Suara.com - Simon Tahamata, legenda sepak bola Belanda keturunan Maluku yang kini menjabat sebagai kepala scouting PSSI, mengungkapkan pandangannya tentang pentingnya kompetisi sepak bola dalam membentuk pemain bintang.
Dengan pengalaman melatih di akademi Ajax dan kini mengawal talenta Indonesia, Tahamata menegaskan bahwa kompetisi adalah nyawa perkembangan sepak bola.
Menurut Tahamata, kompetisi adalah ladang subur bagi pemain muda untuk berkembang.
"Di sinilah mereka mengasah keterampilan, menguji mental, dan belajar dari kemenangan maupun kekalahan," katanya seperti dikutip dari NU.NL
Kompetisi seperti Liga 1 atau turnamen junior memberikan panggung bagi talenta muda untuk menunjukkan kemampuan, sekaligus membangun ketangguhan menghadapi tekanan.
Pengalamannya sebagai pelatih muda di Ajax memperlihatkan bagaimana lingkungan kompetitif melahirkan bintang seperti Johan Cruyff.
Kompetisi, menurut Tahamata, adalah katalis yang mendorong pemain untuk terus berinovasi.
"Saat bertanding, pemain didorong untuk melampaui batas mereka," ujarnya.
Lingkungan kompetitif ini menciptakan standar performa yang lebih tinggi, baik secara individu maupun tim.
Baca Juga: 6 Untung-Rugi PSSI All-in untuk Timnas Indonesia Abaikan Kompetisi
Di Indonesia, kehadiran pemain naturalisasi seperti Thom Haye dan Jay Idzes di Timnas menunjukkan bagaimana persaingan meningkatkan kualitas permainan, mendorong talenta lokal untuk terus berkembang.
Sebagai kepala scouting PSSI, Tahamata melihat kompetisi sebagai jembatan menuju karier profesional.
Turnamen seperti Piala AFF U-19 atau Liga 1 menjadi ajang para scout menemukan permata tersembunyi.
"Kompetisi membuka peluang untuk dilihat klub besar," katanya.
Contohnya, pemain seperti Ragnar Oratmangoen, yang kini bermain di FC Dender, menunjukkan bagaimana performa di level kompetitif dapat membuka pintu ke Eropa.
Selain kompetisi yang kompetitif, Tahamata menekankan peran krusial akademi sepak bola.
Berita Terkait
-
6 Untung-Rugi PSSI All-in untuk Timnas Indonesia Abaikan Kompetisi
-
Jay Idzes Cs Main di Surabaya, Bagaimana Nasib Persebaya? Ini Penjelasan Resminya
-
Misteri Ragnar Oratmangoen: 5 Fakta Karier Wak Haji di Tengah Rumor Hilang dari FC Dender
-
Prediksi Formasi Timnas Indonesia Jika Panggil Mauro Ziljstra
-
Alasan Keputusan PSSI Fokus Timnas Bukan Liga Bisa Jadi Bom Waktu
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Erick Thohir Jadi Menpora Disambut Penurunan Ranking FIFA Timnas Indonesia
-
Terungkap! Ada Peran Timnas Indonesia di Balik Aksi Heroik 9 Penyelamatan Emil Audero
-
Pelatih Baru FC Twente Ungkap Tak Ada Kemajuan Soal Situasi Mees Hilgers
-
Cole Palmer Kritik Rekan Setim Usai Chelsea Kalah dari Bayern Munich
-
4 Pemain Timnas Indonesia yang Ucapkan Selamat kepada Erick Thohir Usai Jadi Menpora
-
Jose Mourinho Resmi Latih Benfica, Ada Klausul Aneh
-
Bek Real Madrid Raul Asencio Terjerat Kasus Dugaan Penyebaran Video Asusila
-
Pelatih Irak Terapkan Filosofi Baru, Bikin Timnas Indonesia Wajib Waspada
-
Puja-puji Manis Hansi Flick untuk Marcus Rashford
-
Emil Audero Realistis: Timnas Indonesia Bukan Favorit, Tapi Lolos Piala Dunia Jadi Momen Bersejarah