Liga Champions di perempat final, tekanan di kubu Los Blancos sangat besar.
Terlebih, dengan Carlo Ancelotti yang tampaknya akan pergi di akhir musim untuk melatih Brasil, masa depan klub dalam transisi besar.
Kemenangan bisa mengubah segalanya—mendongkrak moral, membuka peluang juara, dan memberi alasan untuk tidak merombak skuad secara besar-besaran.
Kegagalan, sebaliknya, mungkin memicu revolusi di bursa transfer musim panas. Nama-nama seperti Trent Alexander-Arnold sudah dikaitkan, tetapi arah belanja klub bisa ditentukan oleh hasil di laga ini dan akhir musim.
El Clásico selalu memikat, tapi kali ini taruhannya lebih besar dari sekadar gengsi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Prediksi Susunan Pemain PSIM Yogyakarta vs PSBS Biak di BRI Super League, Senin 29 Desember 2025
-
Ekspansi Berlanjut, Persib Store Kini Hadir di Garut
-
Prediksi Susunan Pemain Persija Jakarta vs Bhayangkara FC, Senin 29 Desember 2025
-
Piala Dunia Tak Lagi Sama di Mata Ole Romeny usai Timnas Indonesia Gagal Lolos
-
Rating Gila Bek Termahal Indonesia Sepanjang 2025: Bedah Rahasia Ketangguhan Jay Idzes
-
Ole Romeny Trauma dengar Kata Piala Dunia
-
Kembali ke GBK, Van Basty Souza Siap Jadi Motor Persija Hantam Bhayangkara FC
-
Saga Mees Hilgers Vs FC Twente Bisa Berakhir di Bursa Transfer Januari 2026
-
Prediksi Bali United vs Dewa United di BRI Super League, Senin 29 Desember 2025
-
PSSI Kehilangan Sosok Penting Jelang Pergantian Tahun? Ajax Sepakat Rekrut Jordi Cruyff