Suara.com - Cerita Simon Tahamata, legenda Ajax Amsterdam pendukung gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) yang kini jadi Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia.
Belum lama ini, PSSI mengumumkan Simon Tahamata sebagai Kepala Pemandu Bakat (Head of Scouting) Timnas Indonesia.
Tugas ini diberikan kepada pria berusia 68 tahun itu untuk menjaring talenta-talenta di dalam dan luar negeri guna membantu pengembangan pemain nasional.
“Kami sangat antusias menyambut Simon Tahamata dalam keluarga besar PSSI,” kata Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir.
“Pengalaman dan keahliannya dalam pengembangan pemain muda akan menjadi aset berharga dalam perjalanan kami menuju panggung dunia,” lanjut Erick Thohir.
Penunjukkan ini tentunya tak lepas dari pengalaman Simon Tahamata. Selepas gantung sepatu, ia sempat menjadi pelatih berbagai tim akademi di klub-klub top Eropa dan Asia.
Tercatat, pria keturunan Maluku ini pernah menjadi pelatih akademi Standard Liege dan Germinal Beerschot di Belgia.
Selain itu, Simon Tahamata juga pernah menjadi pelatih tim akademi Ajax Amsterdam di Belanda serta menjadi pelatih akademi tim top Arab Saudi, Al Ahli.
Terlepas dari sepak terjangnya yang mentereng itu, penunjukkan ini membuat masa lalu Simon Tahamata dikuliti oleh banyak pihak.
Baca Juga: Pemain Muda Indonsia Ingin Dilirik Simon Tahamata? Siapkan Tulang Kering Anda
Salah satunya adalah statusnya sebagai pendukung gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) yang notabene gerakan separatis di Indonesia.
Dari Pendukung RMS dan Jabat Status Penting di Timnas Indonesia
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, Simon Tahamata merupakan pria keturunan Maluku. Hanya saja dirinya lahir dan tumbuh di Belanda.
Simon Tahamata lahir di Kamp Vught, Belanda, dari keluarga Maluku, di mana ayahnya adalah prajurit KNIL atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda.
Simon Tahamata lahir dan tumbuh di Belanda bersama 11 saudaranya di kamp dan di sebuah desa pinggiran di Belanda yang bernama Tiel.
Karena paham akan asal-usulnya sebagai keturunan Maluku, Simon Tahamata memberi simpatinya untuk gerakan komunitas Maluku di Belanda saat dirinya masih remaja.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Kapan Pengumuman John Herdman Resmi Pelatih Timnas Indonesia?
-
Bertolak ke Padang dengan Dua Misi, Persija Jakarta Bawa Ambisi Kemenangan dan Empati untuk Sumatra
-
Dekatkan Merchandise Resmi ke Bonek dan Bonita, Persebaya Ambil Langkah Tak Biasa
-
Mantan Pelatih Vidal Resmi Ditunjuk Jadi Nakhoda Anyar Persijap Jepara
-
Prediksi Everton vs Arsenal: Ujian Natal The Gunners, Mikel Arteta Wajib Fokus
-
John Herdman Calon Pelatih Timnas Indonesia Punya Pengalaman Redam Ego Bintang Rp1,1 Triliun
-
Runtuhkan Dominasi Thailand, Timnas Futsal Indonesia Juara SEA Games 2025!
-
6 Tahun Perkuat Manchester United, Bruno Fernandes Ungkap Alasan Dirinya Bertahan
-
Prediksi Tottenham vs Liverpool: Spurs Dihantui Rekor Buruk, The Reds Datang dengan Pede
-
Harry Kane Puji Kualitas Wonderkid 17 Tahun Bayern Munich