Suara.com - Keputusan kiper Timnas Indonesia, Emil Audero Mulyadi, untuk bergabung dengan klub promosi Serie A, US Cremonese, adalah sebuah langkah karier yang penuh tantangan.
Namun, tantangan terbesar mungkin tidak datang dari lawan, melainkan dari tuntutan sang pelatih kepala, Davide Nicola.
Jika Emil Audero ingin merebut posisi kiper nomor satu, ia tidak hanya harus menunjukkan kualitasnya, tetapi juga harus mampu "berbicara" dalam bahasa sepak bola sang arsitek.
Davide Nicola bukanlah pelatih biasa, ia dianggap seorang figur legendaris di Italia, seorang motivator ulung yang dijuluki "Spesialis Keajaiban" karena kemampuannya menyelamatkan tim-tim kecil dari jurang degradasi.
Memahami filosofinya adalah kunci untuk memprediksi nasib Emil di bawah mistar gawang Grigiorossi.
Raja Lolos dari Degradasi
Di Italia, Davide Nicola memiliki reputasi yang sangat spesifik.
Ia bukanlah pelatih yang dipekerjakan untuk memenangkan Scudetto, melainkan untuk melakukan hal yang mustahil.
Ia adalah seorang master of salvezza (keselamatan dari degradasi).
Baca Juga: Resmi Gabung US Cremonese, Berapa Gaji Emil Audero?
Keajaiban Crotone (2017): Ini adalah kisah yang membuatnya menjadi legenda.
Ia mengambil alih Crotone yang sudah divonis pasti terdegradasi.
Dengan meraih 20 poin dari 9 laga terakhir, ia secara ajaib menyelamatkan klub tersebut di pekan pamungkas.
Misi Mustahil Salernitana (2022): Ia kembali melakukan hal serupa dengan Salernitana.
Mengambil alih tim yang terbenam di dasar klasemen, ia memimpin mereka meraih 18 poin dari 15 laga untuk bertahan di Serie A, sebuah pencapaian yang dianggap sebagai salah satu keajaiban terbesar dalam sejarah liga.
Fakta Menarik Sang Pelatih
Nazar Sepeda 2017
Setelah berhasil menyelamatkan Crotone, Nicola memenuhi nazarnya yang luar biasa, ia bersepeda dari Crotone di ujung selatan Italia hingga ke kota kelahirannya, Turin, di utara, menempuh jarak lebih dari 1.300 km.
Seorang Motivator Ulung
Kekuatan terbesarnya bukanlah taktik yang rumit, melainkan kemampuannya untuk menyuntikkan kepercayaan diri dan membakar semangat para pemainnya.
Ia adalah seorang psikolog sekaligus pelatih.
Karier sebagai Bek
Sebelum menjadi pelatih, Nicola adalah seorang bek yang malang melintang di berbagai klub Italia.
Latar belakangnya sebagai pemain bertahan inilah yang membentuk filosofi kepelatihannya yang mengutamakan soliditas lini belakang.
Filosofi Taktik Davide Nicola
Jangan berharap melihat permainan indah ala 'tiki-taka' dari tim asuhan Davide Nicola. Filosofinya sangat jelas dan efektif.
Menurut ulasan, La Gazzetta dello Sport dan Sky Sport Italia, ciri khas taktik Nicola adalah, formasi Dasar 3-5-2 atau 3-4-2-1.
Ia hampir selalu menggunakan formasi dengan tiga bek tengah.
Ini memberikan soliditas dan kepadatan di area pertahanan.
Timnya bermain berdasarkan kekuatan yang ada dan kelemahan lawan. Fokus utamanya adalah organisasi pertahanan yang kokoh, meminimalisir risiko, dan tidak kebobolan.
Setelah berhasil merebut bola, timnya tidak akan berlama-lama. Bola akan secepat mungkin dialirkan secara vertikal ke depan, mengandalkan kekuatan fisik dan kecepatan para strikernya.
Davide Nicola menuntut para pemainnya untuk "mati-matian" di lapangan, memenangkan setiap duel, dan menunjukkan semangat juang yang luar biasa selama 90 menit.
Peluang Emil Audero: Cocokkah dengan Sistem Nicola?
Sekilas, sistem bertahan Nicola terdengar seperti surga bagi seorang kiper. Namun, ada tuntutan spesifik yang akan menentukan posisi Emil Audero.
Tim asuhan Nicola seringkali berada di bawah tekanan. Ini berarti kipernya akan menghadapi banyak tembakan.
Kemampuan shot-stopping dan refleks Emil yang teruji di level tertinggi (bersama Sampdoria dan Inter) adalah modal krusial. Ini adalah keuntungan besar baginya.
Dengan tiga bek di depannya, kiper harus aktif berkomunikasi dan menjadi komandan di area penalti, terutama dalam mengantisipasi umpan silang.
Pengalaman Emil di Serie A memberinya keunggulan dalam aspek ini.
Sistem serangan balik cepat Nicola sangat membutuhkan kiper yang bisa memulai transisi.
Kemampuan Emil untuk melempar bola dengan akurat dan cepat ke sisi sayap, atau melepaskan tendangan jauh yang presisi ke arah striker, adalah atribut kiper modern yang sangat cocok dengan skema Nicola.
Kemampuannya yang didapat dari akademi Juventus ini akan menjadi nilai plus yang signifikan.
Emil Audero sebagai kiper modern yang tenang, jago dalam menghentikan tembakan, dan memiliki kemampuan distribusi yang baik sangat sesuai dengan kebutuhan sistem Davide Nicola.
Ia memiliki semua atribut untuk tidak hanya bersaing, tetapi juga merebut posisi nomor satu di Cremonese.
Berita Terkait
-
Resmi Gabung US Cremonese, Berapa Gaji Emil Audero?
-
Jaga Emosi! Timnas Indonesia U-23 vs Vietnam Bakal Pakai VAR
-
Profil US Cremonese, Klub Baru Emil Audero Mulyadi yang Main di Serie A Italia 2025/2026
-
IShowSpeed Ramal Timnas Indonesia Juara Piala Dunia 2030
-
Semifinal Piala AFF U-23: 3 Pahlawan Skuat Garuda saat Mengempaskan Thailand, Siapa Saja?
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Rekor Penjualan Tiket! Bobotoh Banjiri GBLA Nantikan Debut Thom Haye dan Eliano Reijnders
-
Eliano Reijnders Siap Debut Lawan Persebaya, Starter atau Cadangan?
-
Persib vs Persebaya: Bojan Hodak Ungkap Kendala Maung Bandung
-
Persib Full Team! Luciano Guaycochea Janji Gasak Persebaya di GBLA
-
4-4-2 Klasik Kembali ke Anfield? Slot Punya Opsi Duet Alexander Isak-Hugo Ekitike
-
Derby Manchester Akhir Pekan Ini: Donnarumma Jadi Senjata Rahasia Guardiola
-
Resmi! Thiago Alcantara Pulang ke Barcelona, Kini Jadi Asisten Hansi Flick
-
Duduk Perkara Skandal Chelsea, Terancam Sanksi Berat: Nama Hazard hingga Etoo Terseret
-
Buka Suara Thom Haye Lebih Pilih Persib Bandung, Bos Persija: Katanya ke Eropa
-
Kylian Mbappe Tak Ingin Anaknya Jadi Pesepak Bola