Suara.com - Kabar Kepindahan bek tangguh Timnas Indonesia, Justin Hubner, ke klub Eredivisie, Fortuna Sittard, adalah sebuah langkah maju yang signifikan.
amun, tantangan terbesar bagi Hubner mungkin bukan datang dari lawan di lapangan, melainkan dari tuntutan sang arsitek di pinggir lapangan, Danny Buijs.
Menurut laporan media Belanda Streekomroep Mijnstreek Vandaag, Hubner telah diikat dengan kontrak dua tahun.
Ini berarti, untuk berkembang, ia harus mampu menaklukkan hati dan skema taktik dari seorang pelatih yang dikenal sangat berbeda dari stereotip pelatih Belanda pada umumnya.
Buijs bukanlah penganut 'Total Football' yang indah, ia adalah seorang pragmatis sejati yang menuntut darah, keringat, dan air mata.
Profil Danny Buijs
Untuk memahami filosofi kepelatihan Danny Buijs, kita harus melihat kembali kariernya sebagai pemain.
Ia adalah seorang gelandang bertahan yang dikenal dengan julukan "pitbull"—seorang pejuang tanpa kompromi yang tidak pernah takut berduel.
Mentalitas inilah yang ia bawa ke dalam ruang ganti sebagai pelatih.
Baca Juga: Kronologis Jay Idzes Gagal ke Seria A Liga Italia, Mandek di Serie B
Karier kepelatihannya meroket saat ia menukangi FC Groningen. Menurut ulasan mendalam dari media olahraga terkemuka Belanda seperti Voetbal International, Buijs berhasil menstabilkan Groningen dan bahkan membawa mereka konsisten bersaing di papan tengah dengan sumber daya yang terbatas.
Ia dikenal sebagai pembangun tim dengan karakter yang kuat.
Tim asuhan Danny Buijs dibangun di atas fondasi yang berbeda.
Prioritas utamanya adalah soliditas lini belakang. Ia sering menerapkan formasi dasar 4-4-2 atau 4-2-3-1 yang sangat kompak, dengan jarak antar pemain yang rapat.
Tujuannya adalah membuat timnya sulit ditembus.
Buijs menuntut para pemainnya untuk menjadi "pejuang". Ia sangat menghargai kerja keras, duel-duel fisik, dan intensitas tinggi selama 90 menit.
Pemain yang malas atau lembek tidak akan memiliki tempat di timnya.
Fakta Menarik Danny Buijs
Legenda Lokal Groningen: Sebelum menjadi pelatih, Buijs juga pernah menjadi pemain andalan FC Groningen, menjadikannya figur yang sangat dihormati di sana.
Temperamen di Pinggir Lapangan: Ia dikenal sebagai pelatih yang sangat ekspresif dan bersemangat di pinggir lapangan, seringkali terlihat berteriak memberikan instruksi dan membakar semangat para pemainnya.
Pembentuk Karakter: Banyak pemain muda yang berkembang di bawahnya memuji Buijs bukan hanya sebagai pelatih taktik, tetapi juga sebagai pembentuk karakter yang mengajarkan mereka tentang arti kerja keras dan mentalitas pemenang.
Peluang Justin Hubner: Cocok atau Bentrok dengan Sistem Buijs?
Apakah gaya Hubner akan cocok dengan sistem Buijs? Jawabannya adalah pedang bermata dua.
Buijs menyukai bek yang agresif dan berani berduel.
Gaya permainan Hubner yang tanpa kompromi akan sangat dihargai. Di bawah Buijs, agresivitas mentah Hubner bisa ditempa menjadi kekuatan yang lebih terarah dan disiplin.
Sebagai bek berkaki kiri alami, Hubner adalah profil yang sempurna untuk mengisi posisi bek tengah sisi kiri dalam formasi empat bek.
Ini akan memberikan keseimbangan alami pada lini pertahanan Fortuna.
Namun, Justin Hubner adalah produk akademi modern (Wolverhampton Wanderers) yang terbiasa membangun serangan dari belakang (ball-playing defender).
Sistem Buijs yang lebih direct mungkin tidak akan terlalu sering memanfaatkan kemampuan passing Hubner. Ia akan lebih dinilai dari kemampuan defensif murninya.
Gaya Buijs tidak memberikan banyak ruang untuk kesalahan posisi.
Agresivitas Hubner yang terkadang membuatnya keluar dari posisinya harus bisa dikendalikan.
Satu kesalahan bisa berakibat fatal dan membuatnya kehilangan kepercayaan dari sang pelatih.
Berita Terkait
-
Kronologis Jay Idzes Gagal ke Seria A Liga Italia, Mandek di Serie B
-
Gabung Fortuna Sittard, Justin Hubner Putus dengan Jennifer Coppen?
-
Dikontrak 2 Tahun Fortuna Sittard, Berapa Gaji Justin Hubner?
-
Jadwal Indonesia vs Vietnam U-23: Link Live Streaming Final Piala AFF U-23 2025 Malam Ini di GBK
-
Head to Head Indonesia vs Vietnam di Final AFF U-23 2025, Siapa yang Lebih Layak Juara di GBK?
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Kevin Diks cs Kena Amuk Pelatih: Kecewa! Gagal!
-
Bergantian Datang ke Jakarta, 3 Pelatih Kelas Dunia Tak Dilirik PSSI untuk Timnas Indonesia
-
Tips Buat Suporter Pilih Sepatu Saat Nonton di Stadion Indonesia, Tetap Casual Namun Nyaman
-
Tak Jadi Dirtek PSSI, Henk ten Cate Kini Pelatih Timnas Suriname Target Lolos Piala Dunia 2026
-
Maarten Paes Disebut STY di Isu Panas Ruang Ganti Timnas Indonesia, Ada Apa?
-
Tahan AC Milan, Media Italia Sanjung Jay Idzes Bak Pahlawan
-
Kebetulan atau Isyarat? Pelatih Dunia Datang Saat Timnas Indonesia Tanpa Nahkoda
-
Nasib Enzo Maresca di Ujung Tanduk Gegara Ucapan Kontoversial Usai Chelsea Menang
-
Yance Sayuri vs Marc Klok, Siapa Gajinya Lebih Besar?
-
Sinyal Perpisahan Mohamed Salah? Pertemuan Rahasia di London Bikin Liverpool Siaga