Timnas Indonesia Blunder Acuhkan Cyrus Margono? Kiper Keturunan Selamatkan Tim dari Degradasi

Suara.com - Penjaga gawang keturunan Indonesia, Cyrus Margono, kembali mencuri perhatian publik sepak bola lewat performa gemilangnya di kompetisi Liga Super Kosovo bersama KF Dukagjini.

Meski belum mendapat panggilan dari pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, kiprah Cyrus di Eropa menunjukkan kualitasnya sebagai kiper tangguh yang layak dipertimbangkan.

Pada pekan ke-18 Liga Super Kosovo, Cyrus kembali dipercaya tampil sebagai starter. Ia bermain penuh 90 menit dan mencatatkan empat penyelamatan krusial, meski sempat kebobolan melalui titik penalti.

Berkat kontribusinya, KF Dukagjini sukses meraih kemenangan 3-1 atas Ferizaj, hasil yang sangat berarti dalam upaya mereka menghindari degradasi.

Dengan tambahan tiga poin tersebut, klub yang dibela Cyrus kini menempati posisi keenam klasemen sementara.

Tim juga berhasil mempertahankan rekor tak terkalahkan dalam tujuh pertandingan terakhir, memperlihatkan stabilitas permainan yang tak lepas dari peran penting sang penjaga gawang.

Konsistensi Cyrus di bawah mistar gawang menjadikannya sosok tak tergantikan di skuad Dukagjini.

Musim ini menjadi pembuktian bahwa ia memiliki mentalitas kuat dan mampu menghadapi tekanan kompetisi Eropa, meski sempat lama tak memiliki klub usai kontraknya dengan Panathinaikos B berakhir pada Juli 2024.

Masih Belum Masuk Radar Timnas Indonesia

Baca Juga: Dipanggil Patrick Kluivert! Ini Pesan Menyentuh Legenda Timnas untuk Yance dan Yakob Sayuri

Meski tampil impresif secara reguler, nama Cyrus Margono belum juga masuk daftar pemanggilan Timnas Indonesia untuk pemusatan latihan atau laga-laga penting, seperti Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Padahal, kebutuhan akan kiper berpengalaman dan bertalenta di tim nasional masih cukup tinggi.

Sikap profesional tetap ditunjukkan Cyrus. Ia terus fokus menunjukkan kemampuan terbaiknya bersama Dukagjini, tanpa terdistraksi oleh absennya panggilan dari Timnas Garuda.

Komitmen ini menjadi inspirasi bagi para pemain diaspora lain yang ingin meniti karier di Eropa.

Tim Dukagjini sendiri dijadwalkan memainkan laga terakhir musim ini pada Sabtu, 24 Mei 2025.

Meski posisi klasemen sudah aman dari degradasi, tim tetap menargetkan kemenangan, dan besar kemungkinan Cyrus kembali dipercaya sebagai starter karena performa apiknya sepanjang musim.

Pertemuan Misterius dengan Pelatih Kiper Timnas Indonesia

Menariknya, nama Cyrus sempat menjadi sorotan di Tanah Air usai pelatih kiper Timnas Indonesia, Sjoerd Woudenberg, mengunggah foto bersama dirinya di Instagram pada 23 April 2025.

Momen tersebut dianggap sebagai sinyal bahwa Cyrus masuk radar pantauan untuk laga kontra China dan Jepang.

Namun, tak lama setelah foto itu diunggah, Woudenberg justru menghapusnya, memicu berbagai spekulasi di kalangan penggemar sepak bola nasional.

Apalagi, ini bukan kali pertama sang pelatih melakukan hal serupa. Ia juga pernah menghapus unggahan bersama Emil Audero, kiper keturunan Indonesia yang kini bermain di Serie B bersama Palermo.

Menanggapi isu yang berkembang, Sjoerd memberikan klarifikasi. Ia membantah bahwa penghapusan foto disebabkan oleh teguran dari federasi atau tekanan pihak tertentu.

Ia mengaku melakukannya untuk menghindari kesan pilih kasih terhadap pemain tertentu.

"Setiap penjaga gawang itu penting. Itu sebabnya saya menghapus kedua foto tersebut," tulis Sjoerd melalui akun Instagram-nya.

"Saya ingin memastikan bahwa proses pemantauan berlangsung adil untuk semua kiper potensial Timnas Indonesia."

Kiprah Cyrus Margono di Kosovo tak hanya menjadi angin segar bagi klubnya, tetapi juga membuka mata banyak pihak bahwa Indonesia memiliki potensi besar dari pemain diaspora.

Dengan usianya yang masih muda dan pengalaman di Eropa, Cyrus bisa menjadi tambahan kekuatan yang berharga untuk skuad Garuda.

Jika terus menunjukkan konsistensi, kesempatan Cyrus membela Timnas Indonesia di masa depan sangat terbuka lebar.

Untuk saat ini, pencapaiannya membawa KF Dukagjini selamat dari degradasi sudah menjadi pencapaian tersendiri yang layak diapresiasi.

Kontributor : Imadudin Robani Adam